"Baca buku ini, besok kau harus siap di meeting room tepat jam 9 pagi." Ucap Sasuke sambil meletakkan buku yang dia baca di kursi sebelahnya. Sasuke kemudian berdiri dan pergi meninggalkan Sakura begitu saja. sakura yang sudah terlanjur terbang, seketika jatuh dan merasa kesal akan dirinya sendiri. 'Ternyata Sasuke-kun menungguku karena ingin memberikan buku panduan ini... Shannaro!' ucap Sakura pada dirinya sendiri. dia pun mengambil buku yang diletakkan tadi. Sakura hanya diam menatap cover buku tersebut. Seolah besok akan terjadi hal yang tidak menyenangkan ketika meeting. Namun, Sakura membuang mimpi buruknya jauh-jauh dan langsung bergegas menuju kamarnya dan beristirahat.

.

.

.

Flashback

'Ayah, siapa dia? Siapa wanita itu?! jawab!!" teriak Sasuke yang sedang memergoki ayahnya dengan wanita lain. Namun, tidak ada jawaban apapun dari mulut pahlawan yang selalu dia impikan.

'JAWAB AYAH!!!' Teriak Sasuke yang kini dibalas dengan pukulan keras di pipinya. Dengan tatapan mata membunuh, Tuan Fugaku hanya diam melihat anaknya yang butuh penjelasan. 'Ayah....hiks. kau jahat...' ucap Sasuke yang menahan sakit akibat pukulan ayahnya. Namun, untuk kesekian kalinya, sang ayah tidak menjawab sepatah kata pun.

Flashback End

-MEETING ROOM-

Jam 9 pagi, Sakura sudah berdiri menunggu Sasuke untuk masuk bersama ke ruang .meeting. Terlihat beberapa CEO sudah memasuki ruangan. Sakura melihat kearah jam tangannya, 09:10. Namun, Sasuke belum juga tiba. Sakura mulai gelisah dan memutuskan untuk menyusul bosnya langsung.

Akan tetapi, langkahnya terhenti ketika melihat Sasuke sedang berjalan dengan gagahnya menuju ke ruang meeting. Jas berwarna hitam legam dan kemeja putih, serta dasi panjang hitam, menambah kesan kepemimpinannya. Melihat itu, Sakura berusaha menutupi pipinya yang mulai merona merah seperti tomat. "Selamat pagi, Tuan Sasuke! Silahkan masuk terlebih dahulu." Ucap Sakura ceria. Namun, Sasuke hanya diam dan tidak mengacuhkannya, Sasuke berjalan terus memasuki ruang pertemuan seolah-olah dia hanya datang sendirian tanpa Sakura. 'Sasuke-kun...' ucap Sakura lirih.

.

.

.

Hingga rapat selesai, Sasuke tidak menunjukkan sikap bersahabat kepada siapa pun. Sakura hanya diam mengikuti kemana Sasuke pergi. Perasaan Sakura dilanda kebingungan. Ingin sekali dia bertanya tentang keadaan Sasuke, namun dia tidak bisa memulainya. Dan hanya memilih untuk ikut diam.

Di lain hal, Sasuke yang masih terbayang ingatan masa lalunya semalam, hanya diam dan diam menahan emosinya yang sedang bergejolak. Walau, di lubuk hatinya dia tidak ingin membuat Sakura merasa tidak nyaman saat berada di dekatnya. Sasuke menghela napas dan masih bermain dengan pikirannya sendiri. teringat wajah ibunya, Nyonya Mikoto yang polos bagaikan bidadari itu. entah bagaimana ayahnya bisa mengkhianati wanita sebaik ibunya. Dan inilah hal yang membuat Sasuke takut untuk menikah. Kehancuran rumah tangga dan segala konflik di dalamnya. Membuatnya menghindari apa itu pernikahan. 'Baka!' gumam Sasuke sinis.

.

.

.

Tiba-tiba mobil yang ditumpangi Sasuke dan Sakura mogok di tengah jalan, Sasuke dengan wajah datarnya tidak mengacuhkan itu dan keluar dari mobilnya menuju sebuah pohon kelapa yang berada di pinggir jalan. Sakura yang melihat hal itu, ikut turun dan menghampiri bosnya. Sasuke menatap pohon kelapa itu tanpa ekspresi. Sakura pun hanya dapat diam seribu bahasa ketika melihat sikap Sasuke yang aneh hari ini.

"Sakura... Apakah kau pernah merasakan patah hati?" tanya Sasuke dengan masih menatap pohon kelapa. "I-iya... Memangnya ada apa?" balas Sakura kembali bertanya. "Jadi, kau mengerti keadaanku saat ini, kan?" tanya Sasuke kembali. Sakura hanya diam karena bingung dengan jawaban yang harus dia jawab.

Mengetahui bahwa Sakura tidak menjawab pertanyaannya, Sasuke hanya tersenyum sinis dan mulai memejamkan matanya. Beberapa detik kemudian, air matanya perlahan jatuh mengalir di pipinya. Pertahanan dirinya perlahan runtuh. Dan entah mengapa, itu terjadi di depan seorang gadis.

"Tuan, apa yang terjadi dengan Anda?" tanya Sakura cemas. Namun Sasuke hanya diam dan masih memejamkan matanya. Tangannya terkepal kuat menahan semua emosinya. Namun, tiba-tiba...

Hug. Sasuke memeluk Sakura dengan masih menangis. Sakura yang sedaritadi hanya diam, terkejut melihat reaksi dari pria ini. Sakura kemudian membalas pelukan Sasuke dan mulai membelai rambut raven tersebut. Bagai seorang ibu yang sedang menenangkan anaknya. sasuke merasakan kenyamanan menjalar di dirinya. Kenyamanan yang dia belum pernah dapat setelah tragedi tiga belas tahun yang lalu. Perasaan yang entah apa namanya, yang selama ini tidak dapat dia rasakan. Kini berhasil dia temui, dalam sosok seorang gadis bunga musim semi itu. 'Terima kasih, Sakura...' gumam Sasuke lirih.

v5o


We Found Our True LoveΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα