1. Pagiku

3.7K 92 4
                                    

Di hari Minggu pagi, dua gadis manis masih tertidur dengan lelapnya. Namun tak lama kemudian..

DRRRRTTT DRRRRRRRTT

"Kak! Ngapain pasang alarm jam segini?! Hari minggu pula! Matiin!" Ucap sang adik geram.

tsk.

Dengan mata yang masih sayu, sekuat tenaga sang kakak meraih ponselnya. Ia ingat betul, ia tak pasang alarm sepagi ini.

"Siapa sih?! Pagi pagi gini ganggu aja!" Kesal pie.

"Udah baca aja tuh chatnya, gausah ikut ganggu orang tidur kali." Ucap Alice tambah kesal. Pie melirik Alice sejenak, lalu kembali menoleh ke ponselnya.

"Selamat pagi, pie! Aku punya dua tiket nonton nih, nonton yuk! Ntar aku jemput ya.."

"Kalo baca dalem hati aja bisa? Gausah pamer akhirnya kau diajak kencan sama orang." Alice menggerutu lagi.

Bukan, bukan pamer. Orang yang selalu memberinya pesan seperti itu hanya satu. Dan apapun alasannya, Pie tak akan pernah mau pergi bersamanya. Mungkinkah ini yang namanya 'tak kenal lelah'? Entahlah. Pie tak peduli. Ia tatap lagi adiknya yang kembali terlelap menyambung tidur yang terganggu, 'ah, bodo amat, biar aku pikirkan bagaimana caranya aku kabur nanti, setelah aku bangun dari tidur ini' gumamnya sembari merebahkan badannya kembali.

_________

"So.." mulai Alice sambil mengunyah rotinya. Pie yang tadinya hanya menatap sarapannya itu mulai menatap Alice. "So?" timpalnya.

"Kau akan pergi kencan?" Lanjut Alice bertanya.

"Tidak."

"Lalu chat  itu?"

"Chat apa"

"Yang tadi subuh, kau baca kencang-kencang ada yang mengajakmu kencan."

"Aku tidak akan pergi." Jawab Pie dengan jelas.

"Akhirnya ada yang mengajakmu kencan dan kau tolak mentah-mentah seperti itu?"

Pie menatap Alice bosan, "Aku tak mau pergi." ia kembali mengunyah makanannya. "Kau mau kemana? Pagi-pagi kayak yang udah mau pesta." Tanya Pie balik.

"Oh iya dong, hari Minggu hari wajib berkencan, memangnya kakak." Goda Alice. "Oh ya, mama bilang tak akan pergi lama-lama, sehabis belanja langsung pulang." Lanjut Alice sambil beranjak dari kursinya.

"Alice, kalau ada cowok pake xmax biru datang, tolong bilang padanya aku tak ada di rumah." Pinta Pie sambil menarik-narik rok Alice.

"Loh katanya ga mau pergi?"

"Iya, aku tak mau pergi dengannya, masalahnya dia pasti datang kesini."

"Masalah? Masalahmu. Aku pergi sekarang." Alice menolak, namun Pie kembali menarik lengan adiknya.

"Tolonglah Alice, hanya sampe cowok itu datang. Aku hanya memintamu bilang padanya bahwa aku tak ada di rumah" Pie mulai memelas.

"Gaada! Aku udah telat nih, tuh liat dia sudah datang menjemput. Urus masalahmu sendiri ya kakakku sayang, dadaah.." Alice melambai pada orang yang menjemputnya. Ia pun langsung menyimpan piringnya, pergi menyambut kekasihnya itu dan meninggalkan Pie begitu saja. Tak ada rasa kasihan pada kakaknya. Ah, jangankan kasihan, peduli pun tidak.

Pie hanya menatap kepergian Alice, ia memang tak pernah mendengarkan kakaknya. Seketika Pie mundur dan kembali duduk di kursi, merebahkan tubuhnya.

"Ini minggu pagi, setidaknya aku harus menikmatinya."
Pie menutup matanya, merasakan udara segar yang ia hirup. Begitu nyamannya, tak terasa ia pun terlelap.

_________

Di padang rumput hijau yang dikelilingi bunga itu ia terbaring. Ia membuka matanya perlahan dan tersadar, ia tak sendiri. Senyum manis merekah dari wajahnya, ia membuat dirinya nyaman dan kembali ke genggaman sang pangeran di hadapannya.

"Pie, aku ingin mengatakan sesuatu." Sang pangeran tiba-tiba berbicara. Kembali ia menatapnya, tak satu kata pun terucap.

"Pie dengarkan aku" Ucapnya lagi. Pie hanya membalas sang pangeran dengan senyumannya, seakan tahu apa yang akan ia katakan.

"Pie..." Ucap Mario, namun bagaikan irama mengalun indah, Pie malah kembali memejamkan matanya.

"Pie aku serius." Ucapnya kali ini.

"Bisakah aku mendengarkanmu saat aku terpejam?" Pinta Pie singkat.

Mario hanya bisa tersenyum menatap wajah Pie yang berseri.

"Kau tau aku menyayangimu.." Mulainya, Pie mengangguk sambil tersenyum mendengar itu.

"Tapi..."

tapi?

Pie mengernyitkan dahi saat mario mengatakan itu, dan Pie merasakan sesuatu yang aneh. Hembusan nafas Mario begitu dekat. Seketika Pie membuka matanya, dan langsung terkaget melihat Mario, hampir tak ada jarak antara wajah mereka.

"Tapi apa?" Tanya pie.

"Tapi... Maafkan aku..." Ucap mario sembari mengelus wajah pie lembut, lalu terhenti di pipinya.

Mario mendekatkan wajahnya, pie memejamkan matanya.. Ia menunggu, dan terus menunggu dan terus menunggu dan..

DRRRRT DRRRRT

Ponsel Pie bergetar, tanda pesan masuk. Pie yang kaget langsung membulatkan matanya.

"Huh?" Tanpa pikir panjang Pie langsung meraih ponselnya.

"Kak, aku tak tau cowok yang dimaksud kakak. Tapi tadi orang pake motor xmax biru ke arah komplek rumah." Pie membaca pesan dari Alice.

"Apa?! Sial! Aku lupa tentang dia.." Pie merasa geram dan nafasnya mulai tak karuan.

"Aku sudah lega hari ini ibu dan adikku pergi, kenapa kau hancurkan pagiku.." lanjut Pie kesal dan melempar ponselnya ke sofa.

Ia beranjak dan mencoba mencari ide supaya ia bisa dapatkan harinya yang tenang kembali.

TIIIN

terlambat

"Pie~" Panggil lelaki itu dari motor besarnya. Pie menghela nafas sejenak dan melirik sinis padanya.

"Ohh, tatapan macam apa itu?" ucap Tao riang, mendatangi Pie

"Bukannya sudah ku bilang tak usah datang?" Pie menatap Tao makin sinis.

"Kau bahkan tak membalas pesanku" jawab Tao sambil tersenyum kecil.

"Kenapa tak kau artikan itu sebagai 'tidak' dariku?"

"Aku pikir kuotamu habis" tao mengelak.

"Kuotaku memang habis! Kau mengganggu pagiku." teriak Pie, Tao berlagak kaget dan memegang pundak Pie.

"Pie, rumahmu pakai wifi." Jawab Tao singkat.

Oops

"Hahaha tidak apa-apa. Apa kau punya rencana sebelum kita pergi nonton? Aku akan menemanimu kemana saja." Ucap Tao lagi begitu ringannya, mengabaikan ekspresi Pie yang mulai kebingungan di hadapannya.

"Uh.." Pie melepaskan tangan tao dari pundaknya perlahan.

"Taman kota baru selesai direnovasi, mau pergi kesana?"

"Aku tak mau pergi" Pie menundukan kepalanya. Tao menghela nafas mendengar jawaban Pie.

"Oh, taman bukan ide yang bagus? Hmm coba kupikirkan."

"Ti-tidak bisa.." Pie menoleh ke arah lain, berusaha tak menatap Tao.

"Kali ini ada apa?" Tao yang tahu jelas pie tak ingin pergi dengannya, ingin mendengarkan apa alasan yang akan Pie gunakan sekarang.

"Aku a-adaa.."

How Can I Love You [REWRITING]Where stories live. Discover now