O1. Awal dari sebuah pengkhianatan

146 15 5
                                    

23 Desember 2016
19:00 KST
Seoul, Korea Selatan.



"Rabu dini hari. KPU berhasil menyelesaikan rekapitulasi perhitungan suara dari sembilan provinsi di Korea Selatan. Capres Jung Yunho-Kang Minho unggul dari pasangan Lee Jaejong-Park Saewoo. Meraih suara tertinggi pada rekapitulasi partai politik saat ini."

"Woaaahh ayah sangat hebat." Ujar seorang anak lelaki pada ayahnya.

Sang ayah, Jung Yunho tersenyum lebar ketika mendengar pujian dari anak sematang wayangnya itu, Jung Jaehyun.

"Selamat ya sayang." Istrinya, Jung Jessica datang menghampiri mereka setelah selesai membersihkan dapur.

Kini keluarga Jung sedang berada di ruang keluarga. Menonton tv hanya untuk mengetahui apakah sang kepala keluarga menang dalam pemilu tahun ini?

"Ini juga berkat dukungan kalian yang tidak ada hentinya." Yunho mengelus pucuk kepala kedua orang terkasihnya itu secara bersamaan.

"Terimakasih ya."

"Jaehyun masih tidak menyangka, Jaehyun mempunyai ayah presiden Korea. Orang paling nomor satu se Korea Selatan." Jaehyun menggeleng pelan.

Bagaimana tidak, dari yang hidupnya biasa-biasa saja, sampai pada akhirnya ia melihat sang ayah menang dalam pemilu pilpres tahun ini. Itu artinya ia akan dikenal sebagai anak dari presiden Korea Selatan.

"Semua kerja keras ayah terbayar semuanya." Lanjut Jaehyun.

"Semua orang suka sama ayah kamu. Teman-teman arisan bunda aja suka."

"Hmmm apa kamu cemburu?" Tanya Yunho yang sedang menggoda istrinya.

"Tidak. Ngapain juga cemburu."

Karena kebaikan hatinya, Jung Yunho disegani oleh seluruh rakyat Korea Selatan. Bahkan ia pernah menolong tunawisma yang hampir tertabrak oleh sebuah truk besar. Kalau bukan Yunho yang menyelamatkannya, pasti tunawisma itu akan mati tertabrak.

"Oh ya, kamu besok ada acara tidak? Besok kan malam natal, aku sama Jaehyun ingin kita merayakannya bersama di rumah."

"Hmmm... besok aku diundang makan malam bersama Jaejong. Katanya sih, ingin merayakan terpilihnya aku menjadi pemimpin nagara."

Mendengar itu, membuat raut wajah Jessica dan Jaehyun nampak sedikit berubah.

"Aahh aku akan pastikan bisa pulang lebih cepat agar bisa merayakan malam natal bersama kalian." Yunho mulai panik ketika melihat raut wajah anak dan istrinya.

"Tidak usah dipaksakan. Kita bisa merayakannya lain kali." Ucap Jessica sambil tersenyum.

"Tidak tidak. Kalian jauh lebih penting daripada acara makan malam itu."

"Ayah, ayah. Untuk malam natal besok, aku ingin hadiah." Imbuh Jaehyun cepat.

"Hadiah apa?"

"Dari dulu aku ingin motor. Teman-teman Jaehyun sudah punya semua yah. Bukannya tidak mau, tapi Jaehyun tidak nyaman jika terus-terusan diantar supir dan dijaga beberapa bodyguardnya ayah."

Anak semata wayangnya itu akhirnya mengeluarkan keluh kesah yang ia alami sejak dulu. Jaehyun tidak menyalahkan keputusan sang ayah untuk terjun dalam dunia politik. Jaehyun hanya ingin bebas menikmati kehidupan remajanya seperti anak-anak lain.

"Motor? Bukankah ayah sudah bilang, naik motor itu sangat berbahaya nak. Yang lain aja ya, jangan motor."

"Tapi Jaehyun ingin motor ayah." Rengek Jaehyun pada ayahnya. Seperti anak kecil yang berharap agar sang ayah mengabulkan permintaannya.

Promise | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now