Tiga

2.7K 290 15
                                    

Sosok Cerys ibu dari empat orang anak yang hebat, melangkah memasuki rumah sakit setelah mengantar putri bungsunya sekolah. Bukan untuk berobat tapi melaksanakan tugasnya sebagai perantara dari Tuhan untuk menyembuhkan orang sakit semampunya. Ingat, tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna.

Senyum terus terukir diwajahnya karena setiap langkah kakinya di koridor rumah sakit baik pasien, perawat maupun dokter yang berpapasan dengannya selalu menyapa.

Cerys memang dokter cukup terkenal dikalangan mereka. Keramahan, ketulusan, keikhlasan, kecerdasan dan kebaikannya membuat orang-orang di sekelilingnya kagum. Beberapa prestasi sudah Cerys dapatkan semenjak dirinya menjadi calon dokter sampai sekarang menjadi dokter. Sebagai dokter ahli bedah merangkap sebagai dokter umum di tingkat strata duanya.

"Selamat pagi dokter Cerys." ucap Kyla perawat sekaligus asistant Cerys.

"Selamat pagi juga Kyla." ramah Cerys pada asistennya itu. "Apa jadwalku hari ini?" tanyanya kemudian.

"Dari pagi sampai jam makan siang anda akan memeriksa beberapa pasien yang sudah memiliki janji dan juga pasien rawat inap. Setelah makan siang ada operasi bersama dokter Dean."

"Baiklah Kyla, terima kasih. Selamat bekerja." ucap Cerys riang, senyum pun tak luput dari wajah ayunya.

"Selamat bekerja juga, dokter Cerys."

***

Cerys memijit dahinya, beberapa hari ini pusing mendera kepalanya. Tidur tidak cukup membuat demikian. Menjadi seorang dokter adalah mimpinya, ia tidak akan berhenti walau anak-anaknya telah mendapat penghasilan sendiri melalui harta warisan Papa mereka meski anak-anaknya yang meminta karena menjadi dokter adalah tugas yang mulia.

"Maaf dokter, sepertinya anda harus menunda jam makan siang." ujar Kyla

"Ada apa Kyla? Lagi pula jam makan siang masih 30 menit lagi."

"Ada pasien pribadi dokter Angelina ingin melakukan pemeriksaan namun beliau tidak ada ditempat. Jadi anda ditugaskan dokter Angelina menggantikannya sementara karena pasien ini tidak mau diperiksa sembarang dokter." wajah Cerys mengerut, "dan beliau merekomendasikan anda untuk menggantikannya."

"Baiklah."

"Kemungkinan mereka akan datang sebentar lagi." Cerys mengangguk paham.

"Siapa namanya?"

"Daishy Kedrick."

Seketika tubuh Cerys menegang mendengar nama yang disebutkan sang asistant "A-apaa?" lirihnya kemudian.

"Ada apa, Dok?"

Cerys menggelengkan kepalanya, "Kalau begitu kau boleh pergi, Kyla. Antar kemari jika Nyonya Daishy datang"

"baik, dok"

Cerys termenung diatas kursi kerjanya. Berkali-kali memutar pena, fokusnya untuk mengerjakan berkas-berkas serta laporan rumah sakit telah hilang. Fikirannya melayang pada kejadian beberapa menit lalu saat asistant nya memberi tahu siapa pasien terakhirnya. Sungguh ia tidak menyangka akan bertemu seseorang yang memiliki nama belakang sama dengan masa lalunya. Dan tentunya ia tahu orang yang bernama Daishy Kedrick. Hanya sekedar tahu. Ibu kandung dari orang masa lalunya.

Terdengar suara pintu diketuk, membuyarkan lamunannya. Gumaman kata 'masuk' keluar dari bibir Cerys diiringi suara pintu terbuka, dua detik kemudian sosok Kyla muncul dengan senyum andalannya yang tak pernah absen terukir.

"Nyonya Daishy sudah datang dokter Cerys." lapornya pada Cerys.

"Baiklah, minta ia masuk." Kyla mengangguk menuruti perintah Cerys.

Cerys ( Suami untuk Dokter Mama )Where stories live. Discover now