Denting Sakura Mekar

31 6 0
                                    

Aroma sakura yang mekar mulai tercium dari kejauhan. Warnanya semakin merona saat aku mendekatinya. Aku tak sedang berada di luar, namun aku terus berada di second heaven-ku.

Aku mengamati semua bunga-bunga yang berada di belakang Floridafleur dengan cermat. Takut kalau nanti jumlahnya ada yang berkurang. Sakura, dan Ran. Di sini jumlahnya sama. Namun setelah ku perhatikan, jumlahnya tak sama seperti biasanya.
Aku berbalik ke belakang sambil bersiap-siap membawa penyiram bunga untuk 'memandikan' orang yang telah mengambil salah satu bunga sakuran dan ran (anggrek)-ku.

Tangan itu semakin cepat mengmbil lagi setetlah aku berbalik badan. Gesitnya bisa kurasakan di jarak 50 cm ini. Aku lebih terkaget lagi saat membuka mata. Orang ini. Laki-laki yang memakai masker hitam di wajahnya. Tampilan orang ini benar-benar tak sesuai dengan apa yang dia curi. Tak seimbang. Dia lebih pantas untuk mencuri di sebuah bank, rumah, atau perusahaan seperti yang ada di dalam sinetron.

"Ayolah, buka masker-mu. Ini benar-benar tidak lucu sama sekali..", memang baru beberapa menit, tai aku sudah lelah dengan permainan seperti ini. Penat rasanya.

Namun orang ini tampaknya tetap tak mau membuka masker wajahnya yang keliahatannya sempit untuk wajahnya ini. Aku menahan napas. Lalu menghelanya lagi seperti biasa.

"Aku sudah tahu kalau itu kamu. RAN ABRIANO LIANSYAH!!!", Aku seenaknya melepas masker dari wajah orang yang belum kukenal dekat. Itu lebih baik ketimbang harus membiarkannya membohongi diri sendiri.

"Yaahh.. Upaya penyamaranku ternyata gagal. Kamu terlalu awas untukku...", Ran membalas dengan dengan wajah yang kusut. Dia kalah dan akulah yang menang di permainan kali ini.

"Hahaha, sekarang waktunya aku memberi hukuman padamu!", tanganku sudah gatal ingin 'memandikan'-nya sedari tadi.

Dia menghindar, dan aku mengejarnya dengan gesit. Aku terus menyiramnya hingga basah kuyup. Dia juga membalaskan dendamnya padaku dengan membuat setiap helai rambutku basah terlebih dahulu. Lalu dia menyirami badanku. Kami berlarian saling mengejar dan membalas dendam satu sama lain.

Setelah lelah kami berkejar-kejaran. Kami membaringkan badan kami ke rumput. Tiduran beralaskan rumput. Dan saling bercerita tentang langit, alam dan bunga. Kami bagai tak sadar bahwa dunia adalah tempat yang luas. Menurut kami, dunia itu begitu sempit. Saat kami bertemu, itulah dunia bagi kami.

             -----------------------------

Aku menyalakan mesin motorku dengan perlahan-lahan. Menenangkan diriku yang sedari tadi simpang-siur. Ini adalah pertama kalinya aku bangun kesiangan. Biasanya aku selalu bisa tepat waktu.

Motorku melaju dengan kecepatan sedang. Aku tak bisa melaju dengan cepat karena terjebak macet. Aku hanya bisa memandangi jam tangan yang melingkar di tanganku. Sambil memasang gaya layaknya diburu ribuan orang wartawan.

Kesimpulannya sangat jelas. Hari ini aku sampai di second heaven jam 11 pagi karena harus menunggu arus lalu lintas yang mampet.

Namun aku melihat seseorang menuju ke belakang second heaven-ku. Pasti orang itu lagi. Penjaga toko buku harusnya tak boleh iseng begitu.

Hufftt.. Kali ini kubiarkan dia yang menang. 1:1. Aku harus mengakui kalau kami berdua SERI. Untuk sementara waktu...

Hai pembaca! :D. Bagaimana tentang kelajutan cerita ini?. Mohon maaf jika ceritanya masih belum jelas juga. Mohon kritik dan sarannya ya! :)
Terima kasih bagi yang sudah baca cerita ini.. :D
Jangan lupa vote dan vomment-nya, ya, supaya author semakin semangat! XD

THANK YOU! (:

Next Part: Anggrek Putih di Halaman

Ran Dan Sakura [SLOW UPDATE]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن