Ending..

5 0 0
                                    

Beberapa hari kemudian , akhirnya masalah itu berakhir setengahnya. Sekarang , Zomi tidak lagi membullyku habis - habisan begitu pula sama dengan para partner yang sangat setia padanya. Walau masalah pembully-an aku berakhir setengahnya , rasa dendam diantara kami masih menyala. Rasa dendam yang sangat sadis membuatku berniat ingin benar - benar membunuhnya. 

Sebelum kesitu , aku harus menyembunyikan sifat psikopat asliku. Sekarang , aku telah menjadi psikopat yang sangat ingin membunuh kejam semua pembully , kecuali Daisuke. Aku tak menyangka betapa perhatiannya dia padaku. Telah dikatakan sebelumnya oleh dia , dia sangat perhatian padaku daripada para gebetannya yang selama ini ingin diperhatikan olehnya. Dulu aku sempat tidak percaya , setelah dia membuktikan rasa perhatiannya yang besar tepat di hadapanku , barulah aku percaya. 

Rasanya , aku ingin sekali membalas perbuatan mereka yang kejam itu. Di benakku dan di batinku sama pendapatnya. Aku ingin sekali melakukan hal anti mainstream tersebut , tapi , aku akan melakukannya lain waktu. FIX!


Pada akhir - akhir ini , OSIS dipenuhi oleh beberapa acara dan juga masalah. Ketua OSIS dan para rekan - rekan pengurus pada pusing dan mereka semua tidak bisa membagi waktu untuk belajar dan bertemu keluarga sepanjang hari. Kami sering pulang malam. Aku mengkhawatirkan sebagian teman - temanku yang jauh rumahnya , bisa - bisa mereka pulang amat terlambat. Akhirnya , guru memberi usul untuk rapat OSIS nya diadakan pada pagi hari atau saat waktu istirahat. Jadi , sekarang kami tidak pulang terlambat , eh , tergantung jadwalnya. Sekarang juga , rapatnya selalu jadi walau lewat waktu batas sekolah. 

Rekan - rekan OSIS hanya di berikan tugas sedang oleh ketua sedangkan semuanya ditanggung oleh ketua OSIS dan wakilnya. Ini adalah hal buruk , namun , ada enaknya khususnya buat wakil ketua OSIS , yaitu aku. Aku bisa pulang malam sendirian seperti biasa , tapi jarang. Kini , aku sering diantarkan oleh Daisuke. Terpaksa , tapi , demi keselamatanku juga supaya aku tidak cepat mati ditangan yang salah. 

Jam menunjukkan pukul 6.15 malam. Aku masih berada di perjalanan pulang bersama Daisuke. Ibuku yang berada di rumah sering menelponku atau chat via LINE. Seperti biasa , dia menanyakan keadaanku selama di sekolah. Yang paling pertama beliau tanyakan padaku yaitu , "kamu sekarang berada dimana? sudah pulang belum?" , beliau juga bertanya secara bertubi - tubi dan terkadang mengulangi kalimat yang tadi sudah kelewat. Beliau cerewet tapi sayang. 

Selama di atas motor , kami berbincang - bincang biasa , maupun hal bercanda atau hal yang bersangkutan dengan OSIS. Dengan santai kami saling menyahut hingga tak terasa sudah masuk komplek - gang rumah kami. Kami terus berbincang - bincang non stop. 

"Hana , aku lapar.." ucap Daisuke mendadak. 

"Aku juga sama. Kita makan dulu , tapi dimana?" , 

"Di rumahmu saja, tak apa kan?" 

"Tidak mau , di rumahmu saja , hidangannya enak - enak"

"Ie maunya di rumahmu saja. Hidangannya juga pada enak - enak. Asal kau tahu saja , aku sudah bosan dengan menu hidangan di rumahku. Sashimi gurita terus." 

Aku tersenyum. Lalu , aku melihat di depan terdapat sebuah rumah makan ramen yang ku ketahui baru buka. Aku pikir , rumah makan tersebut hanya satu satunya di komplek. Aku pun menyusulkan Daisuke untuk makan disana. 

"Daisuke-kun , lihat di depan sana! Ada rumah makan ramen lo!"

Daisuke memokuskan pandangannya dan mengangguk. 

Kami pun langsung pergi kesana. Setibanya di sana , aku masuk duluan. Kulihat di depan mataku sendiri , banyak sekali pengunjung disini , berati rumah makan ini telah memiliki pelanggan. Baru juga buka sudah banyak pelanggan. Wah , wah semoga laris kedai ini. 

3.6.5 일 '日'Where stories live. Discover now