"Hm, serah."

"Btw, gue mau nanya ke lu?" Ujar Aji menggantung ucapannya.

"Nanya apa?"

"Ngga penting juga sih..."

"Iya, apa? Bilang aja kali ngga perlu sungkan," ujar Noval saat melihat raut wajah gelisah Aji.

"Lu percaya ngga yang namanya ikatan Bernas?" Tanya Aji masih dengan wajah gelisah.

"Percaya." Jawab Noval dengan yakin.

"Kalo misal ikatan itu ngga kita dapetin dari orang terdekat gimana?"

"Ji, dengerin gue. Ikatan Bernas itu tidak semuanya bisa didapatkan dari orang terdekat ataupun orang terkasih, justru tanpa kita sadari rasa kepercayaan akan seseorang yang kita anggap mustahil itulah yang sebenarnya tulus. Sebab apa? Sebab sang pemilik kemurahan hati itu hanya Tuhan Sang Kuasa, dan hanya dia yang bisa membolak-balikkan hati hamba-Nya lalu memberikan rasa kepercayaan yang tulus melewati orang yang tak pernah hamba-Nya kira." tutur Noval sedemikian rupa.

"Apa hal itu juga bisa gue dapetin?"

"Of course. Itu pasti lu dapetin, gue jamin banget. Karena gue percaya Tuhan selalu memberi hadiah terindah setelah air mata yang jatuh dari diri hamba-Nya." ujar Noval sekali lagi dengan keyakinan yang penuh.

"Thanks."

"Hm. Dah yuk kita ke bawah, gue laper anjir." seru Noval lalu menarik kemeja Aji keluar dari bilik kamar tidurnya.

"Iya biasa aja anjir,"

"Ya, maaf njir."

Di lantai satu...

"Bunda..." teriak Noval dari arah lain.

"Berisik amat lu, cil." ketus Nisfya yang saat ini menemani sang Bunda menjahit pakaian dan menyulam sambil menonton televisi.

"Dih, nyaut aja. Gue manggilnya Bunda bukan lu kali," ketus Noval tak mau kalah.

"Udah-udah, berantem mulu kerjaannya. Nisfya bantuin bunda masukin benang ini ke lubang jarum."

"I-iya, Bunda."

"Sekarang Noval perlu apa manggil Bunda?" tanya Bunda pada Noval.

"Bunda masak apa? Noval laper nih, sekalian mau ajak Aji makan juga. Tadi Noval ngga jajan karna uang saku ketinggalan, hehe."

"Ya Tuhan. Bunda lupa sayang, astaga pasti si ganteng ini belum makan ya? Ya udah Bunda masakin yang enak dan cepat saji. Kalian berdua di sini aja."

"Bunda ngga perlu repot-repot, biar Aji pesan GrabFood aja." ujar Aji menarik lembut lengan Bundanya Noval.

"Ngga repot sama sekali nak. Lagian hujan juga, kalo nunggu pesanan ntar lama. Bunda masaknya cepet, tapi dijamin makyus, kalian duduk manis di sini aja oke?"

"Tapi—"

"Udah, santai aja kali, toh cuma makanan. Bunda emang suka masak jadi ngga perlu sungkan." ucap Nisfya tiba-tiba menyahut.

Aji dan Semestanya Où les histoires vivent. Découvrez maintenant