14. New Moments

289 26 0
                                    

"Jeno~, aku tidak sekolah?"

"Dengan kondisimu seperti ini? Bahkan Jisung saja tidak akan memperbolehkan. Jaga dulu otakmu itu supaya tidak aneh aneh"

Hasil CT Scan sudah keluar. Ternyata memang amnesia Jaemin berasal dari benturan keras. Untung saja tidak ada hal buruk lainnya. Jaemin hanya menunggu masa pemulihan, lalu ia boleh pulang. "Otakku baik baik saja loh Jen, jangan menyindir otak pintarku" balas Jaemin. Sebagian masih tidak percaya. Amnesia benar benar mengubah kepribadian Jaemin. Dari yang semula dingin dan tertutup, menjadi seseorang yang sangat ceria, 11 12 dengan anak kecil. "Cih, benarkah-"

"NANA HYUNG"

"Astaga kalian ini rumah sakit jangan teriak teriak!"

"Apaan sih Jeno hyung kita mau ketemu sama Jaemin hyung bukan sama Jeno hyung. Hush hush sana pergi!"

"Park Jisung! Kau ini benar benar.."

"Tampan dan tinggi. Tinggi kita melebihi hyung"

"Dulu Nana memberimu susu apa.." lirih Jeno yang terdengar oleh Jisung saja. Sementara Sungchan hanya tertawa. "Sungchan-ah, apa mereka sering seperti ini?" tanya Jaemin pada Sungchan, kebingungan. "Sering hyung. Em.. love-hate interaction ? Diam diam mereka saling sayang, tapi cuma ga mau nunjukin" Jaemin hanya mengangguk polos, lalu kembali memandang kedua orang yang sedang berdebat itu. Tertawa kecil saat Jeno frustrasi dengan Jisung, lalu Haechan dan Renjun datang, tidak membantu malah ikut berdebat. Lalu tak lama kemudian Mark datang, dan memancing Sungchan.

Jaemin hanya menyaksikan tontonan perdebatan gratis di ruangannya. Diam diam dia juga ingin berdebat dengan yang lain. Tapi tenaganya saja yang tidak ada. Karena sebetulnya, dia sedang menahan sakit di dada dan kepalanya, namun tidak mau menunjukkannya. Ia hanya memegang dan memandangi sebuah boneka yang selaluvada di ruangannya itu, menemaninya tidur. Bonekanya familiar, tapi Jaemin tidak bisa mengingatnya. Ia terus mencoba mengingatnya, namun yang datang malah sakit pada kepalanya yang semakin menjadi. Ia benci, ketika kepalanya sakit, dia akan sesak nafas.

"A-akh"

Seketika semua berhenti dan memandangi Jaemin yang terlihat kesakitan. Sesaat setelahnya, mereka panik.

"Jaemin, kau kenapa?"

"Mana yang sakit hm?"

"Panggil dokter!"

Jaemin tak menjawab. Rasa sakit di kepalanya malah semakin menjadi. Beberapa saat kemudian, Taeil datang bersama seorang perawat. "Jaemin kau dengar aku?" Tanya Taeil yang dibalas anggukan. "Jaemin? Jaemin, tetap buka matamu sebentar saja!" Jaemin hampir menutup matanya, jika Taeil tidak menyuruhnya untuk membuka matanya. Hingga sesaat kemudian, kesadarannya hilang begitu Taeil menyuntikkan obat bius padanya.

Beberapa saat kemudian Taeil keluar, dan langsung dihadang Jeno. "Dia terlalu memaksakkan diri. Sepertinya dia berusaha mengingat semuanya. Itu hal bahayanya. Benturan Jaemin lebih keras dari Jeno. Kondisinya lebih parah dari Jeno. Jika dia terus memaksakkan diri, itu bisa berakibat pada saraf otaknya" Jeno agaknya emosi sekarang. Kenapa Jaemin memilih untuk memaksakkan diri dan mengingatnya sendiri, padahal kondisinya masih terbilang lemah?

___

3 jam kemudian baru Jaemin sadar. Matanya terbuka, hingga beberapa saat ia baru sadar ia sendiri di ruangan itu. Jaemin masih ingat dia yang mencoba memaksa diri kembali mengingat. Lalu tatapannya beralih ke boneka disampingnya. Ia familiar, ia ingat sedikit. Namun yang ia ingat hanya bayang bayang Jaehyun, Jessica, dan Yunho. Tidak ada Jeno ataupun Yoona. Ia kembali mengambil dan memandangi boneka itu. "Hanya boneka, tapi tidak ada kenangan apapun selain keluarga Jung.." Jaemin bosan, lalu mulai berbicara dengan dirinya sendiri.

Jumeaux • njm ft. ljn ✓Where stories live. Discover now