Barista Series; Bab 2A

19.7K 800 28
                                    

HOLAAAA... OLMAIPREEEENNN... read this first nggih!

akhirnya barista series ini lanjut juga. wekekekekekek...rencananya, eke bakalan aplot seminggu sekali. tapiii... eke punya game untuk bisa aplot cepet. tiap minggu rule-nya bakalan beda-beda terus. jadi jangan lupa baca 'read dis prest'-nya dulu yeee sebelum baca ceritanya.wakakakaakakak. selain itu, jangan lupa add fb eke yang baru buat semua inpoh soal cerita di page acariba ini. Barista series ini bakalan dibagi 2-3 kali tayang tiap bab-nya. karena barista series ini sebenernya cerpen yang saling berhubungan tiap bab-nya. jadi sebab bisa rada panjang halamannya. wakakakakkakak

jadiii... Rules kali ini kalau mau aplot cepet, di bab 2A ini kalau sampai ada 500 vote sebelum hari sabtu minggu depan ( 26 Oktober 2013), eke bakal aplot sebelum hari minggu, minggu depan.

jadiiii... selamat berjuang olmaipreeeeennn!!! jangan lupa baca precious lady juga ya tiap senin.

AIYOPYUUUU OLMAIPREEENNN!!!!

BAB 2-A

“Hai Papa!”

Itu bukan sapaan yang ramah. Sama sekali bukan! Dengan kedua alis yang hampir bertaut dan juga dahi yang berkerut di wajah cantiknya, itu menandakan bahwa gadis kecilku sedang sangat marah. Apalagi ditambah dengan sosok perempuan seksi yang menempel erat di tubuhku dan baru saja meninggalkan seberkas lipstik dari bibirnya yang seksi di sekitar mulut, pipi dan juga leherku.

“Senia, kamu sudah selesai?” tanyaku dan sekali lagi berusaha menyembunyikan rasa terkejutku.

“Hendrik, dia siapa?”

Sekali lagi itu bukan pertanyaan yang tepat di saat yang tidak tepat seperti ini. Pasti dia akan menjawab…

“Aku anaknya, Gatel!”

Itu kasar.

Dan itu bisa membahayakan diriku!

Tepat saja, sebuh tamparan dari si seksi langsung mampir ke pipiku setelahnya. Dengan segera dia melepaskan pelukannya di tubuhku dan meninggalkanku yang sudah ‘on fire’ ini sendiri. Sekali lagi malam ini aku kesepian.

Sial!

Aku menelan ludah dan menatap Senia yang masih terlihat marah di hadapanku. Apa belum cukup tamparan tadi untuk menebus dosaku? Kenapa dia masih terlihat marah?

“Sayang, kok cemberut?” tanyaku menggoda.

“Papa mau aku ngamuk terus teriak-teriak ke cewek gatel itu tadi?”

Itu ancaman!

Bahkan nenek-nenek aerobik juga tahu kalau itu sebuah ancaman dan anakku sedang sangat marah.

“Tadi temen lama Papa. Kami cuma kangen-kangenan aja kok!”

“Kangen-kangenan sampai bikin Papa berantakan ya?”

Aku tersadar dan segera membenahi penampilanku. Aku cuma memeluk Nia dan dia sudah membuka hampir seluruh kancing bajuku dan juga berhasil membuat sabukku hampir terlepas. Bagaimana bisa wanita itu melakukannya?

“Kayaknya dia kangen banget sama Papa,” sanggahku berusaha menghindar dari kemarahannya.

Tapi sepertinya itu adalah sanggahan yang salah, karena anak gadisku terlihat semakin marah. Senia menghentikan langkahnya kemudian menoleh tajam ke arahku.

“Papa selalu saja seenaknya! Sebentar lagi Tante Ira mau datang dan penampilan Papa kelihatan berantakan banget! Apa kata dia nanti? Gimana kalau dia menolak semua usulan kita?”

Barista seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang