PROLOG (NEW VERSION)

33.6K 2.3K 507
                                    

(NOT) PERFECT HOT DADDY VERSI NOVEL

COMING SOON TERBIT 💖

***

"Damn it!" umpat Dustin emosi.

Umpatan yang akan berubah menjadi kata demit jika diucapkan oleh Rafael—anaknya— hingga membuat istrinya langsung melotot nggak santai.

Dia memegangi kepala sembari memandangi selembar surat keputusan yang telah ditandatangani hingga tidak ada kesempatan baginya untuk mengelak. Surat yang datang melalui perwakilan Legion pusat bagaikan kejutan di siang bolong, di tengah hawa panas Bali yang menyengat. Surat yang pastinya akan membuat istrinya terkejut hingga bisa dibayangkan pekikan hebohnya.

Semua ini akibat ketidakhadirannya saat ada pertemuan darurat seminggu yang lalu di Jakarta karena harus membawa Rafael ke rumah sakit akibat panas tinggi. Bagaimana bisa dia ditunjuk untuk menyelesaikan kekacauan yang terjadi di hotel Legion Bandung hanya karena ketidakhadirannya?

Namun, nasi sudah menjadi bubur, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain pasrah pada putusan yang ditetapkan. Kehidupan tenang keluarganya di Bali akan segera berakhir karena mereka dipaksa untuk keluar dari kota yang baginya merupakan tempat penuh kenangan. Bali adalah tempatnya memulai kehidupan rumah tangga bersama Akwaryin hingga triplet yang menggemaskan lahir.

Dustin mengacak rambut, dia bingung mencari cara untuk memberitahu istrinya tentang mutasinya ke Bandung, belum lagi dihadapkan dengan masalah yang harus diselesaikan di sana. Dia sekilas melirik jam dan melihat waktu makan siang sudah lewat. Dengan helaan napas panjang, dikeluarkan paper bag berisi kotak bekal yang disiapkan Akwaryin tadi pagi dan meletakkannya di atas meja.

"Sudah gue duga lo ada di sini," decak pria itu yang lansung duduk di kursi. "Lo lupa ada janji makan siang sama gue?"

"Ahh, damn!" Dustin mengempaskan punggungnya. "Gara-gara bule tua tadi gue jadi lupa sama lo."

Riley, sahabat sekaligus kakaknya Mia, geleng kepala.

"Kalau gitu kita makan siang sekarang aja," ucap Dustin. Dia berdiri.

"Terus itu bekal lo mau diapain?" Riley menunjuk paper bag miliknya disertai senyuman geli. "Mau diamuk sama istri lo kalau gak dimakan."

"Bisa untuk nanti sore. Jangan dibuat ribet, deh. Yang penting saat pulang nanti, ini kotak sudah kosong."

"Gak usahlah. Elo pesankan makanan aja dari restoran untuk gue supaya lo bisa makan bekal istri lo tercinta," kekehnya. "Kalau mau dibawa ke restoran juga palingan lo malu."

"Ngejek banget." Dustin menelepon sekretarisnya untuk memesankan makanan.

"Buka, dong. Aku mau lihat isinya."

"Makanya cari istri sana. Betah banget jadi bujangan."

"Cih! Setelah lo jadi pengkhianat yang nikah duluan, berlagak sombong lagi."

"Bukan pengkhianat, rezeki gue aja yang lebih cepat dari lo." Dustin mengeluarkan kotak Tupperware dari paper bag sembari memutar bola mata. "Adek lo Mia aja sudah mau punya anak dua."

"Berisik, ah!" Riley sudah jengah dengan obrolan seputar pernikahan yang memang sudah seharusnya dia lakukan. Apa daya kalau jodohnya aja masih belum datang di umurnya yang sudah lebih dari tiga puluh tahun.

Dustin tertawa sembari membuka bekal dan melihat mahakarya buatan istrinya yang sungguh sangat kreatif karena bekal makanannya serupa bento anak-anak. Akwaryin sedang giat belajar ilmu memasak bento karena sebentar lagi triplet memasuki masa sekolah. Istrinya benar-benar bekerja keras untuk hal itu hingga bekalnya pun jadi serba warna-warni dengan bentuk beraneka ragam selama beberapa bulan ke depan.

( TERSEDIA DALAM VERSI CETAK ) - ME2 || (Not) Perfect Hot Daddy || END ✓Where stories live. Discover now