Cerita Pak Ustadz

1.7K 3 0
                                    

By : Chiho Yuki

    Seusai mengaji di TPQ, anak-anak langsung pulang ke rumah masing-masing. Ustadz Isroli pun juga hendak pulang ke rumahnya. Tapi beliau tak bisa pulang karena masih ada satu anak yang berada di TPQ, dia adalah Ali. Ali juga salah satu anak yang ikut mengaji di TPQ tempat Ustadz Isroli mengajar, tetapi dia tidak seperti yang lainnya. Ketika semua teman-temannya pulang, dia tetap disana untuk membantu Pak Ustadz nya membersihkan TPQ.

    Sore ini, seperti biasanya Ali membersihkan halaman depan TPQ dengan ditemani Pak Ustadznya. Langit sore yang tadinya cerah berubah menjadi gelap. Tetesan air turun perlahan-lahan dari langit, tetapi lama-kelamaan semakin cepat. Ali segera masuk ke tempat TPQ untuk berteduh.

    “Yah...hujan. Padahal baru aja Ali nyapu halamannya.”Keluh Ali.

    “Jangan begitu, hujan kan juga merupakan rahmat dari Allah.”Kata Ustad Isroli.

    “Ah, iya-ya Pak Ustad. Duh...maafkan Ali ya Allah karena tidak bersyukur dengan

      adanya hujan ini.”Kata Ali.

    Ustad Isroli hanya tersenyum kecil melihat kepolosan Ali. Kemudian beliau memandang hujan yang tengah turun. Beliau jadi teringat akan sesuatu tiap kali melihat hujan. Sesuatu yang menjadi pelajaran bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Beliau ingin menceritakan tentang hal itu kepada Ali.

    “Waktu melihat hujan, Pak Ustad jadi ingat waktu dulu sebelum pindah disini.”

      Kata Ustad Isroli.

    “Ingat apa,Pak?”Tanya Ali masih dengan wajah yang polos.

    “Sini masuk, nanti Pak Ustad ceritakan.”Kata Ustad Isroli.

+                                                       +                                                         +

    Sebelum berada di perumahan Sendangmulyo tepatnya tempat Ustad Isroli tinggal sekarang, beliau tinggal di Perumahan Jaya Asri. Disana beliau juga mengajar di TPQ yang ada di sana. Bahkan terkadang para warga yang ada disana meminta beliau untuk mengisi ceramah di acara pengajian maupun sholat jumat. Orang-orang disana sebenarnya sangat baik, mereka saling membantu satu sama lain. Kegiatan agama pun juga banyak dilakukan. Tetapi yang sangat disayangkan, orang-orang disana menganggap bahwa seorang ustad adalah orang yang sakti.

    Ustad Isroli berulang kali berkata kepada mereka bahwa ustad bukanlah orang sakti. Karena bagaimanapun juga ustad adalah manusia. Ustad hanya menyampaikan ajaran-ajaran dari Rasulluah seperti hadist dan sunnah-sunnah yang pernah dilakukan oleh beliau, maupun dari Al-Quran. Ketika diberitahu seperti itu, orang-orang hanya menganggukkan kepala dan berkata “ya”. Tetapi pada kenyataannya mereka tetap menganggap ustad adalah orang sakti.

Pernah pada suatu malam di rumah Ustad Isroli kedatangan tamu. Tamu itu bukannya datang jam 7 atau mungkin jam 8 malam, tetapi jam 12 malam ketika saatnya orang-orang sedang melepaskan lelah mereka.

    “Tok-tok-tok”Pintu rumah Ustad Isroli diketuk berkali-kali. Namun orang yang ada didalamnya tidak keluar.

    “Bune,itu siapa yang datang malam-malam begini.”Kata Ustad Isroli.

    “Saya nggak tahu Pakne. Ah, kayaknya nggak mungkin itu orang. Mungkin itu

      tikus yang ada di belakang rumah.”Kata istrinya.

    “Tok-tok-tok.”Lagi-lagi pintu rumah Ustad Isroli diketuk dan kali ini orang yang mengetuk pintu semakin resah karena sang pemilik rumah tidak segera keluar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 20, 2012 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cerita Pak UstadzWhere stories live. Discover now