-Part 19-

596 121 24
                                    

Hari demi hari berlalu dan sikap Chaeyoung benar benar berubah. Jika dulu Chaeyoung adalah gadis yang taat aturan, sekarang Chaeyoung menjadi gadis yang sering membuat keributan.

Bisa dibilang kalau Chaeyoung sudah menjadi gadis yang nakal. Dia sudah pintar membolos bahkan dia sudah tidak mengikuti aturan sekolah lagi.

Semua yang Chaeyoung lakukan bukannya tanpa alasan. Chaeyoung melakukan semua itu sebagai tindakan untuk memprotes sang Appa. Selama ini, dia bersikap baik dan terus mengikuti peraturan namun sang Appa tidak pernah menghargainya. Jadi, untuk apa lagi dia mempertahankan semua itu?

Ini hidupnya jadi Chaeyoung berfikir kalau dia berhak untuk menentukan alur hidupnya. Chaeyoung hanya ingin bebas tanpa kekangan dari sikap egois sang Appa.

"Chaeng" Panggilan dari Lisa menghentikan langkah Chaeyoung yang ingin kekantin itu.

"Wae?" Tanya Chaeyoung.

"Ikut aku" Lisa menarik tangan Chaeyoung menuju ketaman belakang kampus.

Kebetulan sekali taman belakang itu sepi gara gara sekarang lagi jam istirahat membuat siswa siswi berada dikantin untuk makan.

"Tadi aku bertemu sama Guru BK" ujar Lisa menatap Chaeyoung dengan serius.

"Terus?" Chaeyoung malah menatap Lisa dengan santai.

"Guru BK ngomong sama aku kalau kamu bikin ulah lagi. Apa lagi yang kamu lakukan kali ini?"

Chaeyoung memutar bola matanya dengan malas "Aku hanya tidur di jam pelajaran Bu Yuri. Apa itu salah?"

Lisa mengusap wajahnya dengan kasar "Kenapa kamu berubah seperti ini Chaeng?"

"Aku hanya ingin bebas Li!"

"Tapi bukan seperti ini caranya!"

"Terus bagaimana caranya!? Kamu tidak akan pernah tahu apa yang aku rasakan karena kamu tidak pernah melalui kisah hidup aku! Disaat Appa sering membanggakan kamu, Jisoo Eonnie sama Jennie Eonnie, ada sosok aku yang sering dihina oleh Appa! Kamu tidak pernah dipanggil bodoh oleh Appa! Tapi aku, aku bahkan dipanggil anak sialan oleh Appa aku sendiri! Kamu tidak akan pernah mengerti Shin Lalisa!" Chaeyoung berteriak dengan mata berkaca kaca.

Mata Lisa ikut berkaca kaca. Dia sadar kalau kembarannya itu rapuh namun dia tidak bisa melakukan apa apa karena dia juga dikekang oleh Dowon.

Andai bisa, Lisa ingin merangkul Chaeyoung; mengubah Chaeyoung yang terpuruk kepada Chaeyoung yang bahagia. Namun, Lisa tidak bisa. Lisa tidak mampu menentang arahan sang Appa.

"Chaeng-ah" lirih Lisa.

Chaeyoung membasahi bibir bawahnya "Lisa-ya, aku hanya ingin bahagia. Dan aku yakin hanya ini caranya untuk aku bahagia"

Langkah kaki Chaeyoung mula berganjak pergi dari sana meninggalkan Lisa yang sudah meneteskan air matanya.




Brakkk

Dengan terburu buru Chaeyoung menutup pintu toilet bahkan dia ikut menguncinya agar tidak ada siapa siapa yang bisa masuk.

Hoekkk hoekkk

Cairan bening yang sedari tadi ditahan akhirnya dimuntahkan oleh Chaeyoung.

"Arghhh!" Chaeyoung menggigit bibir bawahnya bagi menahan teriakannya. Kepalanya benar benar sakit seakan ingin meledak.

"Hiks hiks" Tidak mampu menahannya lagi, Chaeyoung akhirnya terisak.

Semua ini benar benar menyiksanya.

*
*

Disisi lain, terlihatlah sosok Dowon yang berada didalam ruangan kerjanya bersama sosok sang Kakak yang datang untuk menemuinya.

"Ada apa Nuna kesini?" Tanya Dowon.

"Hanya ingin bertemu sama kamu" sahut Seojin santai.

"Ngomong ngomong, berapa umur Jennie? Nuna lupa" lanjut Seojin.

"20 tahun si. Kenapa memangnya?" Bingung Dowon.

Seojin malah tersenyum "Umur yang pas!"

"Maksud Nuna?"

"Apa kamu kenal Tuan Kim?"

Dowon mengangguk "Tuan Kim itu teman Daddy bukan?"

"Kamu benar! Nah, Tuan Kim ini punya cucu cowok. Namanya Vion"

"Terus?"

"Bagaimana kalau kamu jodohkan saja Jennie sama Vion? Mereka kelihatan cocok. Umur Vion 21 tahun si tapi sudah pas kok sama umur Jennie"

Dowon terdiam. Dia kelihatan berfikir.

"Mereka cocok loh. Lagian, perjodohan ini bisa bikin Daddy senang gara gara cucunya bakalan menikah sama cucu sahabatnya. Hubungan kita sama keluarga Kim juga bakalan semakin erat" bujuk Seojin.

"Aku harus ngomong sama Hwaeyon duluan" putus Dowon.

"Kenapa juga kamu harus ngomong sama Hwaeyon duluan? Ingat, kamu itu kepala keluarga! Kamu yang berhak menentukan hidup keluarga kamu! Kamu jangan menjadi pecundang ya! Itu hanya akan memalukan keluarga kita!" Kompor Seojin.

Inilah kehidupan sebenar yang dijalani oleh Dowon. Dowon begitu mencintai Hwaeyon namun gara gara hasutan sang Kakak, dia menjadi sosok yang egois dan keras kepala. Semua keputusan yang dia lakukan kepada keluarganya itu adalah arahan dari Seojin.

Jadi, jika kalian berfikir kalau Dowon adalah iblis, kalian salah! Itu karena iblis yang sesungguhnya adalah Seojin, wanita yang ingin menghancurkan kebahagiaan adiknya sendiri.

*
*

Setelah jam sekolah berakhir, Chaeyoung kembali mendatangi rumah sakit untuk bertemu Dokter Irene yang tiba tiba saja menghubunginya dan memintanya untuk datang.

"Jadi, ada apa Dok?" Tanya Chaeyoung memecahkan keheningan.

Irene menatap Chaeyoung dengan sendu "Kita harus melakukan operasi"

"Nde!? Operasi apa Dok?" Kaget Chaeyoung.

Irene mengambil berkas yang ada diatas meja kerjanya lantas dia memberikannya kepada Chaeyoung "Setelah saya meneliti hasil test kamu, saya menyadari kalau kamu juga mengalami tumor"

Nafas Chaeyoung seakan tercekat. Fakta apa lagi kali ini? Apa belum cukup dia menderita dengan penyakit radang otak? Kenapa sekarang dia malah mengalami tumor otak juga?

"Tumor kamu masih kecil, jadi kemungkinan untuk kamu sembuh itu masih ada sebanyak 70%" lanjut Irene.

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar. Dia tidak punya uang yang banyak untuk melakukan operasi. Uang dari hasil lomba nyanyian itu juga pasti tidak akan cukup. Jika dia meminta uang dari sang Appa, sudah pasti dia akan menerima amukan. Dan jika dia meminta uang dari anggota keluarga yang lain, mereka semua pasti curiga.

"Aku akan melakukan operasi setelah aku mempersiapkan diri aku. Untuk sekarang, aku belum siap" putus Chaeyoung pada akhirnya.

Irene mengangguk faham. Dia cukup bangga ketika melihat gadis berusia 17 tahun yang kelihatan kuat itu. Awalnya Irene ingin sekali mengabari anggota keluarga Chaeyoung namun gara gara Chaeyoung yang terus memohon bahkan bersimpuh didepannya, dia akhirnya berjanji untuk merahsiakannya dari yang lain.








Makin parah ya😱 maafkan aku mbak Chaeyoung 😭

Cerita ini bikin kalian emosi jadi setelah tibanya puasa, aku memutuskan untuk update malam saja.

Menurut kalian, jam berapa yang cocok? Pas tarawih? 🤔

Tekan
   👇

Senja ✅जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें