Bagian 2 (Perjanjian)

34 0 0
                                    

aku hanya ranting-ranting rapuh yang berharap untuk dikuatkan

setiap hembusan sejuk yang menyenangkan semua orang hanya membuatku takut

mereka hanya menggores-goreskan luka di setiap inci tubuhku yang rapuh

aku tak pernah berkata sakit karena ku takut, dia akan menghembuskan udara dengan begitu kuatnya lalu aku akan diterbangkan dan jatuh perlahan juga terasingkan.

aku hanya melakukan hal yang menurutku benar. - Regagistilava 2020

Gavin berjalan sambil mengenggam tangan Freya, mereka menuju kelas dan memasukinya. berjalan ke bagian paling dalam kelas tempat ia, Freya dan Ulfa duduk menghabiskan waktu di dalam kelas. gavin melepaskan genggamannya dengan Freya saat mereka sudah berada di bangkunya,

Ulfa yang melihat kedatangan mereka hanya terdiam dan menduga bahwa Gavin tengah kesal dan marah. Ulfa menyimpan gawainya di laci mejanya, ia merangkul gavin yang duduk di sebelahnya, lalu mengusap-ngusapnya. Freya yang melihat itu tersenyum dan menghampiri merka berdua. freya menepuk bahu gavin pelan.

"sudahlah vin tak perlu kamu sedih, disini sudah ada kita para dayang cantik yang sedia melayani". ucap Freya sambil tertawa

"memangnya ada apa dengan si Zanna?" tanya Ulfa

" Ya aku sudah curiga sih jika Zanna itu seperti perempuan kebanyakan. Dia juga sudah berpaling ke laki-laki yang yaa lumayan-lah". ucap Freya

"Mau aku bantu membuat dia agar menderita?". senyum licik di bibir Ulfa menyebar ke dua orang yang ada didekatnya.
...

Hari mulai panas membuat tangan-tangan dengan cepatnya membuat gerakan disamping leher untuk sekedar mendapat angin-angin kecil. Ulfa meneguk sedikit es jeruk yang baru saja diberikan oleh ibunya Gavin, dinginnya air melintas cepat di tenggorokannya lalu hembusan nafas lega keluar begitu saja. Hal yang sama dilakukan oleh kedua temannya.

"Jadi siapa cowok yang sedang dekat dengan Zanna?" tanya Ulfa

"Itu anak Ipa 5". Jawab Freya

" ya yang mana loh, anak Ipa 5 tidak hanya satu orangkan?"

" Arion". Jawab Gavin

" baru dengar namanya, dia bukan anak baru kan?". Tanya Ulfa

"bukan". Jawab Gavin lagi

" mau aku godain anaknya?" tanya Freya ke arah gavin yang berada di sampingnya.

" tidak, jangan Freya kamu sudah terlalu terkenal nakal, biar Ulfa saja". Jawab Gavin

Ulfa hanya terdiam, dia memang setuju-setuju saja karena dia hanya harus mendekatinya dan mencampakkannya.

"duh, aku ke toilet dulu ya". Ucap Freya segera berlari ke arah toilet

"apa yang aku dapat setelah aku berhasil menjalankan misi itu? kau mau jadi pacarku?" ucap Ulfa serius di depan Gavin

"hah, sebenarnya aku tidak mau pacaran jika hanya sekedar status saja. Tapi jika kamu berhasil aku akan menjadikan mu pacarku yang paling bahagia, hingga kamu tidak bisa melepaskanku". Ucap Gavin mengelus pipi Ulfa. Mereka berdua berpandangan cukup lama lalu kemuadian tertawa terbahak-bahak.

"ada apa ini?" tanya Freya yang baru saja tiba.

"tidak apa-apa, hanya saja Gavin harus menepati janjinya". Ucap ulfa sambil tersenyum ke arah Gavin.

"janji apa?" tanya Freya yang masih saja kebingungan.

"Dia akan membelikanku Make up jika aku berhasil melaksanakan misi".

" dan kamu akan harus membelikanku mobil jika kamu gagal". Sambung Gavin

Mereka berdua berbohong dan merahasiakan perjanjian sebenarnya dari Freya, entak mengapa mereka menyembunyikannya tapi Freya seperti langsung percaya dan ikut tertawa bersama.

...

Udara pagi yang menusuk kulit membuat air mata turun perlahan di mata indah Ulfa, hari ini adalah hari kematian dari orang yang ia sayangi orang yang pernah membuat ia merasakan hebatnya kebahagiaan. Ulfa segera mengusap pelan air di pipinya dan segera ke meja makan untuk pergi sarapan bersama ayah dan ibunya.

" Kamu mau ke kuburan hari ini? Jika mau nanti ibu suruh pak rusli mengantarmu". Ucap ibunya di sela-sela sarapan mereka.

"iya lagipula kamu pulang sore kamu harus di antar". Sambung ayahnya yang juga setuju dengan ucapan ibunya itu.

"tidak usah bu, yah. Aku tidak akn ke kuburan nanti aku langsung pulang saja". Jawab Ulfa.

"kalau begitu aku berangkat dulu ya". Ucap Ulfa sambil mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya.

Ulfa memutuskan untuk membawa kendaraan sendiri ke sekolahnya. Ia melajukan pelan motornya sambil mengenang hal-hal indah yang pernah ia lakukan bersama orang itu. ia terus melajukannya hingga tiba-tiba saja motornya melaju begitu pelan hingga akhirnya berhenti tepat di daerah yang masih jauh dari daerah yang banyak penduduknya.

"aduh bagaimana ini, bensinya masih terisi penuh, tapi kenapa mogok seperti ini?". Gerutunya

"Hai, kelihatannya kamu kesulitan mau ikut denganku?" tanya seprang pria yang berhenti setelah melihat Ulfa yang terlihat gelisah di pinggir jalan, pria itu turun dari motornya dan mengahampiri Ulfa.

" eh, jangan berani kurang ajar ya! Pergi saja". Bentak Ulfa kepada Pria itu.

"kita satu sekolah, lihat". Jawab pria itu menunjukan bahu kirinya. "udah ikut saja aku hanya berniat membantu, biarkan saja motornya disini lalu panggil orang rumahmu untuk mengambilnya, kita sudah hampir telat". Sambungnya lagi

Ulfa melihat dari atas sampai bawah lalu berjalan ke arah motor pria itu.

" yaudah cepet, katamu kita sudah hampir terlambat". Ucap Ulfa dingin

"jutek sekali mbanya". Ucap pria itu lalu menaiki motor disusul oleh Ulfa.

Mereka segera pergi ke sekolahnya.

Setelah sampai di gerbang sekolahnya Ulfa turun dan mengucapkan terima kasih.

" ya sama-sama". Jawab pria itu hendak pergi menuju parkiran

"eh tunggu, nama mu siapa?".

"Arion".

AmorWhere stories live. Discover now