Yuri segera menyadarkan dirinya, ia harus segera menemui Sungchan dan minta maaf atas ulahnya semalam. Ia segera bangun dan kekamar mandi untuk membersihka diri dan siap - siap. Ia berdandan secantik mungkin.
Setelah selesai, dengan segera ia menuju parkiran kemudian melajukan mobilnya menuju kedai bunga Sungchan. Tak lupa untuk menyogok Sungchan, ia mampir ke kedai kopi untuk membeli IceAmericano kesukaan Sungchan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jisung-a, abang lo mana?" Yuri mendekati Jisung dan berbisik.
"Eh, nuna. Tuh ada didalem, lagi ngrangkai bunga."
"Sutttt, jangan keras - keras."
"Lha kenpa sih dari tadi bisik - bisik?" Jisung jadi ikut berbisik.
"Gak papa. Nih ice americano buat lo, tadi gue beli sebelum kesini.
"Thank you nuna." Jisung langsung meneguk ice americano pemberian Yuri.
"Yaudah, gue masuk ya."
Jisung mengangguk, sambil masih merasa aneh kenapa Yuri dari tadi ngomongnya pakek bisik - bisik.
Pelan - pelan Yuri mendekati sosok tinggi nan tampan yang sedang sibuk merangkai bunga.
Dengan sangat sopan Yuri menaruh satu cup ice americano di meja tempat Sungchan sedang bekerja, "Chanie oppa, ini aku bawaain ice americano kesukaan kamu, diminum ya."
Sungchan hanya menatap sekilas ice americano pemberian Yuri, kemudin melanjutkan kerjaannya.
Masih terus terdiam agak lama, hingga akhirnya Sungchan duduk dan menyentuh kemudian meminum ice americano pemberian Yuri setelah rangkaian bunganya selesai.
Yuri sedari tadi berdiri mematung disebelah Sungchan persis seperti murid yang sedang dihukum oleh guru. Ia merasa sangat malu dan bersalah terhadap Sungchan.
"Sini duduk, kenapa dari tadi berdiri aja? Gak capek?" Sungchan menepuk kursi yang ada disebelahnya bermaksud supaya Yuri duduk disana.
Yuri masih dengan sikap sopan, duduk disamping Sungcan, pandangannya tertunduk kearah lantai, ia tidak berani menatap Sungchan.
"Ada apa?" Sungchan menyadari gelagat Yuri yang sedari tadi diam.
"Mianhae, aku minta maafoppa, soal semalem." Yujin membungkukkan dirinya.