Part 8

3.2K 33 24
                                    

Konichiwa mina-san \(^_^)/
Ketemu lagi sama aku, author gaje yang baik hati dan tidak sombong, hehe....
Gomen, karna mengupload lanjutan ceritanya terlambat,
Huufft, persiapan UN benar-benar menyita waktu, dari mencari kepala sekolah untuk menlegalisir raport, lalu mengumpulkan beberapa surat yang di butuhkan sekolah, sibuk mencari info universitas yang ingin aku cari, Hwaaaaaaaa~ menjadi anak kelas 3 SMA benar-benar merepotkan!!!
#lho kok jadi curcol ya? *PLAAAK*

Well, ayo langsung ke cerita, sebelum aku mulai mengoceh tentang hal - hal yang tidak penting xD
Hehehe, jangan lupa vote, like, tweet, dan komennya ya...
Kritik dan saran sangat di butuhkan! Awas kalau nggak, gak aku lanjutin nih ceritanya #ngancam
#3:P

______________________________________________________________________

Tanpa mereka sadari, seseorang sedang mengawasi mereka dari balik pohon. “Apa yang dia lakukan dengan anak itu? Issh” kata orang itu dengan ekspresi kesal.

“Aku ke toilet dulu ya” kata Ruki saat mereka sedang mengantri di loket pembelian tiket.

“Hm, cepet ya” kata Khaichi tersenyum manis dan Ruki mengangguk sambil memberikan senyuman dan tak kalah manis.

“Apa yang kau lakukan dengan gadis itu?” tanya seseorang yang tiba – tiba muncul di belakang Ruki saat Ruki sedang mencuci tangannya di toilet. Ruki pun menoleh dan eh? Kenapa orang ini bisa ada di sini?

“Ryo-niisan? (NB : Niisan adalah kependekan dari Oniisan yang artinya kakak laki-laki) Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Ruki yang heran melihat kakaknya. Seharusnya kakaknya berada di kampus sekarang.

“Mengawasi mu dan gadis itu” kata Ryo. Ruki menaikkan satu alisnya dan memandang Ryo dengan tatapan bingung ‘Mengawasi ku dan Khaichi?’.

“Aku tau apa yang sedang kau pikirkan, kau pasti bertanya kenapa aku mengawasi mu kan?” Ruki terlihat sedikit terkejut karena Ryo bisa membaca pikirannya, “Aku hanya tidak ingin adik ku mendapatkan masalah dan memastikan kalau kau tidak berada dalam masalah” kata Ryo.

“Masalah? sebenarnya apa maksud oniisan??” tanya Ruki yang benar – benar tidak mengerti dengan apa yang kakaknya katakan.

“Berhati – hatilah dengan gadis itu, kau tidak tau siapa dia yang sebenarnya” kata Ryo lalu meninggalkan Ruki yang masih tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh kakaknya. Berhati – hati dengan Khaichi? Memangnya dia gadis yang berbahaya? Ah, ada – ada saja.


Khaichi duduk di deretan tempat duduk yang di sediakan di loket pembelian tiket. Dia terlihat sedikit khawatir karena sudah setengah jam Ruki belum kembali juga. Apakah dia pergi meninggalkan ku? pikiran – pikiran negatif mulai memenuhi kepala Khaichi, hingga sebuah suara yang tak asing di telinganya menyingkirkan pikiran – pikiran negatif itu.

“Khaichi-chan, gomen ne (Khaichi, maaf) tadi aku sedang berbicara dengan kakak ku, hehehe” kata Ruki sambil menggaruk – garuk kepalanya.

“Uh? Kakak mu? Di mana dia sekarang?”

“Dia langsung pergi, sepertinya dia ada janji lain” Ruki sedikit berbohong, “Bagaimana? Apakah kau sudah dapatkan tiketnya?” tanya Ruki.

“Uhm” Khaichi mengangguk sambil menunjukkan dua buah tiket.


 ###

“Apa yang kau dapatkan?” tanya seorang anak laki – laki dengan wajah yang manis, ya cukup manis. Di lihat dari wajah dan penampilannya, mungkin umurnya sekitar 16 atau 17 tahun.

Watashi wa Anata no Shinigami (I'm the God of your Death)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang