🦋Bag-4

73 13 0
                                    

Justin dan Jaden menoleh ke arah Haxel yang dari tadi cuma rebahan doang. Padahal tadi dia sendiri yang nyuruh mereka ke rumahnya buat mabar.

"Kenapa sih Xel? Kek ayam tulang lunak lo." Justin menoleh ke arah Haxel.

"Kangen Wilonaaaaaa~" Rengeknya kaya bocil.

Jaden dan Justin menghela nafas beratnya, kenapa sih Haxel harus sebucin ini sama Wilona? Pacar juga bukan. Lagian Wilona gak masuk kampus baru 3 hari karena sakit.

"Kenapa gak lo jengukin dia sih? Biar kangen lo ilang." Saran Jaden.

Haxel memperlihatkan chattingannya bersama Wilona.

Haxel
Gue ke rumah lo ya?
Kali aja kalo dijenguk sama gue langsung sembuh

Wilona
Jangan!

Haxel
Kenapa?

Wilona
Ntar aku tambah sakit.

Justin sama Jaden nahan ketawa, takut si Haxel tantrum soalnya.

"Setau gue, kamus cewek tuh suka sebaliknya." Jaden berargumen, "Kaya si Gisa, dia bilang gak mau. Eh padahal aslinya dia mau. Dia bilang gak papa, eh aslinya dia marah."

"Jadi?"

"Bisa aja si Wilo bilang gitu, sebenernya dia pengen lo jengukin." Justin menimpali.

Haxel mengangguk sambil tersenyum, "berarti jangan = boleh?"

"Yups."

"Okedeh, gue kesana sekarang." Haxel mengambil kunci mobilnya, "Gue ke rumah Wilona dulu ya. Terserah kalian mau tidur di sini atau pulang. Bye!"

"Hati-hati, mama tirinya galak Xel."

"Iya tau!" Balas Haxel sebelum keluar dari kamar.

🦋🦋🦋

"Kamu tuh bisa kerja gak sih Wilona?!" Tamara bener-bener emosi karena baju kesayangannya bolong. Tadi Wilona lagi nyetrika dan ditinggal sebentar karena ngangkat telpon dulu. Jadi, ya gak sengaja baju mamanya bolong karena setrika terlalu panas.

"Maaf ma, mama kan tadi nyuruh Wilo ngangkat dulu telpon."

"Alasan terus kamu tuh! Sekarang malah nyalahin mama!" Tamara memukul lengan Wilona menggunakan gagang sapu.

"Ampun ma, sakit." Rasanya percuma Wilona mau nangis kejer juga gak bakal didenger.

Tamara menarik Wilona keluar, ia mendorong Wilona sampe tersungkur di teras depan. "Malam ini kamu tidur di luar!"

"Tapi ma! Di luar dingin, Wilo juga belum sembuh total." Wilona memeluk kaki Tamara.

"Lepasin! Awas kamu!"

Wilona terhempas, ia menangis meminta tolong agar diizinkan masuk ke dalam rumah. Rora sang adik tidak bisa menolong karena dia sudah dikurung di dalam kamar.

Haxel yang melihat pemandangan di depannya itu merasa sesak. Padahal tadi pas sampai, dia mau mencet bel.
Taunya malah ada adegan Wilona lagi dijahatin sama mama tirinya. Mau lari bantuin, gerbangnya dikunci. Sialan!

"Ma, buka pintunya ma!" Wilona menggedor pintu sambil menangis.

"Wilo!"

"Wilona!"

Wilona menoleh mencari sumber suara yang memanggilnya. Mata dia langsung terbelalak pas tau ternyata Haxel yang lagi melambaikan tangannya di dekat gerbang. Dengan segera Wilona menghapus air matanya, ia berlari ke dekat gerbang.

"Ngapain kamu malem-malem ke sini?" Tanya Wilona jutek. Dia malu kalo ketauan udah nangis.

"Nengokin lo lah, kangen juga."

"Mending kamu pulang, aku udah sehat kok." Usir Wilona.

"Wilo bisa bukain gerbangnya dulu gak? Gue mau ngomong."

Wilona menoleh ke belakang, takut ada Tamara atau Winter tiba-tiba datang. Kan bahaya!

Wilona mengambil kunci di sakunya, ia langsung membuka gerbang dengan pelan. "Mau ngomong apa?"

"Di mobil yuk?" Ajak Haxel sambil menuntun Wilona.

Sekarang Haxel dan Wilona sedang berada dalam mobil, di jok kedua.

"Lo mau gue anterin kemana? Ke rumah Elizia atau Gisa?"

Wilona menoleh, "maksudnya?"

"Dari pada tidur di luar Wilo~ atau mau ikut ke rumah gue?"

Wilona terdiam, jangan-jangan Haxel liat pas dia lagi dimarahin mamanya? Malu banget, "Aku mau tidur di teras aja, ntar pagi pasti mereka nyariin kalo aku gak ada."

"WILO NTAR LO MASUK ANGIN! LO JUGA BELUM SEMBUH TOTAL!" Tanpa sadar Haxel menaikan nada suaranya. Bukan marah! Bukan! Haxel hanya khawatir kondisi Wilona yang masih sakit.

"Kenapa ngebentak sih?!" Wilona menunduk. Badannya bergetar karena menangis terisak.

Haxel memegang kedua bahu Wilona, "Sorry gak maksud, gue gak sengaja bentak lo. Sorry ya?"

Wilona menegakan kepalanya, ia mengangguk perlahan.

"Jangan nangis, gue ikutan sedih kalo lo gini." Haxel menghapus air mata yang membasahi pipi Wilona, "lo tidur di mobil gue aja ya? Mau kan? Asal jangan di luar."

"Iya." Pasrah Wilona.

Haxel menarik mantelnya di jok depan, ia menyelimuti tubuh Wilona. "Udah makan?"

"Udah."

"Gak bohong kan?" Haxel memastikan.

"Gak, Haxel." Wilona menatap Haxel, "makasih."

"Buat?"

"Semuanya."

Haxel tersenyum, "Udah, sekarang tidur."

"

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Michyeogane [Wonruto]✓Место, где живут истории. Откройте их для себя