Bagian 1

14 2 2
                                    

Cast : Kim Doyoung dan Yoon Minjoo
Genre : AU, Thriller dan bloody
Author : Sunflowers95
Jumkat : 1681 Word
 
 
"Bermain atau Mati."
 
 
-===-
 
Yoon Minjoo benar-benar jenuh karena seharian bergelut dengan deadline tugas kuliahnya. Dia memilih untuk berdiam diri di rumah dan istirahat seharian penug karena hari Minggu. Tapi, ponselnya tiba-tiba berdering.
 
Elmira, sahabatnya menelpon memberitahu, kalau ada festival dan pameran di gangnam. Mira berniat mengajaknya pergi tapi Minjoo menolak.
 
["ayolah, ini kan hari Minggu. Ayo kita refreshing! Aku yang traktir semuanya."]
 
Minjoo diam, dia benar-benar bingung sekarang. Rasanya ingin tidur seharian tapi dia butuh refreshing juga, mumpung hari Minggu.
 
"Baiklah, ayo kita pergi!"
 
Minjoo dan Mira sudah sampai di tempat tujuan. Banyak wahana permainan, kukiner dan juga beberapa konser kecil-kecilan.
 
Mira ingin sekali naik wahana permainan tapi tidak dengan Minjoo. Dia benar-benar tidak mood untuk bermain wahana. Sampai akhirnya dia melihat salah satu tempat yang masih sepi. Seperti rumah hantu tapi ada layar besar LED di dekat pintu masuknya dan ada tulisan [Have fun, special girl]
 
"Let's Play Ball?" gumamnya dengan rasa penasaran yang tiba-tiba muncul.
 
Minjoo berjalan menuju ke tempat tersebut dan sedikit jauh dari wahana permainan lainnya. Mira sedang asik naik roller coster.
 
"Selamat datang di game Let's Play Ball." terdengar suara bak robot dari layar tersebut sambil mengubah tampilannya menjadi gambar lapangan.
 
"Apakah anda ingin mencobanya?"
 
Minjoo terkejut mendengarnya. Layar tersebut seolah sedang melihat dan bicara dengannya.
 
"A–aku ingin mencobanya."
 
"Silahkan tekan tombol yang ada di layar. Ikuti sesuai petunjuk."
 
Minjoo mulai menekan layarnya. Awalnya dia ragu, entah kenapa, hawanya terasa aneh. Bahkan tertarik dengan wahana yang satu ini.
 
Tulisan demi tulisan muncul di layar. Minjoo menekan tombol sesuai keinginannya setelah membaca petunjuk permainan.
 
(Sebelum bergabung, anda yakin untuk ikut game ini?)
 
(Yes)
 
(Game ini adalah permainan bola baseball dan anda berperan sebagai pemukul. Petunjuk permainanya adalah,
 
1. Anda harus memukul bola yang di lempar sebanyak tiga kali.
 
2. Jika pukulan pertama anda berhasil. Anda menang dan akan mendapatkan hadiah sebesar seratus juta won dan kenikmatan. Tapi, jika gagal di pukulan pertama, masih ada kesempatan kedua dan ketiga.
 
3. Jika anda gagal memukul bola setelah tiga kali. Anda akan mendapat hukuman dan menerima semua resikonya.
 
(Apakah anda bersedia memenuhi peraturan tersebut dan siap bergabung?)
 
(Yes)
 
(Terima kasih, sekarang anda pilih salah satu initial nama yang ada di daftar lawan. Siapa yang anda sebagai partner bermain dengan anda)
 
 
1. XD
2. KJ
3. YY
4. DY
5. HC
6. MK
7. JM
8. JN
9. ST
 
(Terima Kasih, anda memilih nomor 4. Apakah anda siap untuk memulai?)
 
(Yes)
 
(Selamat datang di game "Bermain atau Mati.")
 
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Minjoo melotot melihat kalimat terakhir di layar tersebut. Perasaannya tiba-tiba tidak enak. Tapi, dia menepis pikiran yang aneh-aneh. Dia melirik sejenak ke rollercoster, Mira berteriak heboh. Senyuman terukir di wajah Minjoo lalu masuk ke dalam ruangan tersebut.
 
Sampai di dalam, dia di sambut oleh seorang bertopeng dengan setelan baju serba hitam.
 
"Selamat datang, Nona. Aku Doyoung yang akan menjadi partner anda dalam game ini." ucapnya.
 
Minjoon terdiam sesaat melihat tatapan mata indah dari balik topeng tersebut. Dia penasaran akan wajah partnernya tapi dari suaranya, terdengar begitu lembut.
 
"Kalau boleh ku tahu, siapa nama Nona?"
 
Minjoo terkesiap. "Uh, a–aku Minjoo."
 
"Baiklah, bisa kita mulai gamenya sekarang?"
 
Minjoo mengangguk. Ruangan berubah menjadi lapangan baseball. Ada beberapa orang yang berjaga dan semuanya pakai topeng.
 
Doyoung siap melempar bola dan Minjoo sudah siap dengan tongkat pemukulnya.
 
One
Two
Three!
 
Tingtong!
"Anda gagal!"
 
Minjoo gagal memukul bolanya.
 
"Nona, kau harus konsentrasi. Kalau tidak, nyawa anda taruhannya." ucap Doyoung.
 
Minjoo terkejut sekaligus merasa heran mendengar kalimat itu.
"Apa maksudmu? Ini hanya permainan!" ketusnya.
 
Doyoung tersenyum dan siap melempar bola lagi.
 
One
Two
Three!
 
Tingtong!
"Anda gagal!"
 
Kedua kali Minjoo gagal memukul bola. Ada rasa kesal di hatinya tapi entah, ada rasa takut menyelimutinya juga.
 
"Ini kesempatan terkahir anda, Nona Minjoo." ucap Doyoung sambil menyeringai.
 
Entah kenapa, seringaian itu terlihat menakutkan. Padahal sebelumnya pria itu terlihat ramah dan manis dengan senyumannya.
 
One
Two
Three!
 
Tingtong!
"Anda gagal!"
 
Minjoo melempar tongkatnya karena kesal.
"Sial! Kenapa tidak satupun bola bisa ku pukul!" umpatnya.
 
"Bisakah aku kembali memulai permainan?" tanya Minjoo pada Doyoung.
 
"Tidak bisa. Kesempatan anda sudah habis. Tiga kali gagal dalam memukul bola dan sekarang, Nona harus menerima hukumannya."
 
Doyoung menarik Minjoo dengan kasar, membawanya kesebuah ruangan. Minjoo memberontak ingin keluar tapi lampunya tiba-tiba padam.
 
"Selamat datang di ruang kematian, Nona Yoon Minjoo." terdengar kembali suara robot.
 
Minjoo membelelakan matanya saat lampu menyala tapi terlihat remang-remang. Di sekelilingnya terlihat 9 orang berdiri memakai topeng dan pakaian serba hitam. Masing-masing dari mereka membawa alat. Seperti samurai, kapak, pukulan kasti, bola berduri, tali serta kain.
 
"A–apa ini? Ke–kenapa kalian mengelilingiku?" Minjoo ketakutan tubuhnya gemetar.
 
"Bermain atau mati? Anda akan mendapat salah satunya. Karena, kau gagal, maka bersiaplah untuk menerima hukuman, yaitu kematian." jelas suara robot tersebut.
 
"Tidak! Game macam apa ini eoh?! Aku mau pergi!"
 
Minjoo berusaha menerobos sembilan pria itu. Tapi gagal dan sampai tersungkur. Tubuhnya gemetar hebat sambil menangis memohon.
 
Jungwoo mengikat kedua tangan dan kaki Minjoo.
 
"Doyoung-Ssi, silahkan kau pilih, alat apa yang akan kau gunakan untuk kematiannya?" ucap suara robot.
 
Pria itu rasanya enggan untuk melakukannya. Matanya menatap nanar dari balik topengnya. Dia tidak menginginkan gadis itu pergi tapi ini peraturan dan harus di lakukan.
 
Doyoung mengambil tongkat baseball. Lalu menghampiri gadis yang sedang terduduk ketakutan.
 
"Ja–jangan, aku mohon." rengeknya.
 
 
BUGH
 
Doyoung memukulkan tongkatnya ke punggung gadis itu sampai mengerang kesakitan.
 
 
"Aarghh!"
 
Kemudian menyumpal mulutnya dengan kain hingga menganga lebar. Melucuti semua pakaian gadis itu sampai polos.
 
Gadis itu menggeleng dengan air mata yang sudah meleleh
 
BUGH!
BAKK!
 
Doyoung terus memukuli bagian-bagian tubuh Minjoo sampai gadis itu melemah dan badannya sudah penuh luka serta darah. Matanya juga sudah memerah.
 
Doyoung terduduk sambil menangis di balik topengnya. Terakhir dia mengayunkan tongkatnya kearah kepala gadis itu sampai terdengar suara.
 
KRAK!
 
Darah langsung mengucur dari kepalanya yang terlihat retak. Minjoo masih bertahan, matanya terus menatap Doyoung seolah terus memohon.
 
"HYAAAAT ...!"
 
Crot!
 
Darah muncrat mengenai badan dan topengnya saat pukulan terakhir di kepala gadis itu hingga hancur dan isinya berceceran.
 
Doyoung langsung menjatuhkan tongkatnya, hatinya terasa sakit melihat kondisi gadis yang sudah meregangkan nyawanya.
 
Jaemin langsung menutupi tubuh gadis itu dengan kain hitam. Setelah itu mereka membawa jasadnya untuk di masukan kedalam mesin kremasi.
 
"FINISH! GOOD JOB, Doyoung-Ssi! Anda mendapat poin empat puluh." ucap suara robot.
 
"Empat puluh?! Kenapa hanya empat puluh?" protesnya.
 
"Karena kau melakukannya dengan ragu-ragu dan masih ada belas kasihan di hatimu." ucap suara robot yang hanya terdengar lewat speaker.
 
"Sial!" umpatnya.
 
 
-"""-
 
Kesembilan laki-laki itu berkumpul di ruangan khusus.
 
"Aku pikir, game ini tidak akan menarik pengunjung. Tapi ternyata, dapat mangsa juga." kata Jaemin.
 
"Tidak mungkin, tidak tertarik. Umpannya saja sebesar seratus juta won. Semua orang pasti akan terlena, bukan?" ucap Haechan.
 
"Iya, terutama untuk para manusia yang serakah pada uang." ucap Mark sambil smirk lalu meneguk minumannya.
 
"Kecewa sekali, aku pikir akan melihat kesenangan. Tapi malah mendapat ketegangan. Sial!" gerutu Yangyang.
 
"Malang sekali nasibnya. Huffft... Semoga giliranku nanti, bisa mendapatkan kenikmatan." ucap Xiaojun.
 
Doyoung hanya diam membayangan wajah gadis itu saat pertama bertemu awal masuk. Senyumannya begitu tulus dan manis.
 
 
"Doyoung-Hyung, kenapa kau terlihat muram seperti itu?" tanya Shotaro.
 
"Aku benar-benar kasihan pada gadis itu. Aku kira, dia akan menang dan mendapatkan kenikmatan tapi, dia harus menerima hukuman karena kekalahannya." jawab Doyoung.
 
Kedelelapan pemuda di dekatnya saling melempar tatapan.
 
"Jangan bilang, kalau Hyung jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu, iya?" tanya Haechan.
 
"Sudahlah, Hyung. Ini baru awal, mungkin selanjutnya kau akan bertemu dengan gadis lainya dan bisa bersenang-senang." ucap Jaemin sambil menepuk bahu Doyoung.
 
"Di permainan ini, Jangan gunakan hati! Kalau tidak kita tidak akan dapat poin besar." ucap Xiaojun.
 
"Kau benar, lakukanlah sambil bersenang-senang, iya kan?" tambah Jungwoo.
 
"Kim Doyoung, anda berhasil melakukan yang terbaik. Terima kasih." ucap suara robot dari ruangan tersebut.
 
Doyoung melepas pakaian dan topengnya, sekarang menjadi pemantau permainan.
 
Seseorang tersenyum sinis. "Lakukan semau kalian, tanpa kalian sadari ada resiko besar yang mengancam kalian dalam permainan ini." bisiknya.
 
Peraturan mereka, adalah ... Jika mereka terpilih, maka sudah tidak bisa mendapatkan partner lagi. Setelah selesai melakukan tugasnya, akan mendapat poin. Dan poin terbesar adalah 100.
 
-“””-
Mira panik. Karena ponsel Minjoo tidak aktif. Dia sudah berjalan keliling mencari sahabatnya tapi tidak juga ketemu. Bahkan sudah ke bagian informasi tapi tetap saja tidak ada hasil.
 
"Minjoo-ah, kau kemana? Apa dia sudah pulang duluan?" gumamnya.
 
Tiba-tiba Mira melihat sebuah wahana berbentuk bangunan dari papan. Terlihat layar besar di sisi pintu masuknya.
 
"Let's Play Ball?" gumannya. Karena penakut dan tempat itu terlihat aneh. Mira memilih untuk pulang.
 
 
-===-
 
Seorang gadis tertegun saat melihat kekasihnya sedang bercumbu mesra dengan wanita lain.
 
“Jaehyun Oppa!” teriaknya membuat si empunya menoleh.
 
Pria itu terkejut dan langsung gelagapan.
 
PLAK!
PLAK!
 
Dua tamparan mendarat mulus di wajah pria itu. Membuat Jaehyun meringis karena panas dan sakit.
 
“Kau benar-benar keterlaluan, Oppa! Kita ingin menikah Minggu depan. Tapi, kau malah selingkuh dengan wanita lain!” seru wanita itu sambil menangis.
 
Jaehyun tersenyum sinis. “Kau pikir aku menikahimu karena cinta? Tidak, aku lakukan itu untuk membuat perusahaan ayahmu tidak bangkrut. Jadi, kau tinggal pilih, ingin tetap menikah denganku atau berakhir dengan kebangkrutan perusahaan ayahmu?”
 
Gadis itu membeku mendengar perkataan kejam pria di depannya itu. Dia tidak tahu, kalau selama ini Jaehyun mendekatinya dan pacaran dengannya karena cinta yang tulus. Tapi ternyata, rencana sang ayah demi perusahaannya.
 
“Lebih baik, sekarang kau pergi. Oia, gadis ini adalah kekasihku, wanita yang benar-benar aku cintai, bukan kau!” tegas Jaehyun.
 
Gadis itu menangis dan langsung pergi dengan perasaan berkecamuk sambil menangis. Tiba-tba gadis itu melihat tempat di sudut tak jauh dari wahana permainan lainnya.
 
“Let’s Play Ball?” gadis itu mendekati tempat tersebut.
 
“Seratus juta won?! Permainan seperti apa hadiahnya sebesar itu?” Ucapnya lalu berdiri di depan layar LED ukuran 21 inci.
 
"Selamat datang di game Let's Play Ball." terdengar suara bak robot dari layar tersebut sambil mengubah tampilannya menjadi gambar lapangan.
 
"Apakah anda ingin mencobanya?"
 
Gadis itu bejimbul kaget mendengar suara dari layar tersebut. Gadis itu diam sambil terus menatap layarnya.
 
‘Mungkin ini kesempatanku.’ Batinnya, gadis yang hatinya sedang terluka dan habis menangis itu tersenyum.
 
“Iya, aku ingin mencobanya.”
 
 
 
 
-To Be Continued-
 
Siapakah gadis itu?
 
Siapa yang akan di pilihnya menjadi partner?
 
Apakah kemenangan yang akan di dapat gadis itu atau kematian?
 
Siapakah orang yang ada di balik layar dengan suara robot tersebut?

Let's Play Ball (Game)Where stories live. Discover now