Bab 46

60.3K 2.3K 29
                                    

Queen POV

2 tahun kemudian…..

Tak ada kebahagian seorang wanita selain mempunyai keluarga bahagia, anak – anak yang sehat jasmani dan rohani, mempunyai suami yang sangat mencintai dan itu saja sudah cukup bagi seorang wanita termasuk aku. Di usia perkawinan sudah memasuki 5 tahun, hubunganku dengan Mas Ziyan tidak mengalami goncangan yang bisa merusak mahligai pernikahan kami.

Setelah melewati cobaan yang datang bertubi – tubi, aku akhirnya bisa berkumpul dengan riana anak kandungku yang hilang, dan anak kembarku yang lain yang bernama vadil dan vidal mereka lahir ketika usia kandunganku masih berusia 7 bulan dan dokter terpaksa melakukan operasi yang untuk melahirkan mereka karena takut bayi – bayiku mengalami keracunan air ketuban.

Tapi ada suatu hal yang mengganjal di dalam perjalanan 2 tahun ini, seperti ada yang disembunyikan suamiku dan setiap aku tanya dia selalu mengelak, memberikan alasan yang menurut aku gak masuk  akal atau mengalihkan pembicaraan. Meskipun aku gak bisa membaca pikirannya tapi aku sudah mengenalnya lebih kurang 8 tahun aku tau dia sedang menyembunyikan sesuatu, tapi apa dan bagaimana caranya supaya aku bisa tau apa yang sedang disembunyikannya.

Aku sudah mencoba bertanya dengan teman – temannya dan gak seorangpun yang memberitahuku bahkan mereka menyatakan mereka tidak tau apa – apa. Puncaknya setiap habis pulang bekerja dia selalu termenung memandang langit di teras balkon kamar kami, begitu juga malam ini.

“mas…mas kenapa duduk disini sendirian, nanti masuk angin loh” tanyaku sambil mengendong vadil sedangkan vidal sedang bermain dengan kakak – kakak nya.

“gpp sayang enak duduk disini, adem bikin pikiran jadi tenang” lalu dia berdiri dan mengambil anaknya lalu menggendongnya.

“mas kenapa sih selama  2 tahun ini sangat berbeda, muram, suka melamun dan seperti gak ada gairah, dan mas juga gak pernah nyentuh aku lagi semenjak si kembar lahir… apa aku ada salah mas?, apa mas sudah bosan dengan aku, apa aku sudah gak menarik lagi dimata mas?” kataku dengan hati yang perih.

Ya, sudah hampir 1 tahun lebih mas ziyan gak pernah meminta haknya kediriku, entah kenapa, apa mungkin karena itu dia suka melamun dan tidak menunjukkan kebahagiaannya.

“kamu ngomong apa sih sayang!!! Gak… aku..aku gak pernah berpikiran seperti itu, aku memang sedang gak enak badan, tapi bukan berarti aku gak menginginkan kamu, aku capek sepulang kerja dan aku gak mau kamu merasa gak puas karena aku juga gak bisa memberi lebih karena stamina yang gak baik” katanya sambil melihatku.

Matanya… matanya kenapa ada kesedihan, kesedihan yang sangat dalam.

“maafin mas ya sayang… bukan berarti mas gak mau… tapi mas sungguh lagi gak enak badan”

“kalo gak enak badan kenapa gak di periksa ke dokter? Kenapa dibiarkan”

“gpp kok sayang kalo istirahat juga baikan, kamu sabar ya besok kita lakuin apa yang kamu mau”

“bukan itu yang aku mau mas, aku mau mas terbuka, kita sudah menikah 5 tahun dan aku sangat mengenal mas, dari dulu aku tau mau menyembunyikan sesuatu, sekarang ayo jujur ada apa, apa ada rahasia yang aku gak tau?”

“ayo masuk kasian vadil kedinginan kena angin malam, nanti dia sakit kita juga yang susah” dia bangkit dari kursinya dan meninggalkan aku sendiri duduk di balkon. Aku menghembuskan nafas dengan kuat, bingung bagaimana membaca apa isi hati suamiku itu.

Seminggu kemudian aku dan anak – anak berniat mau ke ancol, setelah menjemput anak – anak sepulang sekolah aku berencana menuju kantor dan mau mengajak suamiku untuk ikut, aku berencana merayakan hari ulang tahun arga dan riana disana.

2. Queen Story'sWhere stories live. Discover now