Bagian 1 ( Keputusan)

92 0 0
                                    

Hembusan angin yang menerbangkan segala kelelahan dari wajahnya perlahan-lahan mulai dingin. Sama dinginnya dengan tangan laki-laki yang kini tengah menggenggam tangannya dengan erat seolah tak ingin ia melarikan diri . Laki-laki itu biasanya akan dengan senang hati mendengarkan segala cerita yang keluar dari mulutnya, tapi kini laki-laki itu ingin diberi kesempatan untuk berbicara dan si perempuan mendengarkan. Namun sudah beberapa waktu berlalu tak ada satupun kata yang keluar dari bibirnya itu. si perempuan mulai mengusap bahunya karena dinginnya hari yang mulai gelap. Ada rasa kesal karena si lelaki tak terlihat akan berbicara.

" ulfa maafkan aku tapi aku tak bisa seperti ini terus menerus".

"Apa maksudmu?".

"Kamu mencintai Gavin?"

Perempuan itu diam, jawaban yang mudah untuk dilontarkan menjadi sangat sulit. Karena perempuan itu memang mencintai Gavin tapi dia juga mencintai laki-laki yang tengah menatapnya.

3 bulan sebelumnya

"Si Ulfa kemana Frey?". Tanya Gavin

"Entahlah, mungkin dia sedang menggoda laki-laki kelas sebelah, untuk diajak makan, dan dia akhirnya tak akan membayar yang sudah ia makan". Ucap Freya dengan yakin

" Ah benar juga ". Ucap Gavin setuju dengan perkataan Freya.

" Dan akupun akan melakukan hal yang sama, aku pergi dulu Dadah sayang". Freya meninggalkan Gavin sendiri disana, untuk mencari makanan gratis dari para lelaki bodoh.

Gavin berjalan ke arah perpustakaan, beberapa hari yang lalu ia tertarik untuk membaca salah satu buku yang menarik perhatiannya.

Ia duduk di salah satu bangku kosong dan mulai membaca.

Sudah seperempat buku yang ia baca, dan tiba-tiba saja ada tangan yang menghalangi buku yang tengah Gavin baca.

" Kamu baca terus, dasar maniak sains". Ucap Ulfa yang menganggu ketenangan Gavin.

"Kamu sendiri?".
Ulfa hanya mengangguk mengiyakan, ia mulai menarik buku dari tangan Gavin dan membolak-balik bukunya, mencari hal yang mampu menarik perhatian Gavin.

"Kamu sedang apa disini?". Tanya Gavin sambil menarik lagi buku itu dari tangan Ulfa.

" Kenapa sih kamu lebih suka buku sains? Sudah jelas-jelas ada wanita cantik di depan mu".

"Sudahlah fa, omongan mu itu tak akan mempan terhadapku. Aku bukan laki-laki bodoh yang kamu dan Freya manfaatkan itu".

"Cih". Ulfa berdecih dan memalingkan kepalanya.

" Nanti kalian makan di rumahku, mamah menyiapkan banyak makanan hari ini".

" Benarkah? Huhu sungguh terhormat bisa berteman dengan anak seorang koki". Ucap Ulfa

" Gavin mau ga jadi pacarku? Aku bosan terus menggoda laki-laki lain aku juga mau pacar untuk melarikan diri dari mereka semua, semuanya sudah membosankan untukku".

" Heh, aku ga mau pacaran seperti itu bodoh, lagipula apa untungnya untukku berpacaran denganmu".

" Aku kan cantik".

" Sudahlah Ulfa, aku mau bertemu Zanna di kantin, kamu mau ikut?".

" Tidak aku mau ke kelas saja".

Ulfa menghembuskan nafas kesal, Gavin sudah menolaknya. Padahal ia mencintainya dan sudah memberanikan diri untuk berbicara, yaa walaupun dia bilang untuk melarikan diri dari para lelaki bodoh korbannya.

Gavin berjalan sambil melihat indahnya tawa yang keluar dari bibir perempuan bernama Zanna.

" Hallo, Zanna ". Sapa Gavin ke perempuan yang duduk didepannya bersama dengan teman-temannya

"Oh hallo Vin".

Gavin pun duduk di sebelah Zanna, dan menemaninya memakan semangkuk bakso.

" Aduh Vin aku harus ke kelas segera, bolehkah kamu membayar ini semua? Aku tak akan sempat membayar ke tukangnya?".

" Oh iya boleh Zan".

Zanna pergi bersama teman-temannya, menuju kelas dan meninggalkan Gavin sendiri disana.

"Hah, apa bedanya aku sama laki-laki lain yang ditipu Ulfa dan Freya?".
Gerutunya melihat Zanna yang mulai menjauh.

"Sayang, abis ditinggalin ya?".
Freya memeluk tangan Gavin tiba-tiba dari samping.

Gavin yang tahu itu hanya diam dan melepaskan pelukan Freya dari tangannya.

" Ga sama Ulfa?".

" Ngga dia di kelas tuh, lagi main game online".

" Yasudah yuk ke kelas".

" Ah bentar aku beli minuman dulu, ya?".

Freya berlari ke lemari es tempat minuman di jual dan segera membayarnya ke ibu-ibu kantin.

" Oh iya tadi kata Ulfa kita ke rumahmu ya nanti sore?".

" Iya betul".

Gavin berjalan disampingnya Freya yang sedang bersenandung, suara merdu dari mulut Freya sangat indah membuatnya terpaku beberapa saat.

Gavin berhenti berjalan saat ia melihat di depannya seorang wanita yang baru saja meninggalkan nya sedang bercanda ria dengan seorang laki-laki tinggi.

Freya yang melihat itu langsung segera menarik Gavin pergi, namun Gavin memutuskan untuk tidak pergi dan menghampiri Zanna.

Gavin tepat berdiri di sebelah Zanna yang masih saja tertawa itu, sedangkan laki-laki yang tengah tertawa bersama Zanna memutuskan untuk pergi.

" Hallo Gavin".

" Apa apaan kamu".

" Maksud kamu?"

Gavin menghembuskan nafas kesal, melihat betapa tidak tahu malunya wanita yang berada didepannya ini.

" Oh gara-gara aku dekat sama pria lain? Oh Gavinku kamu bukan pacarku kamu tahu itu? Dan aku memang dulu suka kamu karena kamu tampan. Tapi sekarang kamu sudah terlihat biasa saja".

" Kurang ajar ya kamu!". Bentak Freya yang sedari tadi diam menahan kesal. Freya hendak menampar perempuan di depannya itu namun Gavin menahannya.

Tanpa berkata apapun Gavin segera menarik tangan Freya dan pergi dari hadapan perempuan itu.





AmorWhere stories live. Discover now