2

450 3 0
                                    

Burung-burung tak lagi berkicau, sementara bulan menunjukkan jati dirinya. Menunjukkan hari ini sudah malam, aku tak tahu persis pukul berapa saat ini.

Terbisat sejenak ideku untuk mencari Dian di malam ini, dan ingin sekali aku mengetahui siapa jati dirinya.

Aku takkan takut dengan walaupun dia hadir di hadapanku dengan bentuk yang menyeramkan. Karena perasaan Cintalah yang membuatku berani kepadanya. Dan aku yakin dia takkan pernah menyakitiku karena tujuanku amatlah baik.

Aku keluar dari penginapanku guna menelusuri keberadaan Dian di seluruh pantai ini. Kulangkahkan kakiku setapak demi setapak.

Hingga aku sampai di sebuah gubuk kecil yang kelihatannya rusak, dan kumuh. Disitulah aku duduk untuk istirahat sebentar. Gubuk itu sepertinya adalah bekas pos ronda penduduk kampung.

Tak lama kemudian tiba-tiba aku mencium aroma harum seperti aroma bunga kamboja, lalu aku melihat seperti kain terbang dan bersuara tertawa yang amat menyayat hati. Ya itulah kuntilanak. Kain itu amat halus atau mungkin transparan.

Kukejar kain itu hingga ia menghilang, dan ku tak tahu kemana hilangnya kuntilanak itu. Aku bingung dan heran berada di mana diriku saat ini.

Gara-gara aku mengejar kuntilanak aku sampai tersesat di daerah ini. Ingin segeraku kembali ke penginapanku namun aku tak tahu arahnya. Daerah ini sepertinya hutan. Aneh sungguh aneh bukankah Tanjung Gundul itu adalah pantai kecil, mengapa ada hutan didaerah ini.

------oooOOOooo-----

Aku teringat akan kata-kata kakek tadi

"Sebab dia telah dijodohkan dengan Gromo sesosok Genderuwo penunggu pantai ini. Dia tidak mencintai Gromo, Namun Gromo amat mencintainya, Gromo itu adalah makhluk jahat dan buas, Aku sarankan kamu anak muda berhati-hatilah dengan Gromo selama kamu di hutan ini."

Mungkin saja tanjung gundul memiliki keunikan tersendiri, bagi dunia manusia tempat ini adalah pantai kecil, namun bagi bangsa jin tempat ini adalah hutan.

Ku telusuri pohon-pohon besar yang ada di sekitar hutan ini, berharap aku menemukan dunia manusia.

Namun sejauh kakiku melangkah ternyata yang kutemukan hanyalah hutan-hutan besar, tidak dapat kutemui pantai yang menandakan adanya kehidupan di dunia manusia.

"Oh Tuhan, berilah hambamu ini petunjuk jalan" pintaku dalam hati

Aku tetap berjalan menelusuri pohon-pohon yang ada, hingga aku menemukan sebuah pohon besar dimana dibalik pohon itu terdapat sesosok seperti wanita berambut panjang dan berbaju putih.

Dengan sedikit keberanian yang tersisa kudekati wanita itu, dan ya ampun wajahnya amat mengerikan. Mirip tengkorak dan hancur.

Aku langsung jatuh pingsan.

------oooOOOooo-----

Aku mendengar seperti suara manusia. Ya, seperti kerumunan manusia, sementara aku rasakan langit telah berubah menjadi cerah. Mungkinkah ini sudah pagi.

Kubuka kelopak mataku, lalu aku tersadar akan apa yang terjadi.

Ya Ampun, aku melihat banyak sekali kerumunan manusia disini, mereka melihatku seperti mayat yang tergeletak. Kupandangi sekeliling arahku.

Ternyata sejauh mata memandang aku hanya melihat kuburan, pemakaman. Wajar saja melihatku dengan penuh tanda tanya.

"Ada apa lagi ini" kataku dalam hati

Seorang pria tua berpeci hitam dan berbaju gamis koko dan berpenampilan layaknya ustadz mendekatiku.

"Anak muda kamu kemarin berada di alam Jin"

"Alam Jin" tanyaku dengan penuh rasa keheranan

"Iya, alam jin kamu beruntung bisa kembali kealam manusia. Sebab biasanya manusia biasa yang pergi ke alam jin dan tidak memiliki ilmu kanuragan tidak mudah kembali ke alam manusia" Jawabnya

Aku mengangguk dengan penuh tanda Tanya, dahiku mengerenyit

"Sudah berapa lama aku disana pak, setahuku hanya satu jam" tanyaku

"Alam Jin berbeda dengan alam manusia, Alam jin dan syetan penuh pesona dengan daya pukau yang luar biasa. Tidak heranlah bagi mereka yang telah menyatu dengan alam ini tidak ingin lepas darinya. Ada yang mengatakan satu hari di alam jin sama dengan satu bulan di alam manusia" Jawabnya

"Oh..."

"Alam Jin memiliki empat dimensi, mereka tidak terikat ruang dan waktu, mungkin karena itulah engkau dapat kembali keesokan harinya, meskipun kau merasa bahwa kau hanya satu jam mengalami kejadian yang aneh"

"hmm. Maaf Nama bapak siapa" tanyaku

"Nama Saya Ahmad, warga disini biasa memanggil saya dengan nama Ustadz ahmad, anak muda siapa namamu"

"Namaku Carlos Widyanata, masyarakat biasa memanggilku dengan nama Bobo, aku adalah seorang penulis novel, Aku tinggal di sebuah penginapan yang tak jauh dari sini"

"Oh, maaf apakah kamu seorang muslim" Tanyanya

"Iya, aku muslim tapi aku jarang melaksanakan sholat" jawabku singkat

"Kalau begitu nanti kamu solat sama saya di masjid, kamu mau"

Aku mengangguk setuju

------oooOOOooo-----

Malam harinya aku dan Ustadz ahmad berjalan menuju kuburan Dian, dengan melangkahkan kaki setapak demi setapak dan ditemani senter kecil.

Akhirnya kami tiba disebuah pemakaman yang agak lumayan jauh dari masjid tempat dimana aku terbaring tadi siang. Dan tak lama kami menemukan sebuah makam kecil dimana tertulis nama Dian Susilowati diatasnya

"Disinilah makam Dian, Akhi Bobo kamu tidak akan dapat berpacaran dengan Dian sebab dia sudah dijodohkan dengan Gromo, dan gromo adalah raja alam jin di desa ini, dia sering menyamar menjadi kakek tua dan mengaku sebagai dukun. Dan sering juga menyamar menjadi suami orang dimana suami tersebut meninggalkan istrinya untuk pekerjaan ya itulah sifat Genderuwo"

"Dukun tua"

Tiba - tiba aku teringat akan dukun sakti yang kutemui beberapa hari sebelumnya

"Iya dukun tua, ingat Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum itu, dari api yang sangat panas (Al-Hijr 27)"

Aku mengangguk

"Dan sesungguhnya diantara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran." (Al-Jin: 14) Gromo sering membuat masyarakat luar menjadi berbuat musyrik sehingga banyak yang menyembah Jin atau pun setan" Lanjut Ustadz Ahmad

Tak lama kemudian kami mendengar suara tangisan seorang wanita

"Itulah dian, dekatilah dan tanyalah kepadanya, saya akan menemani kamu"

Kucari dimana suara misterius itu berasal lalu kutemukan sesosok kuntilanak yang menangis dan membuat hatiku tersayat

"Assalamualaikum ya Makhluk Allah" Kata Ustadz

"Wa'alaikumsalam" jawab dian singkat

"Mengapa engkau menangis"

"Aku mencintai seseorang yang tak bisa kumiliki, sebab kami beda dunia"

"Akulah orang yang kamu cari Dian" kataku

Dian memandang kearahku, wajahnya yang seram berubah menjadi cantik seperti wanita yang pertama kali kutemui

"Bo, inilah alasannya mengapa aku tak bisa memilikimu, kamu terlalu baik untukku, namun aku terlalu jahat kepadamu sebab aku adalah Jin dan kita beda dunia. Apakah kamu tetap mencintaiku dalam keadan seperti ini" Katanya

"Aku tetap mencintaimu Dian, meskipun apa yang terjadi"

"Tapi aku gak bisa Bo, aku punya adik kembar di kota dia cantik dan mirip denganku aku pinta kamu jadilah pacar untuknya" Pintanya

Apa yang terjadi selanjutnya apakah Bobo tetap mencintai Dian dan menjadi makhluk halus juga, ataukah Bobo menerima saran Dian untuk menemui saudara kembarnya di kota ?

kisah cinta manusia dan kuntilanakWhere stories live. Discover now