13 Januari 1940
Dentuman suara kaki kuda sudah terdengar , para warga berborong-borong untuk menyambut keluarga terhormat dari negeri Belanda."Parjo! Ayo, ini sudah telat, wealah malah tidur kamu, mau dapet hukuman lagi sama bapak to?"
"Ah, para manusia seperti mereka, tidak seharusnya dihormati, untuk apa? apa dengan menghormati mereka, kita bisa mendapat keuntungan dan kembali seperti semula?"
Kata Parjo dengan malas, Parjo memang tidak suka dengan perlakuan mereka, yang semena-mena menguasai Indonesia, dan merasa 'paling' di antara semuanya.
"Ayo, ini uwes telat, yaudah Ibu tinggal dulu"
Ibu sepertinya benar-benar marah dengan perlakuan Parjo, Ibu lari terbirit-birit menggunakan pakaian jawa nya, yang memang sedikit susah ketika digunakan untuk berlari.
Keluarga Parjo memang keluarga terhormat, tak heran jika Bapak Parjo yaitu Sultan Bajradaka Cokroaminoto bekerja sama dengan salah satu Keluarga terhormat yaitu keluarga 'Doutzen'.
vulcanious ༄
Seluruh warga disini sudah duduk dan menunduk hormat.
"Welkom terug in Indonesië, de familie Doutzen!!"
Kata salah satu penjaga Keluarga tersebut dengan lantang, dan Semua bertepuk tangan.
"buk, itu artine opo toh?"
Tanya Parjo yang tiba-tiba datang, sehingga Nyai Sekar Meji sedikit terkejut.
"Lah, sejak kapan kamu disini bocah bagus?"
"Sejak —"
"Itu artinya 'Selamat datang kembali di Indonesia, Keluarga Doutzen' begitu nyai"
Kata Mark menyela pembicaraan mereka berdua, Mark memang orang Belanda asli, tetapi dia sering sekali mengakui dirinya sebagai pribumi, entah kenapa.
DU LÄSER
COMITEM
TonårsromanerAnneliese, comitem tandem carissimi. - Parjo, Anneliese, Charvi - 1940 cover by cinamoomin ♡