22. THE SECRET WIFE

15.7K 789 107
                                    

Kisah kita bermula dari luka yang sama, bertahan pada luka yang sama pedihnya pula. Namun mengapa akhir kita berbeda?

Akhirmu dengan dia, bukan aku.

***

Alvand baru saja turun dari mobilnya.

Wajah lelaki yang membawa sebuket bunga lily itu tampak begitu sumringah. Bagaimana tidak? Tander yang nilainya ratusan milyar baru saja di memangkan oleh perusahaannya. Salah satu pencapaian terbesar di sepanjang karir bisnisnya.

Oleh sebabnya, ia ingin segera menemui Valerienya, untuk menyempurnakan rasa bahagia yang saat ini sedang memenuhi seisi dirinya.

Alvand menekan bel, berdiri dengan menyandarkan tubuh di salah satu sisi tembok, masih dengan senyum yang mengiasi bibir.

Tak lama kemudian, terdengar derap langkah mendekat.

Lelaki itu langsung menegakkan badan,  merentangkan kedua tangan, siap membawa gadisnya ke dalam pelukan.

Valerie muncul dari baliknya, dengan mengenakan dress ibu hamil selutut yang bergambar beruang  serta rambutnya yang dikuncir kuda, terlihat menggemaskan seperti biasanya.

Alvand langsung membawa Valerie dalam pelukannya, mencium kening perempuan itu dalam.

Valerie yang tiba-tiba diperlakukan sedemikian rupa sama sekali tidak memberontak, ia justru memejamkan mata, menghirup aroma citrus milik suaminya.

"Mas?"

Alvand menyudahi pelukan mereka, sadar  jika sekarang kondisi istrinya tak lagi sama. Ia tidak bisa memeluk istrinya seposesif dulu karna saat ini istrinya sedang hamil besar.

"Buat kamu,sayang…"

"Dalam rangka apa kasih bunga?"

Valerie menerima buket lily yang diberikan suaminya oleh suaminya dengan bingung, namun juga senang, ia tidak pernah tidak senang  jika diberi buket bunga lily, apalagi jika seseorang yang memberikannya itu adalah suaminya, lelaki yang sangat ia cintai.

"Dalam rangka aku cinta istriku"

"Ada-ada aja kamu, mas. Ayo masuk, di sini dingin"

"Sayang, kok cintaku dicuekin sih?"

Valerie menggelengkan kepalanya pelan, langsung berjinjit untuk mencium sebelah pipi suaminya. Hal yang membuat Alvand langsung tersenyum senang. Lelaki itu sedikit membungkukkan badan, menjajarkan kepalanya dengan perut besar Valerie.

"Kesayang papa, apa kabar?  Baru sehari aja nggak ketemu, papa udah kangen berat loh"

Alvand menempelkan telinganya pada perut istrinya,mengeluskan lembut dengan menggunakan sebelah tangannya, sesekali lelaki itu memberikan ciuman pada perut isrinya .

"Sama,baby juga suka kangen sama papanya, suka rewel kalau lagi kangen sama papa"

"Baby atau mamanya, hm?"

Valerie tidak tau apa sebabnya, mengapa sejak ia hamil, ia jadi mudah tersentuh perasaannya. Ia sering kali menangis saat ditinggal suaminya terlambat pulang beberapa menit saja, apalagi jika di tinggal ke luar kota.

Bayi dalam perutnya pun sama, akan merasa gusar jika tidak menjumpai papanya untuk bebepa jam saja. Lalu kemudian akan merasa senang dengan menendang-nendang saat dielus atau diajak bicara oleh papanya.

"Baby"

Dan mamanya

"Nggak boleh begitu ya sayang, nanti kasihan sama mama,ya? Anak papa kan pintar"

 Sᴇᴄʀᴇᴛ Wɪғᴇ (END)Where stories live. Discover now