Rencana

982 151 11
                                    

💓









"Jadi gimana nih, sob? Ngikut gak?" Juan yang baru saja melangkah memasuki pelataran kelas bersuara. Tangan berisi lima lembaran berwarna kuning keemasan itu ia kibas-kibaskan tengil.

Ditatapnya wajah keempat pemuda di deret belakang, yang kini tengah memasang ekspresi penuh minat.

"Itu undangannya?" Tanya Yoel ingin tahu. Mata berukuran minimalisnya sampai membola dibuatnya.

Satu anggukan diberikan oleh pemuda berbadan bongsor itu, membuat para teman berisiknya jadi super excited. "Mana coba liat!"

"Sini weh buruan, konsepnya apaan?" Jean ikutan nyerocos dan duluan berdiri dari duduknya. Menyambar satu lembaran berwarna keemasan itu cepat, dan membolak-balikannya penuh semangat. "Wih keren ..."

Tiap-tiapnya fokus memperhatikan setiap susunan kata demi kata yang tercetak apik, dengan sesekali berceletuk kagum mengenai desain rupawan dari undangan tersebut.

"Oh, ini masquarade party ternyata!" Juwon berucap antusias. "Pasti keren sih, gilaaa!"

"Yang harus make mask itu kan? Misterius-misterius gitu?" Ino dengan wajah ikutan antusias bercampur bingung itu nimbrung. "Iya kan?"

"He'em, konsepnya sih gitu." Juan berdeham mengiyakan. "Jadi, kita harus nyiapin outfit sama mask kece kalau mau ikutan juga!"

Kelima pemuda itu dipenuhi binar semangat selagi membahas tentang birthday party salah satu kenalan mereka itu. Rupanya sudah sangat tidak sabar menunggu datangnya hari menyenangkan tersebut.

"Anyway, ini pake suit kan?" Jean melontarkan pertanyaan, yang malah direspon decakan oleh para sohibnya. "Ya pakelah anjir, ya kali sarungan ke acara modelan begitu!" Yoel yang memang gampang naik darah, menatapnya sinis.

"Nanya doang Yoel sayang. Siapa tau kan dilokalisasi gitu, biar lebih Indonesia". Jeongwoo menjawab acuh, masih betah membolak-balikan lembaran cantik di tangannya.

"Dih, lokalisasi mata mu picek!" Ino memberikan satu geplakan halus dikepala Jean, oleh undangan yang sedari tadi ia pegang. Heran, kenapa nasibnya jelek sekali bisa berteman dengan makhluk seperti Jean.

"Lagian ini kan party, Je." Juwon menambahi, sementara Juan hanya geleng-geleng kepala maklum. "Ya kali outfit-nya modelan bapak-bapak pengangguran gitu sih?"

Si bungsu Renjana mengangangkat bahu tidak peduli. "Yedah, terserah lu pada aja".

"Nyenyenye, abis ini mending lo diam," cebikan bibir diberikan Yoel sebagai respon. Malas dia sama Jean.

"Omong-omong nih yah, emang lo diijinin Je?" Tanya Juan, memandang ke arah Jean yang kini menjadikan kertas cantik tadi sebagai kipas. "Acara begituan kan bisanya malam".

Ketiga anak lanang yang lain ikut memandang ke yang ditanyai. Baru tersadar akan suatu hal yang penting banget!

Ijin dari para tetua Renjana.

Yups, yang ada di kepala mereka tiap akan melakukan sesuatu bersama-sama adalah para tetua renjana. Karena akan sangat sulit untuk mengikutsertakan Jean, jika tidak mendapat ijin dari para pemuda tampan nan protektif itu. Sulit sekali!

"Ape sih, gak tau gue". Jean menatap balik para sohibnya dengan wajah malas, kemudian menidurkan kepalanya di meja di hadapannya.

"Yeuh, yang jelas dong nyet. Lo kalo gak dapet ijin, terus gimana kitanya?" Tanya Yoel dengan wajah serius, sementara yang lainnya ikutan ngangguk-ngangguk menyetujui pertanyaan yang dilontarkan.

kekang [ ft hajeongwoo ]Where stories live. Discover now