6. Penjahil Kelas Kakap

Start from the beginning
                                    

Butuh jeda lama untuk kami saling membuka suara lagi. Aku memecahkan kesunyian--meski di sekitar penuh keramaian--di antara kami dengan berujar, "Jadi ini ya yang dinamakan 'mengencani dua wanita' itu." aku menatap sinis ke arahnya, Karma terkekeh pelan.

"Heh~ jadi [Name]-chan menganggap ini kencan?" Akabane Karma sialan! kenapa dia selalu bisa membalikkan keadaan? Tak mau ambil pusing dan menghindari perdebatan, aku mengalihkan pandangan--menatap ke sekeliling untuk yang kesekian kalinya. Saat itu juga mataku menangkap gadis bersurai blonde terurai sedang melambai-lambaikan tangannya sambil berlari.

"Halo hadirin sekalian, sudah menunggu lama? Wahh Akabane! Kamu benar-benar berhasil membawa anak ini ya!" Senyum sumringahnya terkembang begitu sempurna kala datang menghampiri kami. Setelah mengatakan itu, ia tertawa pelan sendiri sambil menepuk pundakku. "Yo.. yo, bukankah Akabane sangat baik hati bersuka rela memberikan kita gratisan super langka ini, [Name]-chan? Lihat ekspresi bersemangatmu itu. Muka menekuk, bibir mengerucut, dan tatapan itu! Ya ampun, kamu benar-benar bersemangat." Gadis itu--Nakamura Rio--teman sekelas kami yang memiliki predikat English Girl benar-benar membuang tenaganya untuk mengucapkan sapaan super panjang tersebut secara sia-sia hanya di biarkan lalu oleh kedua lawan bicaranya, Aku dan si Karma.

"Ayo masuk. Err.. kalau tidak salah filmnya akan mulai. Lihat, ini akan jadi hiburan yang menarik!"

><><><

Kebetulan, hari ini sedang ada promosi di tempat bioskop yang kami datangi hari ini yaitu satu tiket mendapat voucher penukaran 1 popcorn/softdrink. Karma menyerahkan voucher tersebut padaku, dan memberi titah menukarkan voucher itu di kasir consession. Sedangkan ia asyik mengobrol dengan Rio-chan, aku langsung mendatangi tempat penukaran yang tidak jauh dari tempat kami berdiri.

"2 popcorn, 1 softdrink." ucapku tatkala pegawai menawari. Setelah selesai menyiapkan pesanan tersebut, aku memberikan kertas yang tadi diberikan Karma padaku ke sang pegawai. Ia menerima dan aku mengambil barang tersebut. Saat hendak berbalik, suara pegawai tersebut menghentikan langkahku.

"Maaf, ini struk pembelian tiket bukan vouchernya." Apa? Aku tersenyum miris lalu meletakkan barang yang ada di tanganku kemudian membungkukkan badan. Dengan cepat kuhampiri Karma dan Rio yang sedang asik sendiri.

"Ini struknya, Aho. Vouchernya yang mana?" Mereka berdua berpandangan sesaat, kemudian tertawa lepas dan ber-high five.

"hah? oh ini." Karma mengeluarkan kertas-kertas kecil tersebut dari dompetnya, dengan tawa yang belum berhenti. Setelah urusan voucher selesai, aku menghampiri mereka lagi dengan kedua tangan penuh bawaan.

"Sorry, yang tadi sengaja [Name]-chan."

.
.
.

Apa yang biasa dijumpai orang saat menonton film horror di bioskop? Teriakan, itu wajar. Orang normal cenderung akan berteriak saat sampai pada scene yang menakutkan, atau mengagetkan.

Melihat aktor yang diidolakan bermain di film tersebut? rasanya mendengar teriakan penonton wanita yang ber-mark Fangirl juga tampaknya wajar.

Kedua hal itu sebenarnya sama-sama mengganggu kenyamanan dan agaknya, memang menyebalkan. Tapi situasi yang terjadi kini lebih menyebalkan dari gangguan-gangguan "normal" di atas. Makhluk mana yang akan tertawa terpingkal-pingkal dan mengagumi dengan cara memuji berlebih para 'Hantu' saat menonton film horor? Tentu saja makhluk yang sebangsa dengan mereka. Akabane Karma bersama partner-in-crimenya, Nakamura Rio melakukan hal tersebut saat ini.

Berpindah scene, mereka berdua tampak hening kembali menyimak dengan malas layar lebar itu. Karma yang duduk di antara aku dan Rio ketika ku perhatikan sedang mengetuk jari-jarinya pada lengan kursi. Sedangkan Rio, dia tengah menopang dagunya dengan tangan kanan dan aku, hanya duduk diam sambil berpangku tangan.

Eunoia [Karma x Reader]Where stories live. Discover now