New Weird: Gorengan

8 0 0
                                    

Penduduk kota terobsesi dengan gorengan yang dijual di warung sudut komplek kami. Gorengan di sana sangat populer, katanya orang-orang bakal jadi lebih bahagia setelah memakannya. Aku tidak terlalu yakin dengan itu, maksudku semua orang jadi bertingkah tidak jelas setelah makan gorengan.

Tetanggaku Kyle memotong kakinya dan menggantinya dengan sapu yang dilapisi kotak susu, sehari setelah makan gorengan. Bibi Fenrir meloling seperti serigala dan terbang dengan sayap elastis yang entah sejak kapan tumbuh di punggungnya, seingatku itu seminggu setelah makan gorengannya.

"Bisakah Anda berhenti melolong dan pulang saja? Tolonglah, aku ada kuis besok." Aku menutup jendela dan memasang headphone. Bibi Fenrir sudah terbang memutari antena rumah kami selama seminggu ini. Siapapun keparat pemilik warung gorengan itu benar-benar gila. Seluruh kota jadi tidak waras.

Temanku Gary sudah berminggu-minggu menjadi aspal, aku tidak bercanda, setelah makan gorengan Gary mencelupkan dirinya ke dalam adonan aspal yang digulung truk molen. Setiap kali aku lewat di jalanan tempat tubuh Gary diaspal dia akan menyapaku dan kadang-kadang membelokkan sepedaku dengan iseng.

Belum selesai dengan kelakuan Bibi Fenrir, Dewa Anak Muda seakan mengujiku. Dia tiba-tiba menurunkan wahyu di layar komputerku yang isinya menyuruh jiwa malas ini menyambut kedatangan adikku. Aku tidak paham maksudnya, tetapi saat aku membuka pintu semuanya makin jelas. Dewa aneh ini benar-benar suka sekali melihatku berkata kasar.

"Dari mana kau?"

"Makan gorengan, meow," katanya sambil menggigiti tanaman dengan taringnya yang sebesar kudanil.

Aku mengamati sekilas dan menyadari sudah ada yang hilang dari tubuhnya. "Mana tangan kirimu?"

"Rrrr...tunggu sebemtar lagi." Dia menunjukkan tangan kirinya yang berdarah-darah, sedikit demi sedikit darahnya mulai berhenti mentes dan mendadak tumbuh sulur dari tangannya, sulur itu turut mencabut kaki dan tangannya yang lain, lalu menggantinya dengan batang hijau. Bagus, sekarang adikku jadi manusia setengah pohon dengan wajah kucing kudanil. Sial, aku tidak tahan untuk mengabadikan ini ke dalam foto dan memajangnya di ruang tamu.

"Ingat, kau harus segera pergi sekarang."

Aku mengacungkan jari tengah ke atas langit sebagai respon kekesalanku pada Dewa Anak Muda, entah sampai kapan aku harus menulis kitabnya. Dan aku tidak mau tahu siapa yang bakal membacanya karena ini dalam bentuk pdf, orang-orang jaman sekarang lebih suka masuk sesi edukasi di metaverse daripada membaca kitab pdf.

Aku segera pergi ke ujung komplek, melewati Gary yang jadi aspal.

"Halo pecundang, mau ke mana kau? Sudah tertarik dengan gorengan?"

Aku tak memedulikannya dan langsung masuk saja ke warung gorengan yang berada tepat di depan aspal Gary. Entah mengapa hari ini sangat sepi tak ada pengunjung, bahkan kota rasanya jadi lebih sepi.

Sebenarnya ke mana semua orang? Apa aku satu-satunya manusia yang tersisa?

"Kau datang rupanya. Sudag tertarik dengan gorengan?"

Suara itu, suara yang sangat kukenali. Suara Dewa Anak Muda sialan.

===

Note: ini tuh cerita hasil duel sama anak-anak NPC wkwkwk. Ini lagi percobaan genre new weird dengan tema gorengan

Kir, Kir, KirМесто, где живут истории. Откройте их для себя