Situasi Minu saat ini, sangat memprihatinkan.

°°°

Kediaman Jo..

Sesudah memarkirkan sepeda, Jay masuk ke dalam. Begitu membuka pintu, ia melihat Zophy tengah mencuri camilan dari kulkas.

Banyak sekali camilan yang Zophy ambil. Kedua tangannya membentuk lingkaran dan di tengahnya terisi camilan segunung. Zophy juga membawa camilan menggunakan mulutnya, caranya digigit menggunakan gigi.

"Hai, Jay," sapa Zophy tidak panik sedikitpun. Kenapa harus? Ini kan rumahnya juga.

Bukan pertama kali juga Jay memergoki Zophy begini. Sudah sangat sering, apalagi kalau malam hari.

Jay melepas sepatu lalu mendatangi Zophy dan membantunya menutupkan pintu kulkas. "Apa cewek suka sekali ngemil malam hari begini?"

Zophy tidak menjawab, ia balik melontarkan pertanyaan. "Apa cowok suka sekali keluar malam hari begini?"

Beginilah Zophy, tidak mau kalah. Sebisa mungkin melawan jika mampu.

Jay juga tidak masalah. Dia suka Zophy yang begini. Tapi memang terkadang sifat Zophy yang begini susah sekali diatur, membuatnya khawatir.

"Aku mau ke kamar. Jangan lupa kerjakan PR yang dikasih tadi. Kalau ada yang susah tanyakan padaku. Jangan diam saja dan nggak mengerjakan, nanti kau dihukum kayak waktu itu," ujar Jay pergi menuju kamar.

Zophy diam termenung. "Emang ada PR?"

Sekeras mungkin ia mencoba memutar otak mengingat pelajaran tadi siang, hingga peluh membasahi dahinya.

"Oh! Mulai terlihat!" gumam Zophy mulai terlihat ingatan tadi siang. Ia semakin memfokuskan pikiran dan mendapat ingatannya.

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Siang tadi sesudah istirahat dan jam berikutnya dimulai, Zophy duduk di tempat duduknya.

Saat itu, pelajaran Matematika. Dia merasa sangat bosan. Manik matanya mengedar ke sekitar mencari hal yang menarik. Namun, semua terlihat membosankan.

Meja persegi panjang, rak buku persegi panjang, buku persegi panjang, papan tulis persegi panjang, pintu persegi panjang, ah semuanya membosankan.

"Bosan, ya?" tanya Dom menopang dagu melihat ke depan, terlihat dia juga sangat bosan.

"Ho'oh," jawab Zophy menghela napas panjang sekali hingga rambut murid di depan terbang sedikit.

"Eh, tapi...sejak kapan kau duduk di sampingku?"

"Sejak tadi. Tukeran sama dia."

Dom, sejak beberapa menit lalu memperhatikan Zophy. Sesama orang pemalas, dia tentu mengerti apa yang sedang Zophy rasakan.

Karena itu, kedatangan Dom di sini untuk berbagi nikmat sesungguhnya selain 'Langit Biru.'

"Mau kuberitahu cara supaya nggak perlu membuang waktu melihat tulisan alien itu nggak?" tawar Dom menunjuk ke arah papan tulis hijau yang terisi angka-angka kematian.

Menurut Zophy, tawaran Dom itu terdengar sangat menggiurkan. Dia menyetujui tawaran tersebut.

Dom tersenyum jahil. Ia melirik ke sekitar memastikan semua aman. Terutama memastikan guru tidak melihat.

Setelah dirasa semua aman, Dom melancarkan aksinya.

BUK╸

Dengan kekuatan yang telah ditakar, Dom menghantamkan kepalanya ke kepala Zophy hingga perempuan itu jatuh pingsan.

Let's Break The Wind Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt