REPUBLISH #11

61.3K 1.7K 109
                                    

*Radithya POV*
Aku sedang asyik mengobrol dengan salah satu rekan bisnis, ketika tiba-tiba seseorang menyentuh lengan kanan atasku.

Aku menoleh dan mendapati Nathasa berdiri di belakangku.

"Aku balik duluan ya. I'm not feeling well." Ujarnya menatapku lekat-lekat. Ada yang aneh dari tatapan matanya. Sorot matanya tampak berbeda dari biasa.

"Oh, wait, I'll drove you home"

"Gak usah. Aku balik sendiri aja." Jawabnya setengah tersenyum dan pergi begitu saja.

Aku memperhatikannya berjalan menuju pintu exit di seberang ruangan.

Apa terjadi sesuatu?

Aku memutuskan untuk mengikutinya, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Nathasa nanti. Dia tidak boleh pulang sendirian. Aku yang menjemputnya, dan seharusnya aku juga yang mengantarnya pulang. Oma bisa murka kalau tahu aku membiarkan Nathasa pulang seorang diri.

"Dith, somebody's looking for you." Ujar Arya menghentikan langkahku. "over there~" tunjuk Arya

Aku melihat seorang lelaki paruh baya dengan tongkat andalannya berjalan ke arahku.

Mr.Lau, salah satu investor Hongkong yang pernah bekerjasama denganku dulu.

Damn! Disaat seperti ini, dimana Adrian. Aku benar-benar membutuhkannya.

Aku menjabat tangan Mr.Lau. Mencoba untuk tidak berbasa-basi, Aku melirik sekilas ke pintu exit, Nathasa baru saja melangkah keluar. Aku melihat punggungnya sekilas.

*Nathasa POV*
Aku baru saja sampai di penthouseku tepat pukul 10 malam. Aku baru sadar bahwa penthouse ini benar-benar sepi ketika malam. Tidak ada siapa-siapa. Maid  juga sudah pulang, dan aku sendiri yang memutuskan untuk tidak memakai pengawal. Aku menghela nafas panjang. Suasana hatiku benar-benar sedang tidak baik. Aku berjalan menuju pantry untuk mengambil segelas air.

'Ivan benar~' gumamku.

Ivan bilang aku harus menikah, agar aku punya teman bermain di rumah. Aku tertawa pahit.

Dan lagi-lagi Ivan benar, lelaki yang akan kunikahi ternyata gay. Lalu apa yang harus ku lakukan?

Lagi-lagi aku menghembuskan nafas panjang, disini, tepat di dadaku, rasanya begitu sesak, dan aku merasa perlu untuk menghembuskan nafas panjang. huh.

Ivan, bahkan aku lupa untuk berpamitan dengannya, aku justru pamit pada Radith. Nathasaaaaa, pekikku.

Aku benar-benar kacau malam ini.

Aku berjalan menuju kamarku dan memutuskan untuk mandi.

*Radithya POV*
Aku mencoba untuk mempersingkat percakapanku dengan Mr. Lau, beruntung Adrian datang di saat yang tepat. Aku memintanya untuk mengobrol dengan Mr.Lau dan relasi bisnis Mandala Corp yang melingkar di sekitarku.

Aku mencari-cari sosok Ivan, kelihatannya dia sedang terlibat obrolan serius dengan beberapa rekan bisnisnya. Aku masih tidak tenang, aku mencoba menghubungi ponsel Nathasa sambil berjalan menghampiri Arya dan Dimas di salah satu meja.

"Gue balik duluan," ujarku berpamitan. Arya dan Dimas menatapku heran. "I have to check on Nathasa, she's not answering my calls"

Aku masih berusaha menghubungi ponsel Nathasa, tapi nihil.

Dimas menggigit bibir bawahnya. "sepertinya Nathasa sedikit marah ke gue~kita"

"hmm?" aku hanya berdeham, aku tidak begitu menyimak apa yang Dimas katakan. Aku sibuk dengan ponselku. masih menunggu Nathasa menjawab panggilannku.

Love HurtsWhere stories live. Discover now