PROMISE

1.4K 49 2
                                    

2004

" Kak tempat apa ini?"

"Ini asrama Irene"

"Kenapa kita ke sini kak?"

Ia memandang mata bulat dengan iris berwarna abu-abu memancarkan kepolosan seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun.

"Kamu akan tinggal dan sekolah di sini mulai sekarang Irene."

"Apakah kakak juga tinggal disini?"

"Kakak tidak tinggal disini Irene."

Hatinya terpilin saat melihat gadis kecil itu menyembunyikan kekecewaannya.

"Aku akan menjemputmu sebagai mempelaiku diusiamu yang ke dua puluh satu. Hingga saat itu tiba belajarlah dengan sungguh-sungguh, jadilah gadis yang baik dan persiapkan dirimu untuk menjadi mempelai yang cantik, cerdas, setia dan taat pada suami."

Air mata mengalir membasahi pipinya yang cubby kemerah-merahan.

"Kakak janji?"

Ia menatap mata polos yang memandangnya seolah mencari kebenaran dibalik setiap kata-katanya.

"Kakak janji Iren, kau akan jadi mempelai tercantik ."

♡♡♡♡♡♡♡

2014

" Aku bosan.....!!!!"

"Ya sudah ikut kami saja liburan ke Jepang. Soal biaya kami deh yang tanggung. "

"Aku mauuuu...tapi...."

" Jangan katakan kau masih menunggu "kakak" bayanganmu itu. "

Aku memeluk bantalku sedih . Tahun ini aku genap dua puluh satu tahun dan selama ini sama sekali tidak ada kabar dari kakak.

Sejak pertama masuk ke asrama hingga sekarang, tidak pernah satu hari pun aku keluar dari asrama. Berjaga-jaga jika suatu saat kakak akan datang mengunjungiku atau menjemputku.

Memang asrama ini jadi satu dengan sekolahan mulai dari sekolah dasar hingga universitas sehingga seperti kota kecil yang sangat lengkap dengan segala vasilitasnya dari mall hingga rumah sakit.

Aku juga heran , keluargaku bukan dari keluarga kaya, bahkan setelah kecelakaan yang menewaskan seluruh keluargaku, meninggalkanku sebatangkara, dan tidak didapati warisan yang melimpah.

Tempat ini sangat mewah dan hanya anak-anak orang kaya atau berprestasi saja yang bisa bersekolah disini. Sedangkan aku jangankan berprestasi, pintar juga nggak. Tapi anehnya aku bisa tetap bersekolah disini entah siapa yang membayar semua biayaku selama di sini. Selain itu setiap bulan aku juga mendapatkan kiriman uang yang jumlahnya lebih dari cukup untuk membeli kebutuhanku sehari-hari.

Banyak gosip tersebar yang mengatakan aku pewaris tunggal sebuah perusahaan besar. Mengingat tidak munggkin murid bodoh sepertiku bisa ada ditempat ini

"Tapi bulan depan sudah wisuda, aku yakin kakak akan datang menjemputku." Mataku tertuju pada tanggalan di atas mejaku . Tak terelakan lagi, tidak lama lagi aku akan berulang tahun yang ke dua puluh dua tepat sehari setelah hari wisudaku .

"Irene...wake up honey. Sekarang umurmu sudah dua puluh satu dan "kakak" yang kamu tunggu-tunggu itu tidak pernah datang bahkan kabarnya pun hilang ditelan bumi. Apa sih yang kamu harapkan dari orang seperti itu?"

Amel, Irra, Panny teman sekamarku menganggapku gadis paling tolol karena berharap pada bayangan imajinasi anak kecil.

"Benar kata Amel. Irene sadarlah tidak lama lagi kamu berusia dua puluh dua tahun dan perjanjian "kakak" mu itu expired date . "

A Cup Of TeaWhere stories live. Discover now