A

10.8K 918 213
                                    




"Bang, bisa liatin Omega bentar?"

Arland mengangkat pandangannya dari tumpukan kardus di depannya dan menemukan sang ibunda tengah berdiri di ambang pintu kamarnya, sambil menggendong seorang bayi cantik yang tengah mengemut ibu jari. Arland tersenyum, meninggalkan pekerjaannya, dia berjalan ke arah Galuh dan mengambil alih sang adik dari gendongan ibunya.

"Bentar aja ya, sayang. Ayamnya tinggal masukin ke oven aja." Ujar Galuh tersenyum kepada Arland yang sudah menggoda Omega sehingga bayi cantik itu tertawa, dua gigi depannya yang sudah tumbuh membuat Arland semakin gemas.

"Ga usah banyak-banyak, Bun. Ntar capek, lagian yang datang keluarga sama temen dekat Arland aja." Ingatnya pada Galuh, dia mengikuti langkah ibunya ke arah dapur sembari tetap memainkan tangan Omega, membuat Omega bergerak-gerak heboh dalam gendongannya.

Omega Xoco Althair. Adik bungsunya. Berumur sembilan bulan sekarang. Omega, artinya terakhir. Kafka sudah mengerahkan segala upaya membujuk Galuh untuk punya anak lagi, dia bahkan sempat mengancam kalau Galuh tidak ingin punya anak lagi, dia akan memberi nama 'Omega' sekarang dengan nama 'Tuntas' dipanggil 'Atun' atau 'Tas'. Galuh marah-marah, mengatai Kafka sudah sedeng. Akhirnya, setelah bujuk rayu dengan berbagai pertimbangan, Kafka menyerah. Memutuskan untuk mengakhiri baby projectnya sampai Omega saja.

Lagian, walaupun kedua orangtuanya yang sibuk panen anak, yang sibuk galau dan pusing bukan main itu malah Arland. Punya dua adik cewek cantik membuatnya ketar-ketir seperti orang yang akan kemalingan setiap saat. Belum lagi, Keanu, adik laki-lakinya yang cakep bukan main. Arland jadi tidak yakin untuk melanjutkan sekolah jauh-jauh.

"Gapapa," ujar Galuh dia mengangkat sebuah panci aluminium berisi Ayam utuh yang sudah diisi sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan, kemudian memasukkan ke dalam oven. "Lagian baru beberapa tahun lagi, kamu bisa makan masakan Bunda lagi."

Ada nada sedih dalam suara ibunya membuat Arland mendesah kalut, dia melangkah ke arah Galuh dan meletakkan sebelah tangan di pundak ibunya.

"We've talked about this, Bun. Arland bakalan nyelesain kuliahnya secepat mungkin." Ujar cowok itu menenangkan. "Abis itu pulang, dan ngerepotin Bunda lagi!" Arland tersenyum lebar, memeluk Bundanya dengan sayang.

Galuh mengangkat tangannya dan mengelus wajah Arland sayang.

"Kok kamu cepet banget sih gedenya, Bang?" Galuh terdengar tidak rela.

"Karena aku anaknya Bapak Althair yang Maha Terbaik." Ujar Arland tergelak, "ya ga dek? Ya ga?" Dia mencium pipi Omega berkali-kali, saking gemasnya Arland menggigit kecil membuat Omega memukul wajahnya.

"Tuh sukurin," Galuh tergelak, "pipi adek kan bukan kue pao!" Galuh menggoda Omega yang bergerak heboh.

"Abis ini, kamu ke sekolah kan?"

Arland tengah menyuapi Omega kentang tumbuk saat Galuh melontarkan pertanyaan itu. Wanita itu sedang memotong-motong wortel untuk dibuat sup.

Mendengar pertanyaan ibunya, Arlad melirik jam di pergelangan tangan,lalu mengangguk.

"Iya, nanti jam setengah dua."

"Berarti bentar lagi."

Arland mengangguk.

"Kenapa ga tadi pagi aja si, A?"

"Pagi masih rame, males banget ketemu anak-anak baru. Lagian aku cuman ketemu sama walas sebentar, pamit sama kepala sekolaj dan guru, terus ketemuan sama Gama, Aby, Reno, sama yang lain di kantin, sebelum ke sini mampir dulu di John's."

AWhere stories live. Discover now