Wajah Renjun sudah babak belur dan Jisung semakin panik, dengan segera ia membantu Renjun berdiri kemudian menggendongnya dipunggung.

"Dingin" bisik Renjun.

"Kita neduh dulu, Injun pake jaket Jisung" untung saja Jisung selalu membawa jaket.

.
.
.

"Tidak perlu dad, Injun tidak apa"

"Tidak. Daddy akan tetap melapor"

"Mereka sudah pernah dihukum"

"Jadi mereka belum juga kapok? Jangan larang daddy, mereka harus dihukum lagi"

Jeno kesal tentu saja. Wajar bukan?

Ia terkejut bukan main saat mendapati Renjun yang pulang dengan keadaan berantakan di punggung Jisung. Wajah penuh lebam dan merintih kesakitan pada kakinya.

Jeno tidak akan tinggal diam membiarkan Renjun-nya diperlakukan demikian. Sekeras apapun Renjun melarang, ia akan tetap melapor pada pihak sekolah.

"Lihat, kaki Injun sakit, mata kanan Injun merah, wajah Injun luka. Daddy tidak akan diam saja"

"Tapi Injun tidak apa"

"Tidak!"

Renjun bersiap menangis.

Lagi?

Sudah keberapa kalinya ia menangis hari ini?

Bocah 15 tahun yang cengeng, itulah Renjun. Sekarang ia tau betul apa yang selama ini Shotaro rasakan. Bukan hanya disiksa namun juga di maki. Membayangkan bagaimana hidup malang Shotaro selama ini dengan orang-orang jahat disekelilingnya, Renjun akhirnya menangis keras.

Jeno yang melihat itu menyesal, tidak bermaksud membentak. Ia hanya tidak terima Renjun diperlakukan seperti itu sementara dirinya tidak pernah menyakiti Renjun sedikitpun. Dalam hati ingin membalas, namun mengingat jika mereka hanya siswa menengah pertama yang masih dibawah umur.

Bagaimana bisa anak se usia itu bisa sekeji ini?

Wajah manis kesayangannya kini lecet dan mata kanan nya terus saja berair akibat terkena tonjokan bocah ingusan itu. Jeno benar-benar tidak bisa menerima.

"Daddy tidak bermaksud" Jeno mengambil duduk disebelah Renjun, memeluk anaknya itu sayang. Tidak terlalu erat karena takut membuat Renjun kesakitan lagi.

"Tidak dad, Injun hanya kepikiran Taro"

Jeno tau Shotaro, adik dari rekan kerjanya. Jeno mendengar banyak nama Taro sejak Renjun mengenal anak itu.

"Selama ini dia diperlakukan seperti ini, tapi dia diam saja"

"Sstt. Injun minum obat dulu setelah itu tidur"

"Tapi-

"Daddy tidur disini"





Next Later








Sorry kalo part ini aneh
Pengen ngetik aja





Anyway :


Ding Chengxin

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Ding Chengxin

Ding Chengxin

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Jackson Yee





➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Ding Chengxin bukan Dong Sicheng

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Ding Chengxin
bukan
Dong Sicheng

😃

Baby RenjunnieDove le storie prendono vita. Scoprilo ora