😵Mabuk😵 (Diluc)

1.6K 184 14
                                    

Diluc baru saja pulang setelah selesai berpatroli namun langkah nya terpaksa terhenti saat mendengar sayup-sayup tawa seseorang.

Diluc kembali melangkah kan kakinya, melewati ladang anggur nya, seseorang berjubah putih duduk di atas kotak kayu sambil tertawa.

Hawa dingin menyapa kulit putih Diluc membuatnya sedikit bergidik kedinginan, tangan nya menepuk bahu orang itu.

Mata nya terbelak kaget saat orang itu menoleh kearahnya.

"Hic eh...hic..Diluc, senang bertemu dengan hic...mu," seru (Name) diiringi cegukan wajah nya terlihat memerah.

"(Name)!?" Panggil Diluc.

Mata nya melirik botol yang sedang (Name) pegang lalu merebut nya dari genggaman (Name), Diluc menjauh kan botol itu dari hidungnya karena bau wine yang cukup menyengat untuk nya.

"Kau dapat dari mana ini?" seru Diluc sedikit meninggi kan suaranya.

"Hm? Ini...hic...dari Kaeya," seru (Name) tersenyum lebar.

Tangan Diluc segera melempar botol itu sampai pecah, wajah nya terlihat menahan marah.

"Eehh, kok hic....dibuang, aku belum selesai," rengek (Name).

"Ayo (Name) aku antar pulang." Seru Diluc menggenggam tangan (Name) bersiap menggeret nya kembali ke Liyue.

"Aku tak mau hic...lagian aku mana punya rumah, aku hic...masih ingin melihat bintang," seru (Name) menatap kelipan bintang di langit Teyvat.

"Nanti kau masuk angin," bujuk Diluc..

"Aku tak akan langsung mati Diluc," keluh (Name) masih enggan menurut.

Diluc menghela nafas nya ikut menatap bintang sambil memikirkan kata bujukan agar (Name) mau pulang.

"Kalau begitu masuk ke rumah ku, kau bisa melihatnya juga dari sana," seru Diluc lagi menatap (Name).

"Baiklah-baiklah hic....aku menurut." Seru (Name) bangun dari duduknya lalu berjalan sempoyongan mendahului Diluc.

Tubuh (Name) yang hampir oleng di papah Diluc, lagi-lagi Diluc menghela nafas berat lalu mengangkat tubuh dan kaki (Name) menggendong nya seperti tuan putri.

"Ehehehe, maaf menyusahkan mu," seru (Name) tertawa kecil, wajahnya masih merah karena efek alkohol.

Andelinde yang melihat Diluc datang sambil menggendong (Name) segera membuka pintu rumah lebar-lebar mempersilahkan tuannya masuk.

Diluc hendak menurunkan (Name) di atas Sofa, namun (Name) malah mengeratkan pegangannya seolah tak ingin turun.

"(Name), badan ku kotor aku ingin membersihkan nya dulu," seru Diluc menatap heran (Name) yang tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya.

"Hehe sebentar saja hic, posisinya sudah terlalu nyaman." Seru polos (Name) menyenderkan kepalanya di dada Diluc.

Untuk kesekian kalinya Diluc menghembuskan nafas lelah lalu duduk di sofa membiarkan (Name) duduk di atas pangkuannya, (Name) terkekeh pelan seperti anak kecil.

Diluc memang sudah sering melihat (Name) tersenyum itu sudah jadi hal biasa di wajahnya, namun melihat (Name) yang biasanya sangat keras dengan diri sendiri bertingkah seperti ini adalah yang pertama kali Diluc lihat.

Andelinde membawakan segelas air untuk tuan nya lalu membantu Diluc melepas jubahnya, Diluc menyenderkan bahunya yang kaku pada Sofa sambil menatap (Name) yang sedang memainkan rambut merahnya.

Ntah apa yang ada di hanyalan gadis itu sampai tersenyum sangat manis di mata Diluc, membuatnya tak bisa menghentikan (Name) memainkan rambutnya.

"Ehehehe hic, dulu juga aku punya rambut merah seperti ini hic." Seru (Name) tersenyum mengelus lembut rambut Diluc.

Virus SPIN-OFF  ( Genshin Impact X Reader Female )Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt