Kilas Balik

8 0 0
                                    

Aku tak mau berpikiran buruk pada Tuhan

Karena...

Matahari yang sudah terbius kantuk pun tetap digelarkan senja

Rintik yang berubah jadi badai pun masih diakhirkan dengan pelangi


Aku tak mau bersikeras pada takdir

Sebab...

Yang tadinya acuh sekarang makin dekat

Yang tadinya rindu riuh sekarang jadi lekat


Benar saja...

Keras hati jarang menjadikanku hebat

Rupa-rupa orang malah makin sesat

Menohok... tertusuk umpatan sendiri

Yang tersisa hanya belas kasih


Dia bersolek, aku tertegun. Seakan kecantikan sempurna adalah miliknya.

Dia dicinta, aku terkapar. Seakan pujian di bibir seluruh makhluk hanya untuknya.

Aku? Cukup aku saja yang tenggelam

Aku... Aku kokoh tanpa sanjungan


Kini riak air saja sudah menjadikanku tenang

Meski keriya'an-nya mudah menggoyahkan iman


Satu malam aku sadar. Dia hanya manusia yang sering lupa. Kegilaan pada dunia, keangkuhan nuraninya, membuatku muak. 

Sesaat aku makin sadar. Dia tak berniat. Kecemburuanku pada takdir Tuhan, kilas balik kehidupannya, membuatku berhenti sejenak. 

Kebaikan apa yang pernah dia lakukan? Sehingga hidupnya cemerlang

Kesakitan apa yang pernah dia terima? Seakan Tuhan sedang menyembuhkannya

Lalu aku beranjak, mendongak. "Tuhan adil. Malam yang sudah digelapkan saja, masih dihadirkan purnama. Malamku sempurna, dengan syukur sederhana."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kilas BalikWhere stories live. Discover now