Part 3

7.6K 1.2K 134
                                    


Pdf wa ‪+62 895‑2600‑4971‬ atau +62 822-1377-8824

Madu bisa dibaca dikaryakarsa Aqiladyna

Madu bisa dibaca di KBM APP Aqiladyna

Madu bisa dibaca di google playstore buku
###



Naya membuka tirai jendela menatap kepulangan Maya yang memasuki sebuah taxi, setetes air matanya mengalir memeluk perutnya yang membuncit. Ia kembali menutup tirai melangkah duduk di tepi tempat tidur.

Naya sadar apa yang di ucapakan nya barusan pada Maya melukai hati Maya.

Jauh di lubuk hati Naya tidak ingin menyakati Maya, saudara kembar satu satunya yang menjadi tulang punggung keluarga ini.

Katakan Naya tidak tau terima kasih namun hatinya tidak bisa membohongi perasaannya.

Salahkah ia mencintai kakak iparnya, sejak awal pertama kali bertemu dengan mas Dika, Naya merasakan getaran aneh dalam hatinya.

Naya berusaha menepis perasaan terlarangnya, bersikap sewajarnya pada mas Dika menghormati sebagai suami Maya.

Tapi seiring berjalannya waktu, lima bulan yang lalu mas Dika mendekati nya, Naya dilanda dilema berusaha menolak kehadiran mas Dika yang terus mendekatinya.

Naya merasa berdosa pertahanan nya runtuh, ia akhirnya menyambut mas Dika untuk mengisi hatinya.

Cinta dan setuhan mas Dika tidak kuasa di tolaknya, Naya terbuai sampailah ia mengandung janin dari hasil cinta terlarang mereka.

Naya tidak berharap banyak pada mas Dika untuk bertanggung jawab atas kehamilannya, karena Naya tau diri dia hanya simpanan pria itu dari suami saudaranya Maya.

Setitik kebahagian mewarnai hati Naya saat ia mengatakan kabar kehamilan nya pada mas Dika.

Mas Dika sangat senang akan kehamilan Naya, ia berjanji akan menikahi Naya.

Lalu bagaimana dengan Maya? Naya juga tidak mau mas Dika menceraikan Maya pastilah Maya akan terluka hatinya.

Mas Dika berjanji dia tidak akan menceraikan Maya, itu pun ia lakukan karena ia kasihan pada Maya.

Sebenarnya yang di cintai mas Dika adalah dirinya, mas Dika mengakui perasaannya pada Naya tapi mas Dika sudah terlanjur menikahi Maya, mencoba mencintai Maya.

Saat usia pernikahan sampai satu tahun mas Dika mencoba setia, ia hanya seorang suami menjaga perasaan istrinya berharap Maya bisa memberikan keturunan, tapi apa yang di harapkan tidak membuah kan hasil, kandungan Maya tidak subur, Maya di vonis dokter tidak bisa mengandung.

Naya menatap perutnya yang membuncit, mengelusnya penuh kasih sayang.

"Salahkah aku Maya mencintai suamimu? selama ini aku juga terus mengalah dalam diam ku." gumam Naya terisak.

Naya berbeda dengan Maya walau wajah mereka sangat mirip.

Maya mudah bergaul mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan sejak remaja, berbeda dengan Naya yang memiliki sifat pemalu, tertutup dengan orang lain.

Naya selalu iri dengan Maya selalu mendaptkan ia mau, bahkan Maya bisa mengenal pria sebaik mas Dika.

Naya hanya menghabiskan waktu dirumah menjaga bapaknya yang sering sakit sakitan. Ia tidak ada waktu menjalin hubungan asmara dengan pria di luar sana.

Ini saatnya ia menginginkan kebahagian yang nyata, kalau Maya menyalahkan nya sebagai orang ketiga dalam pernikahan Maya dan Mas Dika maka Maya salah.

Karena hanya Naya tau mas Dika mencintainya sejak awal.

####

Maya turun dari taxi setelah membayar sejumlah ongkos, ia berjalan dengan pandangan kosong melangkah memasuki gerbang rumahnya.

Penjaga rumah pun menyapa tidak di hiraukan Maya yang terus melangkah hingga penjaga rumah mengenyit heran.

Maya memasuki rumah, saat langkah nya ingin menaiki anak tangga seseorang memanggil namanya dengan lantang.

"Maya!"

Maya menoleh pada mertuanya yang mendekatinya dengan tangan melipat ke depan.

"Sudah hebat ya sekarang kerjaan cuma keluyuran."

Maya mengernyit tidak mengerti kenapa sekarang mertuanya sangat suka sekali berkata kasar.

"Maya dari rumah bapak bu." kata Maya.

"Oh ya...ngapain kamu ke sana? ingat Maya kau di sini mantu, tugas mu seharusnya lebih mengutamakan keluarga ini, tidak ingatkah kau, Dika menikahi mu untuk melayani semua kebutuhannya. Dika juga sudah berbaik hati memberikan rumah untuk bapak mu yang sakit sakitan itu."

"Ibu! " Maya menyahut lantang, ia sudah tidak tahan dengan ocehan ibu mertuanya.

Vena mengangkat satu alis nya ke atas menatap sinis pada Maya.

"Kenapa ibu sekasar ini, apa salah Maya sama ibu."

"Salah mu tidak bisa memberikan aku seorang cucu, itu sangat memalukan." sahut Vena geram.

"Hanya karena itu kah ibu berlaku seperti ini?" tanya Maya menahan tangisan yang mengenang di pelupuk matanya.

"Kau memang gak tau diri Maya, sudah tau tidak subur kau malah melarang suami mu menikahi Naya, dimana pikiran mu, Naya mengandung anak nya Dika, anak itu adalah sumber kebahagian keluarga ini."

"Kebahagian seeprti apa bu, hanya karena ingin warisan peninggalan harta eyang bukan, ibu dan mas Dika begitu mengharapkan bayi itu."

Plak

Tamparan mendarat di pipi mulus Maya, Kedua mata Vena melotot tajam dengan tingkah kurang ajar mantunya yang menjawab nya.

"Jaga ucapan mu kalau kau mau di anggap mantu disini."

Maya berbalik berlari menaiki anak tangga tidak peduli hinaan yang masih terlontar dari mulut Vena.

Maya mengunci pintu kamarnya, menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, ia meraung menangis.

Apa dosanya? hingga hidup nya seperti ini, Maya pikir setelah menikah karena memiliki suami dan mertua yang baik menerima nya dengan tangan terbuka hidupnya akan tenang dan bahagia.

Maya salah besar, Tuhan menguji nya dengan tidak bisa memiliki keturunan.

Pukulan berat untuk Maya, ia di musuhi suami dan mertuanya dan terlebih Naya kembarannya.

Maya merenggut rambutnya kuat, kepalanya terasa mau pecah saat ucapan menyakitkan mertuanya berputar di dalam pikirannya.

"Hentikan!" teriak Maya berlari ke kamar mandi menghidupkan air shower membasahi tubuh kurusnya.

Maya menangis merosot ke lantai yang basah, rasanya ia ingin mati saja meninggalkan semuanya karena sungguh ia tidak sanggup menghadapi permasalahan ini seorang diri.

MADU (Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang