Dwijaya adalah pangeran yang sangat di sanjung pada dahulunya, banyak sekali putri dari kerajaan lain yang tertarik padanya. Tapi tak sedikitpun Dwijaya ingin mencinta pada siapapun. Karena dia ingin seperti ayahnya. Menjadi pendekar tangguh dan sel...
Takku sangka asdos Resta hanya berdua dengan Fellin. Padahal sudah lama aku menginginkan senior tampan itu, bagiku dia hanya cocok denganku, aku cantik dan dia juga tampan.
Fellin?? Apa yang diharapkan oleh gadis itu. Dia tak cantik dan juga anggun sepertiku, dia cupu dan tak pantas untuk cowok keren manapun. Aku tak pernah menganggapnya teman, bagiku dia tak pantas berteman denganku, aku tak mau berteman dengan mereka yang tak cantik sepertiku.
Berkali-kali aku pukul stir mobilku, mengeram sendiri membayangkan peristiwa tadi. Dengan mudahnya, tanpa pikirkan perasaanku asdos Resta mengusirku, bagiku itu usiran karena dia hanya ingin berdua dengan cupu jelek itu.
Hpku berbunyi....
Tring....Tring....Tring...
Ternyata itu dari Figo, cowok band yang bahkan tak jelas lagi masa depannya, hanya karena dia lumayan keren, aku mau saja menjadi pacarnya.., untung saja sekarang berstatus mantan.
"Pacar?. Hellooo, kita ini udah putus, udah berstatus mantan." Jelasku semakin kesal
"Ok deh, maaf, mantanku tersayang, aku minta uang dong" Figo brengsek. Hampir setiap hari tak bosannya dia minta uang padaku, hanya karena dia tahu tentang rahasiaku. Rahasia yang bahkan tak pernah kuberitahu padanya, dengan liciknya diam-diam dia menguntitku, mengetahui siapa aku sebenarnya.
"Lagi? Gak ada.., uang udah habis."
"Masa gitu sih, cantik. Mau bebeb beritahu siapa ayang kepada...."
Figo mengancamku
"Baik.., baik..., tapi kini saja ya...tunggu aku di kafe flower, aku akan ke sana."
"Siip.., Beib, cepat ya..."
Kesal sekali aku diancam terusan begini. Jika saja Resta tahu siapa aku, itu akan menjadi masalah besar bagiku.
Cepat aku menggas mobilku, menuju cowok brengsek gila uang itu
Fellin...., kamu datang lagi dan rusak semuanya...
Aku membencimu...
Batinku dalam hati..
Sampai di tempat perjanjian kami, ku lihat Figo melambaikan tangan padaku. Tampak sekali dia bahagia karena uangnya sudah datang.
"Hei sayang.., cepat juga ya lo kesini. gak ada masalah kan diperjalanan?" Figo tersenyum jahat.
"Berhenti berkata sayang, aku tidak suka.."
"Baiklah.., tapi... uangnya adakan?, kalau tidak ada ya...."
"Ada kok" aku memotong pembicaraan Figo. "tapi juga ada syaratnya..."
"Syarat apa sayang?"
aku bisikkan sesuatu ke telinga Figo
"Apa??, Lo gila ya?"
******
"Ada tambahan cerita lho.."
"Ayo baca lagi!!!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Figo
cewek itu bagian dari reinkarnasi...
dia tokoh jahatnya....
tapi tetap saja...
hati ini terus menginginkannya...
Sudah gue duga cewek sialan itu psikopat. Dari dulu sifat busuknya itu tak juga berubah, semenjak sma gue kenal tuh anak.., kalau uda iri sama orang, pasti pinginnya hancurin anak orang.
Pernah suatu kali, Jelita merasa dirinya paling cantik, hingga semua cowok yang mengenalnya jatuh cinta sama tuh anak, apalagi gue..., sampai sekarang, meskipun perawakan iblis, tapi hati tak sanggup berpaling darinya.
Ternyata ada anak baru, Laurent namanya, wajahnya bule indo gitu.., jadi para cowok mengira si Laurent yang paling cantik dan mulai acuhkan Jelita. Karena nggak senang sama Laurent, Jelita sampai nggak segan masukin bangkai tikus ke mangkuk bakso Laurent. Laurent trauma dan pindah sekolah.., cuma gue yang tahu sifat buruk cewek psikopat dan siapa dia..
"Bunuh anak orang..., lo jangan gila deh.." Gue gak sejahat itu kali..
"Jika kamu nurutin mau aku.., aku akan kasih apapun yang kamu mau."
"Ya..., gue nggak bisa.., nanti kalo gue ketahuan bunuh anak orang, terus gue dipenjara, masa depan gue gimana? kita gagal nikah dong beib.." Gue mengiba. Tapi cewek psikopat tampaknya tak peduli.
"Satu M, gimana? mau nggak."
Akhirnya gue dibutakan oleh uang..,
"Ya.. maulah..," gue dirasuki setan dan mulai memikirkan uang 1 M dari manusia reinkarnasi ini.
"Tapi..., gue akan celakain temen, lho.., namun.., nggak sampai membunuh ya.." Untunglah gue masih punya hati..
"Ok.., tapi.., jalankan tugas dengan baik. Aku akan kabarin waktu yang tepat untuk bertindak."
