-16-

1.6K 33 0
                                    

Riani melihat mobil milik dokter Donny, dokter yang menangani mamanya terparkir di depan rumahnya. Setiap dua minggu sekali, memang dokter itu selalu melakukan kunjungan ke rumahnya untuk mengontrol kondisi mama. Sejak dulu ia selalu mengagumi dokter Donny. Jika suatu saat nanti mamanya menikah, ia berharap mamanya akan mendapatkan seseorang yang seperti dokter Donny.

Ia membuka pintu rumahnya, dan melihat mamanya sedang bersama dokter Donny di ruang tamu. Tangan dokter Donny sedang menggenggam tangan mama Riani dan memandang mama Riani dengan pandangan penuh cinta.

Riani terkejut melihat keakraban mama dengan dokter Donny yang tidak pernah ia sadari sebelumnya. Namun, mama Riani dan dokter Donny lebih terkejut melihat kedatangan Riani. Mereka seperti salah tingkah. Riani menatap mamanya, meminta penjelasan.

            “Eh, Riani, baru pulang ya?” tanya dokter Donny.

            “Iya Dokter. Saya masuk dulu,” pamitnya.

Riani berjalan menghampiri eyangnya yang sedang menonton televisi. “Eyang, sikapnya mama sama dokter Donny kok aneh sih?”

Eyangnya tertawa pelan. “Kamu tanya aja sama mamamu nanti. Eyang nggak mau ikut-ikutan.”

“Ah Eyang. Mama kan kalau sama Riani itu tertutup banget.”

“Udah, nanti mereka akan menjelaskan ke kamu. Sekarang ganti baju dulu sana. Bau matahari. Abis itu langsung makan.”

“Iya deh Eyang,” sungut Riani.

Riani segera masuk ke kamarnya untuk berganti baju, dan mencuci mukanya yang terasa kotor. Setelah itu, ia berjalan menuju ke meja makannya. Ia membuka tudung saji, dan mulai mengambil makanan.

Ia mendengar langkah kaki mendekat. Dokter Donny menghampirinya.

“Riani, saya permisi dulu,” pamitnya.

“Oh iya Dokter. Maaf saya masih makan.”

Dokter Donny tersenyum ramah. “Iya nggak apa-apa Riani. Mm, Riani, kira-kira besok bisa makan siang bersama saya?”

“Ada apa ya dokter?” tanyanya.

“Err, ada yang perlu saya bicarakan sama kamu.”

“Bisa dokter, kebetulan besok saya pulang lebih awal. Mau bertemu dimana?”

“Besok saya menghubungi kamu lagi ya, untuk tempatnya. Saya pulang dulu Riani, sampai bertemu besok.”

Riani menyelesaikan makannya, dan ia segera mencari mamanya. Ia melihat mama dan eyangnya sedang mengobrol di depan televisi. Riani memeluk mamanya dari belakang.

“Hayo mama, ada yang mau mama certain nggak?”

GORESAN LUKA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang