Pertemuan

237 32 16
                                    

Shavira berlari sekuat tenaga saat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, itu artinya Shavira sudah telat menghadiri acara pembukaan selama 30 menit.

Shavira menekan tombol lift secara bersamaan dengan seseorang. Shavira dan orang tersebut cukup kaget, lalu saling bertukar senyum saat pandangan mereka bertemu.

"Telat juga, ya?" tanya Shavira sambil menunggu pintu lift terbuka.

Cewek tersebut mengangguk, "Iya, nih. Gue telat bangun. Lo masuk jurusan apa?" tanyanya langsung tanpa basa-basi.

"Akuntansi, kalau lo?"

Seketika cewek tersebut memekik, "AAA! GUE JUGA AKUNTANSI! KENALIN, NAMA GUE DEA!" ucap Dea yang mengulurkan tangannya kepada Shavira untuk berkenalan.

Shavira juga melakukan hal yang sama, "Shavira Alfa." jawab Shavira sambil tersenyum, "Gue kira gak bakalan ada spesies yang mirip kaya gue di kampus ini."

Dea terkekeh, "Hadir!" ucapnya sambil mengangkat tangan kanannya dan tertawa.

***

Shavira seperti bertemu dengan kembaran dirinya saat ia berkenalan dengan Dea. Sejak tadi mereka sibuk mengobrol dan saling follow akun social media.

"Gue juga gak mau kuliah. Anjir, kok bisa sama, sih?" tanya Dea sambil terkekeh pelan, "Tapi engga nyesal-nyesal amat waktu jumpa sama lo," sambung Dea.

"Fighting together, lah." jawab Shavira yang sejak tadi merasa risih karena dirinya diperhatikan terus-menerus oleh dua orang yang duduk di belakang Dea.

Dea yang peka terhadap Shavira langsung menoleh ke belakang, betapa terkejutnya Dea saat mengetahui siapa yang telah membuat Shavira merasa risih, Rafi dan Galih.

"Apa liat-liat kawan gue? Suka?" cerocos Dea, yang refleks membuat kedua bola mata mereka membulat kaget.

"Iya, suka, puas lu?" sambar Rafi, yang membuat Dea menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gak heran, sih, kalau lo, Fi."

Galih secara refleks mengulurkan tangannya, "Kenalan, lah!" ujarnya dengan ramah.

Shavira membalas uluran tangan Galih, "Shavira Alfa." jawab Shavira sambil tersenyum.

"Galih Atmaja, salam kenal, ya. Kalau ada perlu atau lo butuh bantuan, call aja ntar—" ucapan Galih terpotong saat Rafi menarik paksa tangan Galih, "Lama amat lo kaya lagi presentasi aja!"

Rafi menggantikan tangan Galih, "Rafi Dafan, salam kenal, Shavira."

"Ini temen-temen gue waktu SMA, Shav. Kalau di kampus lo perlu bantuan dan gue lagi gak bisa, lo bisa minta tolong sama mereka kok," ucap Dea sambil mengangkat kedua ibu jarinya, yang dibalas Shavira dengan senyum dan anggukan.

"Akuntansi, juga?" tanya Shavira yang sedang mencoba bersikap ramah.

Rafi dan Galih saling berpandangan, lalu menggeleng dan terkekeh, "Engga, kita anak Ilmu Komunikasi."

Dea refleks mencubit lengan Galih, "Ngapain lo pada di sini?! Ini tempat duduk anak Akuntansi, bego!"

Galih meringis kesakitan, "Bosen di sana. Katanya anak akuntansi cantik-cantik, yaudah, sih, kan bener memang fakta." ucap Galih sambil menatap Shavira yang sedang tersenyum. Shavira memang ramah dan mudah tersenyum, apalagi tertawa.

HaadnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang