Aku tak mencintainya?

4.2K 143 20
                                    

Aku berdiri didepan pintu sebuah apartment. Setelah hampir lima jam perjalan dengan pesawat, akhirnya aku sampai di kota Lima. Apartment nomor 211 dihadapanku adalah destinasi yang sempat terlupakan olehku. Aku menekan tombol bel rumah.

"Who are you looking for?" Suara wanita terdengar dari mesin penjawab.

"Kyle." Jawabku singkat

"Who is this?"

"Clarise." Sunyi. Tidak ada jawaban setelahnya.

Terdengar bunyi klik saat pintu terbuka. Seorang wanita cantik memelukku begitu melihatku. Sharon, istri Kyle. Aku pernah bertemu dengannya satu kali.

"Clarise, aku tak menyangka kau akan datang kesini. Masuklah."

Pelukan hangat Sharon sedikit menenangkan perasaanku. Aku mencium aroma kue panggang begitu masuk dalam apartmentnya.

"Masuklah Clarise, Kyle pasti akan sangat senang melihatmu datang. Sebentar lagi dia pulang kerja. Duduklah di sofa, buat dirimu nyaman." Clarise meninggalkanku sendiri di ruang tamu besarnya kembali ke dapur.

Aku berkeliling menatap isi rumahnya, sangat bersih dan tersusun rapih. Aku tidak heran, mengingat Kyle adalah seseorang yang perfectionist.

Sharon kembali setelah beberapa saat sambil membawa nampan berisi minuman dan sepiring kue.

"Aaron ada acara rekreasi di sekolahnya besok pagi, dan minta dibuatkan kue panggang kesukaannya. Jadi aku membuatkan untuknya. Cobalah beberapa."

Aku mengangguk sungkan, aku tidak pernah berbicara dengannya. Yang aku baru tahu, Sharon adalah sosok istri dan ibu yang sempurna. Perilaku dan kata-katanya sangat lembut, bertolak belakang denganku. Dia sangat sempurna untuk Kyle.

Aku menengguk air dari gelas yang Sharon sediakan.

"Maafkan aku menggangu kalian malam-malam begini."

"Tidak Clarise, kau adik dari suamiku berarti kau adikku juga, kau keluargaku. Tidak perlu sungkan dalam keluarga."

"Terima kasih Sharon."

Aku terdiam, entah harus memulai percakapan apa dengannya.

"Kau pasti lelah setelah perjalanan jauh kesini. Aku akan mempersiapkan kamar untukmu."

"Tak perlu repot Sharon, biar aku saja yang melakukannya."

"Tidak Clarise, kau beristirahatlah. Kalau kau tidak keberatan, kau bisa menemani Aaron menonton kartun kesukaannya disana." Sharon menunjuk Aaron yang sibuk menonton kartun sendirian di ruang keluarga.

"Baiklah. Terima kasih Sharon." Aku mengangguk dan menghampiri Aaron.

Sharon tersenyum sebelum naik ke lantai atas.

Aku menghampiri Aaron yang sibuk berceloteh kecil sendirian. Aaron secara fisik mirip sekali dengan Kyle. Tapi dia memiliki mata Sharon. Aku suka mata biru Sharon yang di turunkan pada Aaron. Aaron aibuk berceloteh selayaknya seorang balita.

Tak lama aku mendengar suara pintu terbuka. Suara Kyle memanggil Aaron terdengar jelas, Aaron berlari mendengar suara ayahnya memanggil. Tak lama Sharon turun dari lantai atas ikut menghampiri Kyle. Aku mengekor di belakang Sharon, menatap Kyle yang sedang sibuk berbicara dengan Aaron. Sejenak aku merasakan rasa iri, aku juga ingin merasakan berada di posisi Kyle bersama putri kecilku.

"Kyle." Panggil Sharon.

Kyle tidak menjawabnya karna sedikit terkejut dengan kedatanganku.

"Hai, Big brother." Aku menyapa seadanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 05, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Damn!!! you!!!Where stories live. Discover now