Koleksi Kang Zusi
Pendekar 4 Alis
Buku 3
DUEL 2 JAGO PEDANG
Karya Khulung
Bab 1: Pesan Penting dari Orang Tak Dikenal
Musim gugur. Pohon maple di gunung telah berubah menjadi rimbunan
dedaunan berwarna merah, kilauan jalan raya sekarang telah ditutupi
oleh sebuah lapisan putih. Akhir musim gugur telah dekat.
Tanggal 13 September. Tepat sebelum fajar tiba. Li Yan Bei melangkah
keluar dari kantor nomor 12 dari ke-30 buah kantornya dan berjalan
dengan cepat menelusuri jalan raya yang masih tertutup kabut. Satu
kendi arak Bambu Hijau dan satu jam berjalan-jalan tampaknya tidak
memberikan efek yang melelahkan bagi dirinya.
Ia memiliki tinggi 2 m dengan bangun tubuh yang amat besar dan kuat
serta membayangkan tenaga yang luar biasa. Pada wajahnya yang
serius, beralis hitam, bermata tajam dan berhidung bengkok selalu
terlihat mimik muka yang seram, persis seperti seekor macan tutul yang baru melompat keluar dari
semak belukar.
Siapa pun, tidak perduli orangnya, akan merasa sedikit segan dan takut bila mereka kebetulan
bertemu dengannya, dan ia sendiri memang selalu bersikap garang.
Sejak 10 tahun yang lalu, ia telah menjadi salah satu orang yang paling berkuasa di kota kuno ini.
Segerombolan orang mengikutinya pada jarak kira-kira 5 m di belakangnya, tampaknya mereka
harus berlarian untuk bisa mengiringinya. Di dalam kelompok orang ini terdapat ketua dan
pegawai-pegawai dari 3 buah perusahaan ekspedisi terbesar di seluruh ibukota ini, serta ketua-ketua
organisasi bawah tanah dari kota-kota di luar ibukota, belum lagi bendahara-bendahara dan bos-bos
dari perusahaan-perusahaan bisnis yang paling sukses dan rentenir-rentenir di kota itu.
Di situ juga terdapat beberapa orang yang telah menetap di kota ini lebih dari 10 tahun yang lalu
tapi tidak ada orang yang tahu mengenai latar belakang mereka.
Mereka adalah orang-orang setengah umur yang kaya dan sukses, dan sebenarnya tidak seorang pun
dari mereka yang mau meninggalkan kehangatan rumah mereka untuk berkeliling di jalan raya yang
udaranya dingin menusuk tulang saat di pagi hari begini. Tapi mereka harus ikut berjalan-jalan
seperti ini setiap pagi.
Karena Li Yan Bei suka berjalan-jalan setiap pagi sebelum fajar selama paling sedikit satu jam.
Tempat ini memang boleh disebut sebagai kerajaannya. Selama berjalan-jalan, matanya akan selalu
tajam dan penilaiannya akan selalu akurat. Ia selalu suka kalau orang-orang kepercayaannya
mengikuti di belakangnya sehingga ia bisa memberikan instruksi pada mereka selama di perjalanan.
Di samping itu, hal ini telah menjadi kebiasaannya selama bertahun-tahun. Persis seperti sidang
pagi hari yang diadakan Kaisar, tidak perduli kau menyukainya atau tidak, kau tidak boleh