Natsu no Hi (1)

1.2K 141 42
                                    

Semua orang tahu bahwa kepopuleran Uzumaki Naruto semakin melejit pasca Perang Dunia Shinobi keempat. Namanya harum sebagai seorang pahlawan yang menyelamatkan dunia ini dari ambang kehancuran.

Hari-harinya setelah perang diisi dengan mengajar anak-anak di akademi, menjalankan misi, juga kisah cintanya saat ini tengah ramai diperbincangkan. Seluruh warga Konoha kiranya tahu, bahwa setelah Festival Rinne, Naruto tidak lagi sendiri.

.

.

Natsu no Hi

.

.

"Ano, Hiashi-sama, aku ingin mengajak Hinata berkencan!"

Hinata nyaris menjatuhkan gelas yang baru dia isi dengan seduhan teh hojicha. Sangat mengejutkan, Naruto mengatakannya secara langsung di momen untuk pertama kali Hiashi mengundangnya ke rumahnya.

Hiashi memberikan respons yang sama dengan Hinata. Kening pria itu terlihat mengerut dan pipinya sedikit memerah—padahal mereka sedang tidak minum sake.

Teh di tangan Naruto beriak. Ia sesaat memperhatikan pantulan dirinya dalam air kemerahan tersebut. Sial. Tangannya gemetar. Ini bahkan lebih gugup dari saat ia menghadapi medan perang.

"Ji-jika Anda mengizinkan, aku ingin mengajak Hinata melihat bunga sakura." Tukasnya lebih lanjut.

"Naruto-kun...."

Hinata tersentuh mendengarnya. Dia memahami situasi Naruto. Pasti tidak mudah menghadapi ayahnya di momen pertama.

Sang ayah memang bukan seorang yang posesif, tapi dia pasti ingin melihat keseriusan dari laki-laki yang berani mengencani putrinya—sekalipun orang itu adalah pahlawan kebanggaan desa.

"Ahem...." Hiashi menyesap teh dalam cangkirnya. Dia meneguknya sampai habis sebelum menggulingkan pandangan pada Naruto.

Sadar Hiashi tiba-tiba memandangnya, Naruto lekas memasang sikap tegap. Dia membusungkan dada walau itu semua tak mampu menyamarkan kegugupannya.

Di luar dugaan, Hiashi justru tertawa melihat tingkah Naruto.

"Hahaha... kalian mengingatkanku pada masa lalu."

"O-Otosama...."

Hiashi terdengar mengambil napas, mengembuskannya....,

"Saat aku muda, aku juga gugup seperti itu. Pertama kali mengajak ibu Hinata berkencan, aku bahkan tidak berani mengetuk pagar rumahnya. Penjaga lah yang membawaku masuk karena di luar turun salju. Hahaha, kau jauh lebih berani daripada aku Naruto."

"Hiashi-sama...."

"Pengawal mengatakan putriku menjalin hubungan yang dekat denganmu. Apa kau sungguh-sungguh mencintainya?"

Naruto tergemap, Hinata menoleh kepada sang ayah, "Otosama—"

"Meskipun itu kau, Hinata adalah putri yang sangat ku sayangi." Hiashi berkata dengan serius. Setiap penekanan dalam intonasi suaranya membuat Naruto menelan ludah pelan-pelan.

Dia membulatkan tekat, perasannya sangat jujur dan tulus. Betapapun dia telat menyadarinya, Hinata adalah gadis pertama yang benar-benar membuatnya jatuh cinta.

"Aku... aku sangat mencintai putri Anda."

Sepuh merah jambu seketika berlabuh di pipi Hinata, "...?!'

夏の日~ Natsu no Hi~Onde histórias criam vida. Descubra agora