• I. C word

220 13 0
                                    

【Fluff】


"Lagi?"

Minho memegang tangan Chan lalu melihat lengan laki-laki itu yang penuh dengan bekas luka sayatan, tidak dalam memang namun sukses membuat Minho meringis. Chan hanya menunduk, dia tau kalau dia salah karena sebelumnya Chan berjanji pada Minho untuk tidak melakukannya lagi.

"Aku minta maaf, aku gak tau harus apa. Bunda. . ."
"Bunda nyalahin kamu lagi?"

Chan mengangguk sebagai jawaban. Minho pegang kedua bahu Chan, ditatapnya manik kelam milik kekasihnya itu.

"Dengerin aku, Chan. Aku kan udah bilang apapun masalah kamu, seberat apapun itu, dateng ke aku. I told you many times, Chan."

Chan menghembuskan nafasnya kasar, dia rasa sudah gila. Bukannya apa, bundanya Chan menyalahkan dan membandingkannya dengan Minho, kekasihnya sendiri.

"Bunda bilang aku bodoh, IPK aku turun, No. Bunda bandingin aku sama kamu. Malah bilang mending kamu yang jadi anaknya daripada aku. Bukan sekali dua kali bunda kayak gitu."

Minho diam tidak tau harus menjawab apa, dia terkejut karena ternyata selama ini yang membuat Chan seperti itu adalah dirinya, memang bukan sepenuhnya salah dia tapi tetap saja dia jadi tidak enak dengan Chan. Dipeluknya tubuh Chan dengan erat.

"Aku minta maaf, Chan. Aku gatau kalo aku adalah alasan kenapa bunda jadi keras sama kamu."

Chan juga sama terkejutnya dengan Minho, kenapa lelaki itu malah meminta maaf kepadanya?

"No! Kamu gak perlu minta maaf, Ino. Ini emang salah aku aja yang jarang belajar makanya IPK aku turun."
"Jarang belajar gimana? Tiap hari kamu begadang kan buat belajar sama kerjain tugas kamu?"
"Yaa gitu deh hehe."

Chan cengengesan, dia tau Minho-nya selalu memperhatikan hal-hal kecil seperti itu.

"Pokoknya kalo bunda banding-bandingin kamu sama aku lagi, kamu harus bilang sama aku, oke??"

Minho mengacungkan jari kelingkingnya, pinky promise.

"Iyaa lain kali aku bakal bilang sama kamu."

Chan menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking mungil milik Minho.

"Heran deh, padahal anaknya pinter gini masih aja dibanding-bandingin. Kan kalo debat juga selalu aku yang kalah, gimana bisa aku lebih pinter dari kamu ya?"
"Entah"

Chan mengangkat bahu nya acuh. Dirinya juga tidak tau kenapa, padahal ketika berdebat dengannya Minho tidak sepintar itu pikirnya.

"Lukamu sudah diobati?"
"Belum hehe"
"Kamu ini gimana sih, nanti kalau infeksi gimana coba? Jauhin tuh benda-benda tajam dari meja kamu itu!"

Chan hanya diam mendengarkan Minho mengomel sambil mengobati lukanya yang masih basah karena dia melakukannya baru semalam.


------------------

Pendek aja kan buat awal hehe
Kritik dan saran silahkan tulis di kolom komen, atau bisa DM langsung ke aku yaa~
Vote sangat diapresiasi!

Short Story of BanginhoWhere stories live. Discover now