Areis Benua Samudra

98 5 0
                                    


Areis Benua Samudra, nama yang sangat menakutkan bagi sekolah SMA SANDIKA. Benua akan sangat marah bila miliknya dinganggu, salah satunya gadis yang bernama Rainna Senja. Gadis yang berprilaku ceria dan polos, gadis yang membenci hujan bila senja datang. Benua sangat-sangat posesif terhadap Rain, apa yang Rain lakukan pasti harus izin terlebih dahulu izin kepadanya, Rain hanya akan memutar bola matanya malas bila Benua sudah mengeluarkan lahar panasnya kepada Rain.

Sinar matahari mengintip dari jendela kamar Rain, hingga mengganggu gadis itu tidur hingga teriakan dari perempuan yang sudah menua namun tetap cantik itu membangunkan Rain.

" Rain!!!, sudah jam 06.30 kamu telat Rain!!!Bangun cepat!!"

"Benua sudah menunggu mu di ruang makan, dalam 15 menit kamu tidak keluar dari kamar mama potong uang jajan mu minggu ini!" kata-kata mama seolah bagai petir di pagi hari, WHAT THE !!!...

Aku segera melompat dari tempat tidurku dan berlari ke kamar mandi, tidak ada 10 menit aku keluar kamar mandi dan segera berpakaian seragam dengan rapih dan jangan lupa tas kecil ku yang hanya berisi 5 buku tulis dan tempat pensil ku, sebenarnya buku pelajaran aku tinggal di loker sekolah karena aku sering kesiangan jadi kemungkinan aku hanya memasukan buku seadanya.

Berlari menuruni tangga hingga di tangga terakhir aku mendapat tatapan tajam dari Benua, aku hanya nyengir memperlihatkan jejeran gigi putih ku dan jangan lupa gingsul manis yang berada di sebelah kanan, berjalan menghampiri meja makan dan segera aku tarik kursi setelahnya aku duduk manis. Di depanku sudah ada segelas susu dan roti selai kacang kesukaan ku, ku lahap roti itu dengan cepat agar aku dapat berangkat lebih cepat tentunya susu di gelas pun aku minum hingga tandas tak bersisa.

Benua hanya melihat ku diam di atas motor sportnya aku juga hanya diam sambil memakai sepatu olah raga berwarna abu-abu, selesai memakai sepatu aku beranjak menghampiri Benua dengan sedikit berlari sampai di hadapannya Benua mengulurkan tangan membantu aku memakai helm dan menaiki motornya. Aku bertanya-tanya ada apa dengan Benua kenapa dia hanya diam dan terus menggenggam tangan ku.

Sesampainya di sekolah Benua segera memarkirkan motornya, aku melompat turun dan menunggu Benua. Kita berjalan beriringan di lorong SMA SANDIKA beberapa murid melihat ke arah kami, memang paras seorang BENUA tak di ragukan lagi dia sangat tampan, dia juga berdarah belasteran Belanda-indo bagaimana aku mendeskrisipkannya yha.....

Dia mempunyai rahang yang tegas, bermata sebiru Samudra dan rambutnya berwarna coklat tua. Sampai di kelas XI'1-IPA Benua hanya mengucapkan kalimat yang sangat membaperkan( Sesuai UU ke-Baperan Pasal 36 Ayat 1 "Jika seorang laki-laki yang mengucapkan kalimat motivasi dan kalimat penyemangat, hukumnya WAJIB untuk di PERTAHANKAN").

"Sampai jumpa pada saat jam istirahat, kamu harus belajar dengan sangat sungguh-sungguh. Saya tidak mau bila ibu dari anak-anak saya bodoh, jangan mencoba melirik laki-laki lain selain saya karna itu akan membuat saya menjadi cemburu dan marah. Nanti saya akan kesini setelah urusan kantor selesai, saya sudah izin kepada wali kelas saya jika saya ada kepentingan di kantor. Saya usahakan jam istirahat nanti saya menemanimu makan" Kalimat yang di ucapkan seorang Benua sangat ampuh buat aku karna setelah Benua mengucapkan kalimat itu kepala aku mengangguk dengan sendirinya.

"Hati-hati Benua, aku tidak akan melirik laki-laki lain karna aku tak ingin membuat mu marah akan hal itu. Semua akan baik-baik saja percaya dengan ku, karna sebuah kepercayaan adalah fondasi terkuat dalam sebuah hubungan" Balas ku dengan senyum manis dan jangan lupa mata ku yang hilang setengah hingga seperti bulan sabit.

" Saya pergi, dan saya percaya akan sebuah fondasi dalam hubungan Rain, aku pergi" pamitnya.

"Hati-hati " jawab ku dalam hati karna Benua sudah berjalan menjauh dari ku.

Terkadang aku merasa jika semakin menjauh, menjauh dari satu sama lain. Entah engkau dengan kesibukan mu atau aku dengan tugas pelajaran ku, Dear Benua....Aku melihat mu, bertemu dengan mu setelah engkau pergi dulu ke luar negri untuk belajar pada saat sekolah menengah pertama aku tahu kau belajar mati-matian untuk mengejar mimpimu, namun aku merasa waktu aku bertahan dengan mu semakin menipis, semakin sempit, dan akan berakhir.

AREIS BENUA SAMUDRAWhere stories live. Discover now