PART 3 ( NEW VERSION )

14.8K 1.8K 137
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maldives.

“Mana Daddy?” Suara melengking Cessa terdengar setelah sebelumnya asyik bermain dengan boneka barbie. Dia mengedarkan pandangan mencari daddy kesayangan yang kabur membawa mami tercinta untuk indehoi berdua.

Dedes yang sedang menonton televisi menoleh. “Daddy sama Mommy lagi keluar sebentar ada urusan.” Arok, suaminya, cekikikan sendiri yang langsung mendapat pelototan. “Kita tunggu aja dulu mereka di sini, ya.”

 “Kok Daddy sama Mommy gak ajak-ajak, sih, main di luar.” Farrel buka suara.

“Moga aja main gulatnya gak lama,” bisik Arok, tahu dengan sangat ke mana perginya kedua majikannya yang dimabuk cinta seperti pasangan baru menikah.

Dedes langsung menyikut lengannya. “Sstt, jangan sampai mereka dengar.”

Arok menutup mulut dengan tangan dan kembali menonton televisi.

“Urusan orang dewasa, sayang.” Dedes tersenyum ke Cessa dan Farrel.

“Ahh, jadi orang dewasa ribet,” gerutu Farrel badmood karena sudah berharap bisa mainan di tepi pantai. Namun, seperti titah daddy dan mommy sebelum menghilang, mereka jangan dibiarkan ke pantai dulu.

“Sebentar lagi ada ice cream datang, loh, jadi jangan ngambek, ya, anak-anak panda.”

Cessa manyun maksimal, mirip seperti maminya. “Gak mau es krim, maunya Daddy. Lama tidak?”

“Gak lama, kok.”

“Huaaaa!” Rafael namplok di lantai kaca yang bagian bawahnya nampak air laut dan ikan-ikan berenang. Dia nempel bak cicak yang bisa menangkap ikan diiringi mulut berceloteh.

“Eh, ikannya belok.”

“Wuih … ikannya banyak!”

“Loh, kok ikannya warna kuning.”

“Enak banget kalau ikannya di goreng.”

Yah, semacam itulah.

Dedes menggeleng dan melihat ke arah Cessa yang nampak tidak sabaran  ingin bermain bersama Daddy. “Tuh, kayak abang Rafael asyik lihatin ikan. Cessa gak mau lihat ikan yang lucu-lucu juga?”

            “Gak mau. Ikannya gak lucu.”

“Eh, lucu, kok.” Rafael mengangkat kepala. “Itu lihat bibir ikannya monyong ke depan kayak adek kalau ngambek.”

“Ih ....” Cessa memukulkan kaki barbie ke punggung Rafael dengan kesal karena disamakan dengan ikan. “Cessa lebih cantik dari ikan. Abang, tuh, yang kembaran sama ikan.”

            Rafael bangkit duduk. “Kalau gitu kamu juga ikan, dong. Kita, kan, juga kembar.”

            “Gak mau. Cessa bukan ikan!” teriaknya.

( TERSEDIA DALAM VERSI CETAK ) - ME2 || (Not) Perfect Hot Daddy || END ✓Where stories live. Discover now