5 || Pasukan Ayan

51.1K 2.3K 47
                                    


PASUKAN AYAN

***

[Bonbon POV]

Biasa, aku lagi ngantin, makan kacang, minum es teh manis, sama permen lolipop satu. Sip dah!

"Bon gue mau nganter lo tapi lo harus nraktir gue seminggu." ucap Vano tiba-tiba, ia dengan santai nya berdiri didepan hadapan ku. Aku lagi istirahat dikantin juga. Biasa dipojokan, biar sepi.

Aku mendengus. "Itu mah enak di elu doang. Gue kan nebeng nya hari ini aja," seru ku sengak, aku membuka kulit kacang dan mengambil isi nya.

"Gue anter-jemput lo selama seminggu," sahut nya sambil melepaskan dasi nya. Duh playboy gadungan, nakal banget.

Aku menatap Vano dalam. Kalo dianter sama Vano selama seminggu, pasti Dokter Bara cemburu. Aha! Ide yang bagus. Dokter Bara harus dikasih pelajaran. Soal nya dia resek banget!

Aku menghela nafas. "Gue nraktir lo apa aja?" tanya ku memastikan. Kalo belanja yang macem-macem uang aku nggak cukup lah.

"Yang gue mau dong." seru Vano cepat.

Aku mendengus sebal. "Nggak ada syarat lain gitu?"

"Ada, mau?" tantang Vano.

"Apaan dulu?"

"Jadi pacar gue."

HAH?

"Berapa lama?"

"Sampe gue bosen."

"Ah lu mah php doang."

"Yodah kalo lo nggak mau diphp-in, gue serius pacaran sama lo." wajah Vano hanya bersikap datar saja. Aku hanya diam tanpa ekspresi menatap nya.

KAYAK NYA VANO SERIUS NIH!

"Auk ah, lo bandel." tolak ku cepat.

Vano tersenyum, kaki nya berjalan mendekati ku. Dia menunduk, mensejajarkan wajah nya dengan wajah ku. Nih anak sarap yah?

Aku terpaksa mundur untuk menjauhkan jarak antara wajah nya dengan wajah ku.

"Kalo gue bisa berubah karna lo gimana?" tanya Vano serius.

Aku meneguk saliva ku. Vano kenapa sih ini?

Aku melirik mata nya. "Ya nggak gimana-mana. Lo kenapa sih kok jadi aneh gini?" tanya ku bingung.

Vano makin mendekat. Duh dia kan cowok, kalo nanti dicium tiba-tiba kayak drama-drama ala korea gitu gimana? Aku kan nggak mau, kalo bibir Dokter Bara baru aku mau.

WALAUPUN YANG NYIUM AKU VANOLA ARDIAN!!!

Vano berdeham. "Gue pengen punya pacar kayak lo, yang tangguh dan nggak jaim." kata Vano setengah berbisik.

Kok aku tadi milih ngantin dipojokan sih?!

"Yaelah kalo kayak gitu mending cari waria aja, mereka tangguh terus juga nggak jaim. Makeup nya menor, baju menor, semua nya menor. Kalo lo mau--"

APA INI?

HUEEEEEEEEEEE.....

Aku mendorong Vano dengan cepat, tubuh nya sedikit oleng, tapi ia tetap berdiri dengan sempurna.

Apaan tadi kok rasa nya pipi ku dicium?

Aku menggosok-gosok pipi sebelah kiri ku sampai terasa panas, Vano hanya tersenyum saja, ia mengelap ujung bibir sebelah kiri nya.

Kenapa sih nih anak?

Aku berdiri, aku merasa wajah memerah akibat ulah nya kali ini. Pengen aku bunuh deh nih orang. Seenak jidat nya aja main cium pipi orang.

BonbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang