Dua

900 36 6
                                    

Perhatian!!!
Aku akan selalu private chapter ganjil, jadi disarankan untuk para pembaca untuk follow aku dulu. Karena setiap chapter berhubungan satu sama lain. Hal ini karena semakin banyaknya plagiat yang DDM(Diam-Diam Merajalela). Terimakasih...

Saat aku dan teman-temanku memasuki hutan, sebuah suara geraman terdengar dibelakangku.

Tubuhku menegang bersama dengan Ana yang tangannya sedang aku genggam.

Aku menoleh melihat Ana seperti memberi kode dan lalu mengagguk.

"Oh ada serigala, Casey."

"Iya, serigala rupanya."

Setelah aku dan Ana menoleh kebelakang dan ternyata ada serigala, aku langsung memutarkan kepala lagi kedepan.

Tunggu...

Serigala...

Dibelakang...

Glek

Aku menelan ludah dengan susah payah. Ana meremas tanganku, membuatku menoleh kepadanya. Ana mengangguk, lalu aku juga mengangguk.

1...

2...

3...

"Lari...!!!" teriakku bersamaan dengan Ana sambil berlari.

Akibatnya, Ryan, Fero, Ify, yang berada didepanku menoleh dan juga terkejut karena ada serigala. Dan mereka pun lari bersamaku.

Serigala itu juga berlari mengejar aku dan teman-temanku.

'Oh tidak, selamatkan aku tuhan.'
Aku terus berdoa dalam hati.

Kulihat, Ryan dan Fero berusaha melawan serigala besar itu dengan sebuah dahan pohon.

"Ana, bagaimana ini?"

Aku bertanya pada Ana, namun Ana tak menjawab karena sibuk melihat Ryan dan Fero yang sedang berusaha melawan serigala itu.

"Dimana Ify?"

Aku baru menyadari bahwa Ify tidak bersama kami.

"Aku tidak tahu, mungkin dia kabur."

Grrr..

Suara geraman terdengar lagi dibelakangku. Aku menoleh, terkejut, 2 serigala berada tepat tidak jauh dariku.

"Tamatlah riwayat kita, Ana."

Saat aku akan bersiap-siap lari bersama Ana. 2 serigala itu melompat kearahku dengan menghalangi jalan aku dan Ana.

Grr...

Suara geraman itu terdengar...

Aku menangis takut...

"Casey, segera pergi dari sini. Cepat kau cari bantuan, aku akan mencegah mereka agar tidak mengejarmu."

Ana menyuruhku agar aku pergi. Tidak, apa dia sudah gila. Mana mungkin dia bisa mencegah serigala itu.

"Tidak, Ana. Aku tidak mau."

"Casey, cepat. Demi persahabatan kita."

Akhirnya aku mengangguk, dan bersiap-siap lari. Kulihat Ryan dan Fero sudah tergeletak dengan penuh cakaran dan darah dimana-mana. Aku menagis dibuatnya.

Aku berlari, tiba-tiba terdengar teriakan Ana. Aku menoleh, Ana tengah dicabik-cabik oleh kedua Serigala itu.

Aku semakin berlari menuju jalan keluar, namun tiba-tiba, serigala yang tadi dilawan Ryan dan Fero melompat kearahku. Alhasil, aku terhuyung kebelakang dengan kepalaku berbenturan dengan pohon dengan sangat keras dan darah mengalir dari belakang kepalaku. Pandanganku buram, namun aku mencoba untuk berdiri. Serigala itu menghampiriku, dan kulihat sebuah balok ditanah. Lalu, aku mengambilnya. Saat aku mengambilnya, sebuah cakaran mengenai punggungku dan aku terduduk.

"Akh... Sa-kitt..."

Erangku kesakitan, darah mengalir dari punggungku.

Pandanganku semakin buram, aku tidak sanggup lagi untuk berdiri. Tubuhku benar-benar sakit.

Tiba-tiba tubuh serigala itu terlempar jauh. Seorang pria bertelanjang dada menghampiriku.

Sebelum kesadaranku gelap, aku sempat mendengar suara pria tersebut berbicara.

"Mate."

Casey POV End

***

Dave POV

Namaku David, orang-orang banyak memanggilku Dave. Tak apalah, itu juga hak mereka, kan. Oh ya, sekarang aku sedang bersama betaku, Josh. Kami sedang berjalan-jalan ingin melihat secara langsung keadaan perbatasan yang katanya ada Rouge yang memaksa masuk kewilayahku.

Tiba-tiba, aku mendengar sesuatu...

Ya, memang telingaku sangat tajam...

Aku mendengar suara geraman...

Tunggu, aku juga mencium bau sesuatu...

Vanila bercampur dengan bunga lily yang memabukkan...

Serigalaku, Alex. Tiba-tiba meraung-raung dalam pikiranku...

"Mate, mate, Dave bodoh, cepat cari mate kita"

"Diam, aku pusing dengan suaramu bodoh."

Aku segera mengubah wujudku menjadi Alex dan Josh betaku mengejarku yang berlari.

Ku ikuti aroma bau yang memabukkan tadi.

Tapi, kenapa aromanya seperti bercampur dengan darah..

Aku semakin berlari kencang. Kulihat seorang gadis yang kuyakini mateku terduduk sambil bersandar tidak berdaya dengan darah yang mengalir dari punggungnya.

Mateku seperti akan pingsan saat ada seekor Rouge yang mendekatinya.

Sialan, aku langsung melesat dan menerjang Rouge itu sampai terpental.

Aku langsung mengubah wujudku dan kulihat mateku tidak sadarkan diri saat aku menghampirinya.

Aku menggendongnya membawanya kerumah sakit yang berada dipackku.

"Mate."

***

Hai, maaf mungkin gaje yaa...
Aku butuh banget saran dari kalian, jadi tolong vote & coment...
Aku gak suka loh yang namanya silent readers...

Oke, silahkan vote & coment dibawah...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 30, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You Are Mine, Luna!Where stories live. Discover now