S A T U

14 8 0
                                    

Perkenalkan, aku Lea

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.


Perkenalkan, aku Lea. Tanpa nama keluarga. Hanya Lea. Aku tidak menyukai apa pun selain musim dingin. Salju. Hawa dingin yang menusuk tulang itu sungguh membuat semangatku berkobar. Percaya atau tidak percaya, saat musim dingin datang, kekuatanku akan muncul. 

Ya, aku mempunyai satu kekuatan yang tidak pernah aku beri tahu pada siapa pun. Kekuatan yang sangat menakjubkan. Aku bisa mengendalikan semuanya. 

Saat musim dingin tiba, aku merasa seperti "Tuhan" yang bisa mengendalikan semuanya. Mulai dari orang yang berjalan, mobil yang melaju kencang, bahkan kematian seseorang. Aku seperti seorang penulis yang mempunyai kendali penuh dengan cerita yang dibuatnya. 

Sepertinya, di musim dingin yang kutunggu-tunggu itu sudah datang. Karena saat aku membuka mataku, hawa dingin langsung menerpa wajahku.

Ya, hari yang ditunggu-tunggu sudah datang.

***

"Hai! Kau pikir kau bisa lewat begitu saja?" seorang perempuan yang berseragam sama denganku menghentikan langkahku tepat di depan gerbang sekolah.

Pandanganku yang tadinya menunduk ke tanah kini terangkat menatap perempuan itu lalu tersenyum miring.

Dia membelalakkan matanya melihat reaksi ku. "Apa? Kau sudah berani denganku, ya!" tanpa aba-aba, dia menarik rambut yang sudah diikat rapi.

"Menghilang," bisik ku.

Selang beberapa detik, perempuan yang tadi menjambak rambutku menghilang begitu saja seperti debu yang tertiup angin.

Aku tersenyum puas. Akhirnya orang yang paling ku benci itu menghilang.

Tanpa ragu sedikitpun, aku kembali melangkahkan kakiku masuk ke dalam area sekolah.

Ah, omong-omong, untuk merayakan kepergian perempuan yang paling aku benci itu, bagaimana jika aku mengatakan sebuah rahasia kecil lagi?

Tapi, rahasia yang mana yang harus kuberi tahu? Aku memiliki terlalu banyak rahasia kecil.

Bagaimana aku beri tahu rahasia tentang dari mana asal usul kekuatan ku ini? Aku yakin ceritaku tidak akan membuat kalian mengantuk.

Musim dingin 5 tahun yang lalu, aku menyadari sesuatu yang besar. Sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Bahkan, sampai sekarang masih sulit bagiku untuk menerimanya.

Dunia yang ku tempati ini hanya ilusi.

Awalnya, aku sungguh frustasi. Bagaimana bisa ini terjadi padaku? Aku berjuang begitu keras, aku menangis karena aku gagal, aku menahan rasa sakit sebisa mungkin, aku berusaha menjadi yang terbaik.

Tapi semua itu tidak nyata.

Kegagalan itu hanya sebuah kebohongan, rasa sakit itu tidak nyata, perjuanganku sia-sia, usahaku tidak ada artinya.

Aku tidak pernah benar-benar ada.

Tapi, selalu ada gula yang di seduhkan bersama kopi yang pahit, bukan?

Setelah dipikir-pikir lagi, jika dunia ini tidak nyata, aku tidak ada, begitu juga dengan orang-orang di sekitarku, bukan?

Mereka jika tidak pernah benar-benar ada.

Kesimpulannya, aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Tidak akan ada masalah yang akan ku timbulkan bahkan jika aku melakukan sesuatu yang buruk. Karena ini semua tidak nyata.

Ya, kalian benar. Kekuatan yang aku punya bukan keistimewaan yang kumiliki seorang. Semua orang yang menyadari dunia ini hanyalah ilusi bisa melakukannya.

Tapi sayangnya, mereka semua terlalu bodoh untuk menyadarinya. Mereka terlalu tenggelam dalam kebohongan.

***

"Dasar tidak tahu diri!"

Suara teriakan ketua kelasku yang terhormat berhasil membangunkan ku dari tidur yang sangat lelap.

Ah, tidak perlu kulihat lagi. Aku yakin dia sedang memarahi Dean soal uang seragam baru.

Sebuah tradisi di sekolah ini, kami akan mengganti seragam setahun sekali. Ya, terdengar tidak berguna dan memberatkan. Terutama bagi murid yang ekonominya rendah seperti Dean.

Dari rumor yang kudengar, dia tinggal bersama Ayahnya yang bekerja serabutan. Ibunya meninggalkan mereka untuk pria lain yang lebih kaya.

Baru sepenggal itu saja pasti kalian sudah beranggapan hidupnya sangat miris.

Tapi bagaimana jika kukatakan pada kalian kalau Dean juga sering dijadikan sasaran bully karena kondisi ekonominya?

Ya, aku sama sekali tidak berbohong. Dean memang sering dijadikan bahan tertawaan teman sekelas atau bahkan satu sekolah.

Mereka sering menyembunyikan tugas sekolahnya, memalak uangnya yang tidak seberapa, mengotori bajunya, dan masih banyak lagi.

Apa? Kenapa kalian tiba-tiba marah padaku?

Ah, ayolah! Kan sudah kukatakan sebelumnya kalau kekuatanku hanya muncul saat musim dingin tiba, saat cahaya matahari benar-benar tidak terlihat.

Ya, meskipun sekarang kekuatan ku sudah kembali, aku tidak akan menolongnya.

Tunggu-tunggu! Jangan mengumpat, aku mempunyai alasan kenapa aku tidak ingin melakukannya.

Karena hidup memang seperti itu, bukan? Maksudku, selalu ada masa di mana kita harus bekerja keras. Ya, meskipun ini hanya ilusi, tapi tetap saja kita harus menjalaninya sebagaimana seharusnya. Aku tidak ingin merusak tatanan yang sudah ditetapkan.

Harus ada masa di mana kita benar-benar tenggelam dalam kesedihan.

Harus ada masa di mana kita terbang karena bahagia.

Mungkin bagi Dean, masa dia bisa terbang karena bahagia itu belum tiba.

Meskipun aku bisa mengubahnya, aku tidak ingin melakukannya. Karena tanpa ada kesedihan, kebahagiaan tidak akan terasa berharga.

Untuk Dean, bertahanlah sebentar saja.

🌈𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗;)



 

𝕀𝕝𝕦𝕤𝕚Where stories live. Discover now