See You Again 2

32 9 0
                                    

13 tahun yang lalu

Nufa harus melewati jalan ini lagi. Di jalan luas dengan selokan besar di tengah jalan itu. Tempatnya cukup asri dengan pepohonan rimbun di setiap sisi jalan. Namun, di hari ke tujuh menginjak bangku SMP sekaligus tinggal disana, dia harus melewati rumah seorang nenek yang memelihara anjing hitam yang galak.

Keringat dingin selalu membanjiri punggungnya sambil memeluk tas. "Siang , Nek..." sapa Nufa mencoba ramah.

Si Nenek dengan wajah lembutnya selalu berkata, "Hehehe... tidak apa-apa Olaf hanya terlalu sayang padaku. Oh ya, sampaikan pada Mama Nufa, terima kasih kue bika ambonnya."

Nufa mengangguk walau tersenyum kecut lalu berjalan jinjit dan lari.

..........

Tiap rutinitas Nufa selalu dilewati seperti tantangan maut. Sayang sekali, hanya jalan ini satu-satunya yang lebih cepat ke rumahnya. Jujur saja, Nufa takut anjing

Hingga setahun kemudian di sore hari, rumah Nenek Fika dipenuhi oleh ambulance dan mobil polisi. Juga para orang sekitar yang berada rumahnya. Mereka tampak takut, sedih dan penasaran.

Jenazah Nenek sudah ditutupi kain putih saat dibawa masuk ke ambulance.  Nufa dan kedua orang tuanya juga ikut sedih. Ayah Nufa mengusap punggungnya lalu menyuruh Nufa dan Ibunya pulang. "Ayah, mau ikut bantu ke rumah sakit, Nenek Fika sudah tinggal sendiri tidak ada kerabat."

Nufa mengangguk sendu dan pandangannya tak lepas dari Olaf, si anjing hitam yang terus memegangi ranjang dorong jenazah Nenek.

........

Nufa yang takut anjing perlahan justru mendekati Olaf. Selalu memberikan makanan jajanannya untuk anjing itu. Tak ada gonggongan mengerikan lagi. Anjing itu hanya diam merenung. Menunggu di pagar rumah Nenek Fika.

Beberapa hari berlalu Nufa mencoba mengelusnya. Olaf tidak marah, dia hanya memejamkan mata. Lalu seperti biasa Nufa akan pergi.

"GUK... GUK...."

Ketika Nufa menoleh ke belakang. Olaf sudah duduk manis sambil menggoyangkan ekornya dan mata yang berbinar.

"Olaafff, hahaha... sini." Nufa tertawa makin kencang saat Olaf menerjangnya dan menjilat wajah.

Olaf menjadi anjing Nufa dan keluarganya. Membantu menjaga rumah, menemani Nufa bermain dan belajar. Sampai tiba-tiba muncul lalu menyalak saat ada pria-pria yang menggoda Nufa di jalan.

Bahkan para cowok muda yang mengantri beli es krim di belakang Nufa saja mendapat semprotan dari Olaf. "Maaf... maaf. Olaf jangan begitu."
Nufa tersenyum sungkan pada dua cowok itu dan kembali menarik talinya.

Tiap pergi dan pulang sekolah Olaf juga selalu menunggu di seberang sekolah Nufa. Tak jarang Nufa memarahinya kalau mengikuti diam-diam. Biasanya Olaf akan sembunyi di balik pos ronda atau pohon. Lalu mengikuti Nufa lagi saat merasa aman.

Enam bulan bersama terasa bahagia hingga kedukaan kembali melanda saat saat Olaf ditabrak mobil besar. Orang-orang ramai mengerubungi. Nufa menangis kencang setelah melihat kerumunan itu.

.
.
.
.
.
.____________

Di sebuah taman yang indah dengan rumah kecil asri, Olaf menggeliat di pangkuan Nenek Fika. Di sisi mereka ada seorang pria klimis dengan gaya flamboyan.

"Oh... sayang kau sepertinya sudah mencintainya begitu dalam melebihi diriku, "ucap Nenek Fika dengan sayang. Dia mengelus leher Olaf yang menggonggong sekali.

"Hei, sudah selesai belum? Ini hadiah yang tidak datang dua kali di sini. Cepaatttt... sebelum kesabaranku habis." Si pria cerewet dengan jambul yang ikut bergoyang saat dia kesal. Namun, dia tetap baik. Lugos kan pengawal akhirat.

Sinar putih kembali muncul menerangi taman itu.

.
.
.
.
.
.

Mata elang itu membuka mata perlahan. Posisi tidurnya meringkuk sambil menjilat tangannya. Saat matanya terbuka penuh, dia merasakan sensasi berbeda pada tubuh... manusia.

Dia bangkit dan melihat tangan kekar dengan urat menonjol lalu kaki panjang ditumbuhi bulu-bulu halus. Setelah itu menepuk wajahnya sendiri.
Lalu berjalan perlahan ke cermin.

Matanya membulat dan shock. "Guk...ehhh...hikss... ehhh... a... ku.."

"Ini nyataaaaa!"

............

12 tahun kemudian...

Seorang wanita duduk di kursi ruangannya. Dia memakai scrub putihnya dan memakai name tag drh. Nufa Alistra.

Seorang Asisten dokter masuk sambil membawa seekor anjing Pug yang mendengus dengan luka perban di kakinya.

"Hei, kamu lagi. Pasti kamu nakal lagi ya? Berantem terus sama tetangga, "kata Nufa yang sudah akrab dengan hewan dan pekerjaannya.

"Habis dari grooming di petsalon baru. Katanya di sana juga ada klinik hewannya. Dokternya ganteng bangetttt. Terus ..." kata-kata asisten itu berhenti saat Nufa memelototinya.

Mulai deh keluar tanduknya. Batin si asisten. Dan pemilik hewan hanya tersenyum mungkin habis melihat Dokternya juga.

______________

See You AgainΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα