Draco

4 0 0
                                    

Aku tak menyangka kami berada di hutan yang seperti kemarin, bahkan posisi kami berada di bawah pohon Ara persis. "Aku nggak bermaksud untuk melakukan teleportasi ke tempat ini, tapi..."

Belum sempat kuselesaikan omonganku, tiba-tiba Leo memotong pembicaraan ini, "Tampaknya ini memang takdir kita, jika apa yang dilihat Orion kemarin benar-benar terjadi. Draco sudah menunggu kita sejak awal.", Leo berusaha untuk meyakinkanku tapi tetap saja hati ini gundah. Kami terus menelusuri hutan tersebut hingga kami berhenti di depan sebuah batu besar di tengah-tengah hutan. Sinyal telepati kami terus bekerja, sehingga kami dapat menangkap sinyal aneh dari dalam hutan ini.

"Berhenti di sini!", Orion menghadang kami dari depan batu besar membuat kami terlonjak. "Pindahkan batu ini, suara-suara aneh itu berasal dari dalam sana." Ia melanjutkan sambil menunjuk ke arah batu tersebut berasal. Tanpa menunggu aba-aba darinya kami mengarahkan telapak tangan kami ke arah batu itu dan berbagai sinar bermunculan dari telapak tangan kami, perlahan-lahan batu bergeser ke arah depan. Tanpa disadari ada sesuatu yang mendorong kita dari belakang, dan membuat kita terjatuh ke dalam sebuah lubang yang sangat gelap. Aku menyipitkan mata berusaha mengeluarkan cahaya dari mataku, tetapi hasilnya nihil. Kemampuan kita tidak dapat digunakan di sini, Draco telah menyerap semua kekuatan kita. Aku tak dapat melihat Orion dan Leo, sungguh di sini sangat gelap!

"Lyra! Awas belakangmu!". Teriak Orion. Belum sempat aku menengok, tiba-tiba saja tubuhku berguncang hebat dan terlempar ke dinding dengan keras. Hanya sakit yang kurasa. Aku segera menyipitkan mata, berusaha mengeluarkan sinar dari mata ini, dan yang terlihat hanyalah makhluk bertubuh sangat besar dan mempunyai sepasang mata yang tajam serta memiliki 3 tanda berbentuk lingkaran di keningnya. Di depanku aku melihat Orion mengerahkan segala kekuatannya demi bertarung dengan Draco. Aku terus berusaha berkonsentrasi dan mengeluarkan segala kemampuan terbaikk. Para Draco sangat kuat, apakah mustahil jika kami melumpuhkan mereka? Tapi apa daya jika nyawa manusia berada di tangan kita.

Kali ini aku hanya bisa merasakan rasa sakit akibat serangan yang bertubi-tubi dari Draco. Aku mendengar teriakan Leo dan Orion, aku tahu keadaan mereka saat ini sepertiku, tetapi aku jauh lebih buruk, berdiripun aku tak mampu.

"Lyra, bertahanlah!" Sekilas aku melihat Leo datang menghampiriku dan segera mengeluarkan kekuatannya, salah satu Draco yang ada di depanku pun mati dan berubah menjadi debu.

"Leo, serang aku!" Pintaku pada Leo seraya menarik telapak tangannya ke depan wajahku.

"Apa??"

"Serang aku sekarang!!!" Tanpa menunggu perintahku berikutnya, ia telah menyerangku dengan sinar yang berasal dari telapak tangannya, dan aku dapat merasakan kekuatanku kembali seperti semula.

Kami berdua segera berlari menuju Orion dan menyerang Orion, agar kekuatannya kembali. Setelah kami bertiga memiliki kekuatan, Orion menggabungkan semua kekuatan kami dan menyerang Draco secara bersamaan. Hingga satu demi sat dari mereka berubah wujud menjadi debu.

"Kita berhasil menghancurkan 8 Draco!" Teriak Orion dengan nada girang. Selanjutnya kami menembus tanah hingga kembali ke hutan. Kali ini hutan tersebut diterangi banyak cahaya, pohon-pohon Ara tak lagi tampak menakutkan bagi kami, dan tanpa kami sadari tubuh kami telah mengeluarkan cahaya yang artinya kekuatan kami telah kembali seperti semula.

Dengan segera kami melakukan teleportasi dan kembali ke Cassiopeia, ternyata keadaan di sana tidak seburuk yang kami bayangkan. Gelembung yang telah Orion buat untuk perlindungan tadi sangat berguna, sehingga para Draco tidak dapat memasuki wilayah Cassiopeia. Para manusia menyambut kedatangan kami dengan kemenangan.

"Kami, Auriga terakhir tidak perlu dilindungi, karena kami melindungi diri sendiri dan orang lain. Cassiopeia telah menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya, berkat kemampuan dan kekuatan milik bersama, kami dapat menjalankan tugas dengan baik." Oh iya, kami memang masih tergolong remaja, tetapi kami telah diberi anugerah yang luar biasa. Kami memang bukan remaja normal, tetapi kami berusaha untuk menjadi normal, seperti manusia di sini.

(2014) AurigaWhere stories live. Discover now