KPH-Bu Beng Kiam Hiap : abbasijm

12.1K 84 6
                                    

_________________________________________________________________

Sejak hari kemarin kota Sauwciu berbeda dengan biasanya. Banyak tamu dari luar kota membanjiri kota itu. Penginapan-penginapan besar kecil penuh, bahkan banyak tamu tak mendpaat kamar dan terpaksa tidur di kelenteng, dan ada pula yang bermalam di rumah kenalan atau akeluarganya.

Sebagian besar dari para tamu terdiri dari orang-orang kasar dan orang-orang dari kalangan persilatan, bahkan banyak yang dating dari rimba hijau dan jagoan-jagoan terkenal di kalangan kangouw. Di hotel Lim an sajaorang melihat Boan Hong si Macan dari Simsee yang terkenal namanya di seluruh propinsi, apalagi di hotel-hotel besar seperti Ang hwa Likoan dan Bun toa Likoan. Menurut kata orang-orang di kedua penginapan besar itu orang melihat Cin Ouw Bu Kauwsu, guru silat dari selatan yang terkenal dengan ilmu toyanya, juga Bin Lok Ong si Garuda Terbang, jagoan dari cabang Go bi yang namanya menggemparkan kalangan kangouw karena pernah mengobrak-abrik sarang perampok di bukit Lun san seorang diri saja!.

Tak heran penduduk kota Sauwciu menjadi gempar karena datangnya tamu-tamu terkenal itu.

Banyak orang, terutama yang gemar akan persilatan, berkeliling kota melihat-lihat kalau-kalau berjumpa dengan seorang jagoan, untuk belajar kenal atau untuk mencari guru.

Para ahli silat itu datang ke kota Sauwciu dengan semacam makdud, yakni mengunjungi Pek thou houw Lim San si Harimau Kepala Putih. Lim San merayakan hari kelahirannya yang kelima puluh dan menurut berita angina kabarnya pada kesempatan itu juga ia ingin memilih mantu. Sedangkan puterinya, Lim Giok Lan siocia sudah sangat terkenal kecantikannya dan kepandaian silatnya. Juga gadis itu terkenal pandai dalam hal ilmu kesusastraan. Maka kesempatan ini tak dilewatkan begitu saja oleh para jagoan tua muda untuk datang mengunjungi Lim San. Yang tua mengingat karena persahabatannya dengan Lim San dan mengindahkan orang tua terkenal itu. Yang muda sekalian hendak mengadu untung. Siapa tahu kalau akan kejatuhan bintang berupa Lim Giok Lan siocia yang manis.

Pagi-pagi sekali, belum juga matahari memperlihatkan wajahnya, banyak orang berduyun-duyun menuju ke gedung Lim San. Para tamu untuk mulai kunjungan mereka, para penduduk Bu Beng Kiamhiap > karya Kho Ping Hoo > published by buyankaba.com

1

kota untuk melihat keramaian. Di depan gedung dipasang tarub lebar dan di tengah-tengah pelataran depan telah dibangun sebuah panggung lui tai, yakni tempat orang mengadu silat yang tingginya kurang lebih dua atau tiga tombak.

Si Harimau Kepala Putih Lim San berdiri di depan pintu menyambut datangnya para tamu. Ia adalah seorang tua tinggi kurus yang rambut dan kumisnya telah putih seluruhnya. Kulit mukanya putih pula, maka pantas ia mendapat sebutan si Harimau Kepala Putih. Jubahnya dari sutera biru dan kelihatan gagah sekali. Lim Seng, kakak Lim siocia, atau putera satu-satunya dari Lim San, ikut pula menyambut tamu. Ia seorang pemuda bertubuh tegap dan gagah, pantas menjadi putra si Harimau Kepala Putih. Tuan rumah dan puteranya tersenyum-senyum gembira dan membongkokkan badan memberi hormat kepada mereka yang datang berkunjung. Karena banyaknya kenalan dan tamu, mereka tidak tahu lagi siapakah yang datang dengan undangan dan siapa yang tidak. Pokoknya bagi mereka , asal ada orang masuk, ia tentu tamu mereka.

Kaum cianpwe, yakni golongan jago-jago tua yang terkenal seperti Cin Ouw Bu kauwcu, Bin Lok Ong si Garuda Terbang, Ang Cit Kwan si Tongkat Buntung, Hwat Lai jagoan dari cabang Siauw lim dan banyak yang lain mendapat tempat duduk terhormat. Mereka ini semua terdiri dari orang-orang tua yang namanya sudah terkenal.

Ketika pestasedang berjalan meriah, tiba-tiba penjaga pintu melaporkan bahwa ada seorang tamu muda minta tuan rumah keluar menyambut. Orang-orang heran mendengar hal ini, karena setelah tuan rumah sibuk melayani para tamu, maka yang mewakilinya menyambut tamu ini begitu tak tahu adapt minta tuan rumah keluar sendiri menyambut ? semua orang menengok dengan tak senang, tapi Lim San yang sabar dan peramah segera keluar dengan wajah berseri-seri. Sesampainya di pintu, ia lihat seorang pemuda yang berwajah cakap dengan mata agak kebiru-biruan berdiri dengan sikap sombong di luar pintu. Di pinggangnya tergantung pedang panjamg dan pakainannya berwarna merah berkembang, mewah sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KPH-Bu Beng Kiam Hiap : abbasijmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang