PT. 1 : Berpindah

17 3 3
                                    

     Hari di kota New York semakin ribut, suara klakson mobil dan seruan orang dijalanan membuat telinga Sam sakit, dan ingin tuli untuk sementara.
     Beberapa hari lagi, Sam dan keluarganya akan pindah ke wilayah Landly. Wilayah itu disekelilingi hutan dan penduduknya lumayan sedikit. Itulah yang membuat Sam tidak sabar pindah, keadaan sunyi.
     Sam duduk di sofa ruang tengah apartemennya, memerhatikan Pa dan Ma yang sedang berdiskusi tentang sesuatu yang amat penting. Tetapi perhatian utamanya yaitu Will, adik kecilnya yang masih SD berumur delapan tahun. Sam menatap Will hati-hati, karena Will bediri di dekat jendela, mengamati dunia luar.

"Hati-hati, Will. Jendela terbuka," seru Sam khawatir, karena jendela itu cukup untuk membuat Will terjatuh melesat ke bawah. Bahkan pagar jendela itu tidak menolong lagi sebab tinggi Will terus bertambah.

"Tenang saja, kak Sam. Aku bukan anak kecil lagi!" jelas Will dengan wajah cemburutnya yang jelas-jelas dibuat-buatnya sendiri agar terlihat imut.

"Dasar manja, kau masih anak-anak bagiku." Sam tersenyum puas melihat wajah adiknya semakin cemburut, kalah.

"Sammy, Willy, kesini sebentar!" seru Ma melambaikan tangannya kecil, mengajak mereka duduk di salah satu kursi meja dapur.

"Namaku bukan Willy, Ma..." jelas Will melas. Dia merasa banyak diganggu hari ini.

"Hmph, benar, tetapi Willy Wonka," sekali lagi, Sam mendapat poin kemenangan. Baginya mengganggu adiknya sebuah kemenangan yang langka dan harus dilakukan setiap hari, menurutnya itulah tanda sayangnya untuk seorang Will.

"Kak Saaaam!!" pukulan kecil Will mendarat di perut Sam. Tawa kecil dari Sam membuat Will ikut tertawa dan memukul sekuat-kuatnya, membuat mereka lupa Ma daritadi memanggil mereka.

"Hey! Sammy, Willy! Cepat kemari!" Ma tidak sabaran, dan akhirnya juga mereka cepat-cepat mengambil kursi dan duduk dihadapan Pa dan Ma.

"Ada apa ini?" tanya Sam penasaran. Dia melihat sebuah kertas besar yang seperti peta harta karun. Apa kita akan berburu harta karun? Gumam Sam dalam hati.

"Ini peta seluruh wilayah Landly, kita akan selamat dan betah hidup disana karena ini." Pa menjelaskan dengan bangga, yang sepadahal peta itu milik temannya yang sudah tinggal duluan disana.

"Kenapa begitu?" kali ini Will bertanya dengan suara khas anak-anak yang dikira orang masih berumur lima tahun. Jelas-jelas imut. Bahkan, Sam sendiri gemas melihat pipi adiknya ketika berbicara.

"Oh, Will, disana wilayah hutan. Kita harus tahu jalanan bila tidak kita akan tersesat."

"Dan, parahnya lagi... ada manusia serigala dan zombie yang akan memakan kita! Rawr!"

"Uwaaa!! Pa! Lihat kak Sam!!" Will merajuk dan berlari ke Pa dan merangkulnya erat. Sedangkan Sam menggerakan tangannya dan berdiri tegap seperti raksasa besar, dan Ma masih kesal karena Sam memotong penjelasannya.

"Saam!" Pa menegur, akibatnya Sam duduk rapi kembali ke tempatnya semula. Menyesali perbuatannya karena Ma juga kesal.

"Hehe, maaf," senyuman tipis diwajah Sam membuat Pa dan Ma teringat harus melanjutkan perbincangan tadi.

"Sekarang, mari kita fokus disini. Kalian tidak ingin menghilang di hutan gegara tersesat, bukan?" Pa bertanya ke Sam dan Will, menatap mereka berdua menunggu jawaban. Akhirnya, Sam dan Will mengangguk kepala mereka dan menunduk sedikit, menyembunyikan rasa malu mereka jika tidak memerhatikan dan terkena akibatnya suatu saat nanti.

    Pa menjelaskan semua rute ataupun jalan diwilayah Landly. Tempat yang tidak boleh didatangi, tempat yang aman, sungai, gunung, lereng, perumahan, dan jalan keluar dari Landly sudah dijelaskan semua.
    Kini mereka tahu, dan jika masih lupa pastinya mereka akan membaca peta itu lagi. Dan berusaha untuk mengingat semuanya.

***

    Hari perpindahan. Sam dan Will keluar dari rumah lama mereka terakhiran, sambil membawa tas dan koper dengan kelelahan, namun Sam agak santai tidak seperti Will...
    Pa mengambil tas dan koper mereka satu-persatu dan menaruhnya di truk pemindahan rumah, dan salah dari pekerja pemindahan rumah itu menutup pintu belakang truk dengan kuat agar tidak terbuka selama perjalanan, dan menguncinya tentu.

"Kalian siap perjalanannya?" tanya Pa selagi masuk kedalam mobil 'Toyota Innova' berwarna abu-abu dan memasang sabuk pengaman. Siap berkendara.

"Apakah ini akan menjadi perjalan yang panjang?" bukannya menjawab, Sam justru menanya kembali ke Pa dengan ekspresi melelahkan.

"Benar, maka dari itu kalian harus bersiap-siap!" Pa bersemangat.

"Ini akan menjadi family gathering yang menyenangkan dengan mobil kita ini!" seru Ma tidak kalah bersemangat.

"Ugh, jika aku tahu... GPD XD Plus punyaku tidak akan aku taruh di tasku tadi..." Will tidak bersemangat. Tanpa game-nya itu, dia merasa akan kematian gegara bosan.

"Tenang saja, kiddo. Aku ada Tabletmu disini." Sam menggoyangkan Tablet punya Will yang berada di tangannya sekarang. Membuat Will kegirangan sekaligus marah.

"Hey! Itu punyaku!"

"Benar, niat jahatku terkuras lagi."

"Kau berniat untuk mencurinya!?"

"Lebih tepatnya menyembunyikan," Sam memasang wajah licik khasnya, membuat Will semakin menjadi.

"Urgh! Kembalikan!!"

"Ok, ok! Ini dia... sheesh!" Sam mengelus kepalanya yang barusan dipukul dan dijambak oleh Will. Selagi berdiam diri menatap Will, Sam menyadarkan diri, dia berpindah tatapannya menuju luar jendela yang hanya  menunjukan beberapa pepohonon yang lewat sebab kecepatan mobil.

     Tatapannya sayu melihat keadaan luar. Mengingat kota New York yang sudah dia tempati selama dua belas tahun akan selalu menjadi rumahnya.
     Sam terpikir lagi, dia tidak pernah punya pacar selama disana. Dia dijuluki dengan sebutan nerdie karena selalu memakai kacamata dan kawat gigi sewaktu SD, namun lihatlah dirinya sekarang, giginya rapi dan dia memakai lensa mata.
     Dia sungguh berharap kehidupan baru disana, mengalami suasana yang baru, dan pastinya dia berharap bertemu dengan lelaki tampan dan menjadikannya orang terdekatnya. Sungguh meng'halu'kan...

     Tapi hey... siapa sangka permintaannya terwujudkan? Namun ini berbeda dari imajinasi dan jalan alur cerita hidupnya nanti...

My Little Brother Friend'sWhere stories live. Discover now