Rindu

94 0 0
                                    

Rindu, perasaan ini dalam. Mungkin karna tlah lama tak di asa, hingga tumpul rasa hati. Jiwa berakhir dan itu terasa sepi. Masihkah ada ingatanmu tentg tahun tahun yg sudah kita lewati bersama?
Waktu itu, saat aku dduk di bangku 1 SMA. Ingatkh kau ttg surat yg kutulis di kertas halaman blkng buku bhsa inggrisku? Saat itu jika aku tak salah awalan surat itu adalah kata nervous, yg artinya gugup. Gugup dgn apa yg akan trjdi saat kau tau bila aku mnulis surat itu. Entah tuhan saat itu sangat sayang dan berpihak pada kita, buku itu kau dapati di kantor sekolah, entah apa yg ad dlm pikiranmu saat itu, hingga kau temukan sebuah buku bhasa inggris tepat di atas meja dan atas namaku. Saat itu pula kau lekas membuka dan menemukan tulisan tanganku yg inginku jadikan surat ataupun curhatan pada kertas, aku merasa kita punya ikatan batin yg kuat. Kau balas suratku saat itu dibalik sisa lembar kertas buku itu, setelah guru memeriksa tugas sekolah, aku lupa bahwa aku tlas menulis sesuatu dibuku itu, ku rasa mungkin guru tlah membaca isi surat pendek itu. Segera aku membuka, kutemukan balasan surat darimu, betapa saat itu tidak bisa dipercaya . Seakan aku baru saja menemukan hadiah kejutan. Sangat manis kata2mu membalas satu demi satu pertanyaanku dlm surat itu. Aku benar, tuhan berada dipihak kita. Entah karna alasan apa tuhan masih saja menjaga baik hubungan kita. Terimahkasiku takan perna hilang dari bibirku sembah sujudku takkan hilang berterimahkasih kepada tuhan. Dia membuat skenario kita begitu indah alur didalamnya. Dan sepekan dari adanya surat pendek itu, aku tak tahu lagi apa skenario tuhan yg dia atur untuk kita, hari dimana ceritamu pada buku yg kau tulis kutemukan tepat dipintu rumah. Entah angin apa yg membawanya, entah burung apa yg mengirimnya. Dalam cerita yg kau buat ada namaku, sungguh tuhan memperindah jalan kita, aku semakin yakin, tuhan mengirimmu untukku, setelah semua badai yg kulalui . Kisah kita berjalan sangat mulus meski sedikit berliku dan punya bumbu yg berbeda di dalamnya. Kita ditakdirkan bertemu. Akupun tidak perna meminta pada tuhan untuk mendatangkan siapapun kedalam duniaku. Kau datang dengan penuh kasih sayangmu. 7 tahun kita bersama dlam cinta, suka, amarah, benci, rindu, dan duka, kita perna melalui itu semua. Lebih lagi terimahkasihku tak henti ku haturkan kepda tuhan. Karna dia mendatangkan org yg tepat untukku. Tak ada satupun orang ketiga yg kutahu dalam hubunganku yg terjaga ini. Jika saja bisa kuceritakan seterusnya tentg duniaku dan kita, maka takan cukup waktu dan tempat bercerita. Aku masih menyimpan semua kenangan indah darimu, surat, bunga, cincin, boneka, kerudung, sepatu, baju, jam hias, jam tngan, dn msih bnyak lgi. Tapi tak perna satupun ku balaskan pemberianmu itu. Aku bisa apa? Hanya cinta yg tulus yg akan selalu tersedia dimanapun kau berada. Hanya saja, kenapa tuhan tak bisa menghapusmu dari pikiranku setlah bertahun2 lamanya.? Aku merindukanmu yg dulu, dunia mengubahmu hingga hampir mencapai 180 derajat. Entah apa yg kau makan. Sifat aslimu mulai muncul dan kau perlihatkan. Keegoisanmu ternyata lebih besar dr sayangmu. Aku mencintaimu lebih dari apa yg kau tahu! Tapi kau malah sebaliknya, selalunya menggunakan otak ketimbang hati, sudahkah hilang dan remuk hatimu itu? Sesulit apa jika kau kembali seperti dulu? Coba beritahu , mungkin dgn alasan yg logis bisa diterima oleh otakku ini. Sudahlah, aku hanya menjalani takdir ini, skenario ini belum berujung. Akupun menunggu dimana cerita kita berakhir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 25, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Seperti takdir memihak kita Where stories live. Discover now